Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Makan Bergizi Gratis

Akhirnya Terungkap Makanan yang Diduga jadi Penyebab Keracunan MBG di SDN 12 Benua Kayong Ketapang

Para korban mengalami berbagai gejala keracunan, mulai dari muntah, mual, sakit perut, hingga demam setelah menyantap hidangan makan siang.

Kolase Tribun Manado/Istimewa
KERACUNAN MBG - Akhirnya Terungkap Makanan yang Diduga jadi Penyebab Keracunan MBG di SDN 12 Benua Kayong Ketapang 

Dari jumlah itu, 22 pasien sudah pulih dan dipulangkan, sementara tiga masih dirawat karena demam, sakit perut, dan mual.

Sampel Ikan Hiu Goreng Dikirim ke BPOM Kalbar

Seluruh biaya perawatan ditanggung pemerintah daerah. 

Sampel makanan, termasuk ikan hiu goreng, sudah dikirim ke BPOM Kalbar untuk diuji laboratorium. 

“Hasilnya masih menunggu,” kata Feria.

Dapur Ditutup Sementara

Akibat kasus ini, dapur MBG Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mitra Mandiri 2 ditutup sementara. 

“Kami tutup SPPG untuk sementara waktu sampai investigasi selesai. Hari ini tidak ada distribusi MBG dari dapur tersebut,” kata Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi. 

Investigasi dilakukan Pemkab Ketapang bersama Polres, Dinkes, dan BPOM. 
Keputusan soal izin operasional dapur akan ditentukan setelah hasil pemeriksaan keluar.

Kepala Dapur Dinonaktifkan

Kepala Regional Makan Bergizi Gratis (MBG) Kalimantan Barat (Kalbar) Agus Kurniawi memastikan pihaknya telah menonaktifkan M Yoga sebagai kepala dapur, buntut kasus keracunan massal yang menimpa 20 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang. 

“Kami hentikan sementara operasional dapur tersebut, dan Kepala SPPG akan dirumahkan,” kata Agus saat dihubungi, Selasa (23/9/2025). 

Agus menjelaskan, menu yang disajikan pada hari kejadian meliputi nasi putih, ikan hiu filet saus tomat, tahu goreng, oseng kol dengan wortel, serta buah melon. 

Menu itu diduga menjadi penyebab sejumlah siswa muntah dan mengalami sesak napas. 

“Benar, keracunan ini disebabkan kelalaian Kepala SPPG yang memilih menu yang jarang dikonsumsi siswa,” ujar Agus.

Kronologi Keracunan Versi Kepala Sekolah

Kepala SDN 12 Benua Kayong, Dewi Hardina Febriani, mengungkapkan peristiwa bermula saat beberapa siswa mengeluh sakit perut dan muntah-muntah tak lama setelah makan siang. Jumlahnya terus bertambah hingga mencapai puluhan. 

“Awalnya hanya beberapa anak yang sakit perut lalu muntah. Tapi makin lama makin banyak. Puskesmas datang ke sekolah, kemudian anak-anak dirujuk ke RSUD Agoesdjam,” kata Dewi kepada wartawan. 

Belum diketahui makanan mana yang menjadi penyebab keracunan, namun hampir semua siswa yang menyantap hidangan tersebut mengalami gejala serupa. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved