Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Remaja Bunuh Pacar

Cemburu Buta, Seorang Remaja Nekat Cekik Kekasihnya hingga Tewas Gara-gara Foto dengan Pria Lain

Pelaku diketahui seorang remaja berinisial FF (16) ditangkap polisi setelah membunuh kekasihnya

Editor: Glendi Manengal
Meta AI
CEMBURU BERUJUNG PEMBUNUHAN - Foto ilustrasi buatan Meta AI, seorang remaja berinisial FF (16) ditangkap polisi setelah membunuh kekasihnya, seorang mahasiswi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) berinisial IM (23), di Ciracas, Jakarta Timur. Aksi nekat itu terjadi lantaran pelaku cemburu setelah melihat foto korban bersama pria lain. 

Kasus Alvi Maulana menjadi sorotan nasional setelah ia membunuh dan memutilasi kekasihnya, Tiara Angelina Saraswati, secara sadis di sebuah kamar kos di kawasan Lidah Wetan, Surabaya, pada 31 Agustus 2025 dini hari.

Kronologi Kejadian

Alvi dan Tiara telah menjalin hubungan selama lima tahun dan tinggal bersama tanpa ikatan pernikahan.

Pada malam kejadian, Alvi menusuk leher Tiara dengan pisau dapur setelah terjadi cekcok karena pintu kos dikunci dari dalam.

Setelah memastikan korban tewas, Alvi memutilasi jasad Tiara menjadi 554 potongan menggunakan pisau, gunting baja, dan palu.

Potongan tubuh dikemas dalam tas dan kantong plastik, lalu dibuang ke semak-semak di Pacet, Mojokerto. Polisi menyebut Alvi mengalami kondisi anomi, yaitu kehilangan norma sosial dan moral, yang mendorong tindakan dehumanisasi. P

emeriksaan dilakukan selama tiga hari karena keterangan Alvi sempat berubah-ubah. Ia sempat tertidur di tangga kos setelah melakukan mutilasi karena kelelahan.

Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Fauzy Pratama mengatakan kasus mutilasi Tiara memiliki keunikan tersendiri karena Alvi mengalami kondisi anomi sehingga tega melakukan dehumanisasi terhadap korban.

Pada umumnya kasus mutilasi, kata dia, pelaku didorong oleh rasa marah atau benci yang berlebihan kepada korban.

Namun pada kasus ini, motif yang melatarbelakangi tindakan Alvi berbeda. Sedangkan pada kasus ini, motif mendasarnya yang menjadi alasan pelaku (Alvi) melakukan perbuatan tersebut berbeda dengan kasus-kasus lainnya.

Dia menggunakan teori anomi Emile Durkheim yang dipelajarinya di University of Glasgow, Skotlandia. Anomi adalah keadaan tanpa norma, di mana aturan moral dan sosial yang biasanya mengikat individu menjadi lemah.

“Pada intinya, yang bisa saya sampaikan adalah bahwa terdapat perbedaan mendasar pada kasus mutilasi yang ini dengan kasus lainnya," kata Fauzy.

Setelah membunuh Tiara, Alvi mengalami tekanan psikologis sangat tinggi, syok, dan stres berat. Akhirnya tersangka melakukan dehumanisasi, sesuai konsep dehumanization dari Philip Zimbardo dan Herbert Kelman.

Sehingga secara sadar atau tidak sadar, pelaku menekan atau mungkin bahkan menghilangkan rasa kemanusiaan, nilai moral dan nilai agama yang ada pada dirinya.

“Sehingga pelaku tega memperlakukan korban dengan cara yang tidak manusiawi demi tujuan menghilangkan barang bukti," tambahnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved