Amalan Islam
Bacaan Doa Ketika Masalah Kian Berat, Simak Juga Kisah Nabi Musa Selamatkan Bani Israil
Nabi Musa AS dikenal sebagai salah satu dari 5 Rasul Ulul Azmi. Yakni Rasul Allah yang mempunyai keteguhan yang luar biasa
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada banyak kisah dari para nabi dan orang-orang saleh terdahulu yang diabadikan Allah SWT dalam Al Quran.
Kisah-kisah mereka menjadi pelajaran bagi umat Muslim dari generasi ke generasi.
Bagaimana keteguhan mereka dalam iman dan taqwa, serta kegigihan mereka mempertahankan kebenaran.
Salah satu dari kisah-kisah itu adalah kisan Nabi Musa AS saat menyelamatkan Bani Israil.
Dalam kisah ini disertai juga dengan bacaan doa Islam yang diamalkan saat melintasi lautan.
Diketahui, Nabi Musa AS dikenal sebagai salah satu dari 5 Rasul Ulul Azmi.
Yakni Rasul Allah yang mempunyai keteguhan yang luar biasa dalam mengamalkan dan menyampaikan kebenaran.
Dalam Al-Quran Nabi Musa dikisahkan sebagai Nabi yang diutus untuk menyelamatkan Kaum Bani Israil dari kedzaliman Firaun.
Nabi Musa juga memiliki pukulan yang kuat.
Sehingga dikisahkan pernah ada dua orang yang bertengkar, yang satu Bani Israil satunya lagi orang Mesir.
Dalam perkelahian tersebut, orang Bani Israil terpojok.
Melihat itu Musa pun berusaha memisahkan mereka berdua, dan lalu menonjok orang Mesir.
Tak disangka, tinju Musa membuat orang Mesir langsung meninggal dunia.
Singkat cerita, kezaliman Firaun semakin menjadi-jadi terhadap Bani Israil.
Musa pun memimpin mereka untuk meninggalkan Mesir.
Firaun dan seluruh bala tentaranya mengejar Musa dan Bani Israil.
Tiba-tiba pelarian Bani Israil terhenti karena tidak ada lagi jalan.
Yang ada di depan mereka hanya ada hamparan lautan.
Di ujung tawakalnya Musa lantas memasrahkan diri kepada Allah.
Lalu turunlah perintah agar Musa memukulkan tongkatnya.
Dari pukulan tongkat tersebut membuat lautan terbelah dan menjadi jalan.
Kaum Bani Israil pun berlarian menyusuri jalan yang kiri kanannya adalah lautan.
Adapun doa yang dibacakan Nabi Musa saat melintasi lautan itu adalah doa yang dianjurkan oleh Rasulullah.
Doa ini bisa anda panjatkan ketika kehidupan anda terjepit masalah besar.
Rasulullah ﷺ pernah mengungkapkan doa itu melalui hadits yang diriwayatkan oleh A’masy dari Syaqiq dari Abdullah bin Mas’ud. Kata Rasulullah:
أَلَا أُعَلِّمُكَ الْكَلِمَاتِ الَّتِي تَكَلَّمَ بِهَا مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ حِينَ جَاوَزَ الْبَحْرَ بِبَنِي إِسْرَائِيلَ؟ فَقُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: قُولُوا: اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ وَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى، وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ.
Artinya: “Maukah kamu kuajari tentang kaliamt-kalimat yang dibaca oleh Musa ﷺ ketika ia melintasi lautan bersama Bani Israil?” Kami menjawab, tentu, ya Rasulallah.” Kemudian Rasul menjawab,
“Bacalah allâhumma lakal hamdu wailaikal musytaka, wa antal musta’ân, wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil adzîmi” (ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, hanya kepada-Mu Dzat yang dimintai pertolongan.
Tidak ada kekuatan untuk menjalankan sebuah ketaatan dan menghindari kemaksiatan kecuali pertolongan Allah yang maha Agung).
Adab dalam Berdoa
10 adab berdoa sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin (Beirut, Daru Ibn Hazm: 2005), juz I, halaman 361-364.
Dilansir dari Kemenag, berikut ini adalah 10 adab berdoa yang dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali:
1. Berdoa di Waktu Mulia
Agar doa bisa dikabulkan hendaknya seorang muslim berdoa di waktu mulia yang dinilai mustajab.
Dari sekian banyak waktu, ada sejumlah waktu yang dinilai mustajab, di antaranya adalah hari Arafah dan bulan Ramadan untuk tahunan, hari Jum'at untuk mingguan, dan waktu sahur untuk harian.
Rasulullah bersabda:
يَنْزِلُ اللَّهُ تَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْأَخِيرِ، فَيَقُولُ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
Artinya: “Allah Swt turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku beri. Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni.” (HR. Bukhari Muslim)
2. Menghadap Kiblat
Saat seorang muslim sedang berdoa hendaknya sambil menghadap kiblat, mengangkat kedua tangannya, dan menundukkan pandangannya.
Setelah selesai memanjatkan doa kemudian dilanjutkan dengan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللّٰهِ ﷺ إِذَا مَدَّ يَدَيْهِ فِي الدُّعَاءِ لَمْ يَرُدَّهُمَا حَتَّى يَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ
Artinya: “Apabila Rasulullah mengangkat kedua tangannya dalam doa, beliau tidak menurunkannya hingga mengusap wajahnya dengan keduanya.” (HR. Muslim)
3. Bersuara Lirih
Saat seorang muslim sedang berdoa hendaknya bisa mengatur volume dengan tidak mengeraskan suaranya, melainkan melakukannya dengan penuh kelembutan, ketundukan, dan kerendahan hati.
Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam Surat Al-A’raf ayat 55:
ٱدْعُوا۟ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًۭا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُعْتَدِينَ
Artinya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
4. Berdoa dalam Kondisi Istimewa
Seorang muslim juga bisa berdoa pada kondisi-kondisi tertentu yang dinilai istimewa dan juga mustajab, misalnya saat turun hujan, saat berpuasa, setelah shalat lima waktu, serta waktu di antara azan dan iqamat.
Rasulullah bersabda:
الدُّعَاءُ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ لَا يُرَدُّ
Artinya: “Doa antara azan dan iqamat tidak akan ditolak.” (HR. at-Tirmidzi)
5. Membaca Hamdalah dan Shalawat
Berdoa kepada Allah hendaknya tidak langsung masuk pada inti permohonan, melainkan diawali dengan memuji kepada Allah atau membaca hamdalah yang disertai dengan membaca shalawat Nabi.
Salamah bin Al-Akwa berkata:
مَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللّٰهِ ﷺ يَسْتَفْتِحُ الدُّعَاءَ إِلَّا اسْتَفْتَحَهُ بِقَوْلِ: سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَلِيِّ الْأَعْلَى الْوَهَّابِ
Artinya: "Aku tidak pernah mendengar Rasulullah membuka doa kecuali beliau memulainya dengan ucapan: ‘Subhana rabbiyal ‘aliyyil a‘lal Wahhab (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi lagi Maha Pemberi)." (HR. Ahmad)
6. Hati yang Khusyu
Berdoa merupakan peristiwa sakral sehingga dalam praktiknya perlu diiringi dengan sikap rendah hati, khusyuk, serta penuh harap dan takut kepada Allah.
Rasulullah bersabda:
إِذَا أَحَبَّ اللّٰهُ عَبْدًا ابْتَلَاهُ حَتَّى يَسْمَعَ تَضَرُّعَهُ
Artinya: “Apabila Allah mencintai seorang hamba, Dia akan mengujinya hingga Dia mendengar doa permohonannya dengan penuh kerendahan.” (HR. Ad-Dailami)
7. Yakin Dikabulkan Allah
Saat memanjatkan doa kepada Allah, seorang muslim hendaknya meyakini bahwa Allah Maha Kuasa sehingga Dia akan mengabulkan setiap doa hamba-Nya.
Di sisi lain, keyakinan ini akan menjadi energi positif yang akan membantu terwujudnya harapan.
Rasulullah bersabda:
ادْعُوا اللّٰهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللّٰهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ
Artinya: “Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah Azza wa Jalla tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai." (HR. at-Tirmidzi)
8. Menghindari Sajak
Seorang muslim hendaknya tidak memaksakan diri membuat sajak atau rangkaian kata yang berlebihan saat memanjatkan doa kepada Allah.
Pasalnya, jika doa dipaksakan dalam bentuk sajak, dikhawatirkan akan mengurangi sikap rendah hati dan ketundukan.
Rasulullah bersabda:
سَيَكُونُ قَوْمٌ يَعْتَدُونَ فِي الدُّعَاءِ
Artinya: “Akan ada kaum yang melampaui batas dalam berdoa.” (HR. Abu Dawud)
9. Serius dan Penuh Kesungguhan
Dalam berdoa hendaknya seorang muslim menunjukkan keseriusan dan kesungguhannya serta tidak tergesa-gesa menuntut jawaban.
Di antara ciri yang menunjukkan sikap demikian adalah dengan mengulangi doanya minimal 3 kali. Rasulullah bersabda:
يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ، فَيَقُولَ: قَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي. فَإِذَا دَعَوْتَ فَاسْأَلِ اللّٰهَ كَثِيرًا، فَإِنَّكَ تَدْعُو كَرِيمًا
Artinya: "Doa seseorang akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa dengan berkata: ‘Aku telah berdoa, tetapi belum juga dikabulkan.’ Maka apabila engkau berdoa, mintalah kepada Allah dengan banyak, karena sesungguhnya engkau memohon kepada Dzat Yang Maha Pemurah.” (HR. Bukhari Muslim)
10. Tobat dan Ikhlas
Menurut Al-Ghazali, adab yang kesepuluh ini merupakan adab batin yang menjadi pokok agar terkabulnya doa, yaitu bertaubat, mengembalikan hak orang lain yang terzalimi, dan menghadapkan hati sepenuhnya kepada Allah Swt.
Inilah sebab yang paling dekat bagi terkabulnya doa.
Dikisahkan Al-Ghazali, di zaman Nabi Musa terjadi kemarau yang cukup panjang. Nabi Musa bersama Bani Israil kemudian memohon kepada Allah agar segera turun hujan.
Walaupun sudah menggelar doa bersama namun ternyata belum juga dikabulkan.
Nabi Musa kemudian mendapatkan wahyu bahwa di antara Bani Israel tersebut ada sejumlah orang yang telah melakukan dosa.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Baca juga: Update Kasus Wanita Hamil Tewas di Hotel Palembang, Pria yang Check-In Bareng Anti Masih Misterius
| Amalan Islam, Bacaan Doa Agar Anda Dijauhkan dari Orang Jahat: Dia Menjadikan Mereka Seperti Daun |
|
|---|
| Bacaan Doa Agar Terhindar dari Malas dan Kikir, Amalan Sahabat Nabi Muhammad |
|
|---|
| Jangan Putus Asa Ketika Hidup Anda Terasa Sempit dan Sulit, Ada Allah, Bacalah Doa Ini |
|
|---|
| Amalan Islam, Bacaan Doa Memohon Agar Rajin Salat |
|
|---|
| Amalan Islam, Bacaan Doa Memohon Ampunan Umat Muslim di Seluruh Dunia: Engkau Maha Mendengar |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.