Tribun Manado Travel
Daftar Lokasi Street Food Populer di Kota Manado Sulawesi Utara, Sebagian Besar Digawangi Kaum Muda
Street food jadi trend baru kuliner di tahun 2025. Jajanan ala street food bermunculan di mana-mana. Berikut tiga Street food populer di Manado
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID - Street food jadi trend baru kuliner di tahun 2025.
Jajanan ala street food bermunculan di mana-mana.
Tak hanya mengandalkan gayanya yang unik dan kasual, street food di Manado juga menarik hati karena menawarkan sunset dan imaji kota tua.
Dan yang luar biasa, sebagian besar street food ini digawangi kaum muda.
Berikut tiga Street food populer di Manado:
1. Sunbae
Berburu sunset ibaratnya mengejar kebahagiaan. Perlu diburu, dikejar agar dapat. Ia tak dapat datang sendiri.
Syukurlah memburu Sunset di Manado tak sulit.
Cukup datang saja ke Sunbae, kawasan wisata yang ada di kawasan Megamas, Kelurahan Wenang, Kecamatan Wenang, kota Manado, provinsi Sulut.
Sunset disini apik. Karena bisa dinikmati sambil duduk ngopi di tepi pantai.
Tribunmanado menyambangi Sunbae Selasa (9/9/2025) sore.
Itulah prime time di Sunbae. Saat mentari hendak tenggelam.
Pengunjung pun berebut menduduki kursi yang menghadap ke pantai.
Kebanyakan pengunjung berusia muda.
Mereka datang berombongan. Ada yang dari tempat kuliah atau sekolah.
Ada yang dari tempat kerja.
Mereka duduk lantas memesan kopi. Setelah itu menikmati sunset.
Sembari ngobrol. Kebanyakan ngobrol ringan sambil ketawa ketawa.
Namun ada pula yang obrolannya berat. Ada lagi yang gelar rapat kecil disana.
Tak semuanya kaum muda.Ada pula orang tua yang membawa anak anaknya.
2. Food Truck di Depan Eks Blue Banter
Food truck jadi tren kuliner di Kota Manado, Provinsi Sulut.
Mobil tua disulap jadi cafe dan parkir i tepi jalan untuk menjaring pengunjung.
Cara ini ternyata diminati.
Terutama oleh para anak muda.
Mereka menilai food truck asyik dan "sangat mereka".
Salah satu lokasi kuliner food truck yang baru muncul adalah di seputaran eks Blue Banter di Jalan Pierre Tendean Kelurahan Wenang Utara, Kecamatan Wenang, Manado, Sulut.
Di sana food truck parkir di tepi kawasan pedestrian.
Amatan tribunmanado.com, Rabu (10/9/2025) malam, suasana di sana cukup ramai.
Warga berdatangan dan menempati tempat duduk yang digelar di setengah kawasan pedestrian di sana.
Mereka memesan kopi dan menikmati suasana urban khas Manado, dengan deru kendaraan beserta hiruk pikuk masyarakat.
Yang datang bersama rekan ngobrol satu sama lain atau berdiskusi beratapkan langit dan disinari lampu lampu yang tertancap di kawasan itu.
Warga yang datang umumnya pekerja kantoran. Mereka memarkir kendaraan di jalan lantas gabung.
Ada pula pejalan kaki yang gabung.
Mereka datang karena "tak tahan" dengan godaan Food Truck tersebut.
3 Kuliner di Pecinan
Kawasan "kota tua" di kampung Cina di Kelurahan Calaca, Kecamatan Wenang, kota Manado, provinsi Sulawesi Utara (Sulut), bangkit lagi.
Hadirnya street food mengusir sepi di sana, membuat malam - malam menjadi bercahaya.
Tribunmanado.com pesiar ke kawasan itu pada Jumat (12/9/2025) malam.
Jarum jam menunjukkan pukul 23.00 Wita.
Biasanya di jam segitu, kawasan itu bak kota mati.
Tapi kini berbeda. Sangat ramai.
Di perempatan depan Klenteng Ban Hin Kiong, aneka street food berjajar.
Dari food truck, sepeda motor listrik penjual kopi hingga kios.
Kursi digelar di trotoar. Warga datang, umumnya berombongan. Mereka memesan kopi dan makanan lainnya lantas ngobrol.
Ada pula yang datang sendiri, pesan kopi, menikmatinya sendirian sambil berefleksi.
Vibesnya memang meriah, romantis, juga penuh inspirasi.
Beberapa abad yang lampau kawasan tersebut jadi salah pusat kota Manado.
Belanda masih bercokol dan berdirilah kampung Cina.
Penghuninya rajin berdagang hingga menjadi penguasa ekonomi.
Kawasan itulah saksinya.
Hingga tahun 80 dan 90 an, pusat ekonomi ada di kawasan itu.
Suasana berubah pada 2000 an. Saat itu pusat ekonomi kota bergeser ke kawasan jalan Pierre Tendean dan jalan Samrat.
Lokasi itu pun sepi. Tinggal bangunan-bangunan tuanya yang tersisa.
Di tahun 2017 an, kawasan tersebut bangkit lagi dengan hadirnya lokasi kuliner Koenya Koenya.
Lokasi itu booming. Banyak warga yang menghabiskan malam di sana.
Tak ketinggalan turis Tiongkok dan turis nusantara.
Sayang seiring waktu tempat itu melemah dan benar-benar tamat saat Covid 19.
Luis salah satu warga mengaku senang nongkrong di tempat itu.
"Saya datang dengan teman teman, suasananya seru," kata dia.
Ungkap dia, sesungguhnya banyak lokasi demikian di Manado.
Namun yang di kampung Cina terasa berbeda.
"Namun ini terasa seperti duduk ngopi di kota tua dengan sejarah panjangnya," kata dia.
Hal senada dikatakan Angky.
Menurut dia, ngopi di tempat itu kala malam hari benar benar berbeda.
"Suasananya ramai dan juga entah bagaimana terasa tenang," katanya.
Hanya ia mengusulkan agat tempat itu lebih di tata lagi agar semakin menarik. (Art)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Street Food Flamboyan Sario Manado Mulai Sepi Pengunjung, Ternyata Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Up Coffee, Food Truck Dengan Mobil Antik yang Dikawal Anak Kuliahan di Sun Bae Manado |
![]() |
---|
Selevel Resto and Cafe Kotamobagu, Tempat Makan Enak dan Instagramable |
![]() |
---|
Objek Wisata Manado Bay Kian Gacor, Ada Kapal Pinisi Hingga Lokasi Intim Dengan Laut |
![]() |
---|
Lihat Gunung Klabat dan Manado Tua, Keindahan yang Tak Pudar dari Jembatan Soekarno |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.