Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Mazmur 144:3-4, Kasih Sang Penjunan Tiada Batas

Tetapi, segala kemegahan dan kemasyuran yang digapai Daud itu tidak membuat dia lupa diri, apalagi meninggalkan Tuhan.

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
Meta AI
ALKITAB: Gambar ilustrasi Alkitab 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Renungan harian Kristen kali ini berjudul kasih Sang Penjunan tiada batas.

Bacaan Alkitab diambil dalam Mazmur 144:3-4.

Daud adalah raja termasyur sepanjang sejarah Israel.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Lukas 21:1-4, Mempersembahkan yang Terbaik

Dia sangat terkenal dan disegani.

Dia terkenal bukan hanya di zamannya, tapi hingga saat ini.

Bahkan ke depannya lagi, orang masih akan mengenal tentang kehebatan dan ketenaran raja Daud.

Daud adalah salah satu tokoh sentral dalam sejarah keagamaan, dihormati sebagai seorang nabi dan raja yang saleh dalam tradisi Islam, Kristen, dan Yahudi. 

Namanya harum di segala masa dan zaman serta di semua peradaban dunia ini.

Alkitab dan sejarah mencatat tentang kepahlawanan dan kejayaannya yang menguasai bukan hanya bangsa Israel saja, tapi sampai dengan segala bangsa yang sempat ditaklukkannya bersama bangsa Israel.

Tetapi, segala kemegahan dan kemasyuran yang digapai Daud itu tidak membuat dia lupa diri, apalagi meninggalkan Tuhan.

Sebab Dia tahu siapa dirinya.

Bahwa segala yang dia capai dan nikmati itu bukan karena hebatnya dia, bukan karena dukungan sahabat-sahabatnya, atau manusia manapun, tetapi hanya karena anugerah Tuhan semata.

Malah Daud merasa dia tidak layak menerima semua kebaikan Tuhan yang begitu dahsyat dan ajaib itu.

Kasih Allah terlalu sempurna dalam hidupnya.

Jika dia menengok ke belakang, melihat latar belakang dirinya, sesungguhnya dia tidak bisa apapun. 

Dia terlalu hina untuk menikmati kasih karunia Allah yang sempurna dalam hidupnya.

Sesungguhnya, segala sesuatu terjadi hanya karena kasih dan pertolongan serta kesetiaan-Nya kepada umat manusia.

Dalam kerendahan hatinya, Daud mengungkapkan bahwa Allah yang adalah Sang Penjunan berkenan merendah, mengulurkan tangan mengasihani manusia.

Padahal, manusia ini hanya ciptaan, buatan tangan Dia sebagai Sang Penjunan.

Manusia sesungguhnya tidak berdaya.

Ditinggal Tuhan, pasti lenyap dan binasa.

Tanpa pertolongan dan belas kasihan Tuhan, tak akan pernah ada, dan berlalu tanpa kesan ataupun bekas.

Manusia hanya seperti bayang-bayang yang lewat saja. Juga hanya seperti angin, datang dan pergi, kemudian hilang tanpa sisa.

Allah terlalu maha kuasa, terlalu mulia, terlalu tinggi, sedangkan manusia hina, lemah tak berdaya.

Tak mampu melakukan apapun sendirian.

Tetapi penyertaan, kasih setia sempurna atas manusia. 

Diperhatikannya, dipelihara, diberi nafas kehidupan, diberi oksigen, diberi waktu dan kesempatan untuk hidup, dipelihara dan menikmati segalanya.

Bahkan diistimewakan oleh Tuhan.

Apakah sebenarnya manusia dibandingkan Tuhan?

Manusia hanya seperti debu saja.

Tetapi, Allah sungguh menyayangi kita.

Dia memerhatikan, peduli dan memperhitungkan kehidupan umat buatan tangan-Nya.

Sungguh tak terkira kasih Tuhan bagi manusia.

 Sangat sempurna. Segalanya diberikan-Nya untuk kebaikan manusia.

Bahkan bumi, alam semesta ini diciptakan untuk dijadikan milik kepunyaan dan ada dalam kekuasaan manusia.

Apa lagi yang Tuhan tidak berikan kepada kita buatan tangan-Nya?

Sang Penjunan, Sang Pencipta, Sang Pemilik kehidupan kita, justeru menaruh kasih yang tak terbatas dan sempurna untuk kita.

Sungguh, heran, dahsyat dan ajaib Dia. Bahkan kitapun diciptakan-Nya segambar dengan Dia.

Sungguh sangat diistimewakan-Nya hidup kita di antara segala yang Dia ciptakan.

Inilah yang membuat raja Daud takjub.

Sungguh dia terheran-heran, bangga dan menaruh rasa hormat kepada Tuhan.

Daud merasakan betapa sempurnanya kasih Allah bagi dia, baik sebagai pribadi dan raja, maupun keluarga dan keturunannya, serta bangsa Israel.  

Kesempurnaan kuasa kasih Allah itu, tak terbatas kepada umat pilihan-Nya (Israel) saja.

Tapi semua orang menikmati nafas yang sama, hujan, panas dan bumi yang sama, sebagai anugerah terindah dalam hidup jasmaninya.

Itulah yang membuat Daud kagum, takjub, hormat, dan terus mengagungkan nama-Nya.

Sebab, itu semua terjadi dan dilakukan dalam hidupnya.

Sungguh Allah, heran, dahsyat dan ajaib dalam segala rancangan dan perbuatan-Nya bagi seluruh umat manusia.

Demikian firman Tuhan hari ini.

"Ya TUHAN, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya? 

Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat." (ay 3-4)

Sahabat Kristus, siapakah kita? Sesungguhnya kita tak bisa apapun bahkan tidak ada, tanpa Tuhan.

Tetapi, kita yang hina ini, dikasihi-Nya secara heran, dahsyat, dan luar biasa ajaib.

Segalanya Dia karuniakan bagi kita.

Kasih-Nya sempurna untuk kita. Karena itu jangan lupa diri. Tahu dirilah di hadapan-Nya.

Responslah segala kasih karunia Allah yang tak terhingga dan tiada berkesudahan itu dengan hidup memuliakan Dia dan menyenangkan hati-Nya.

Yakni hidup yang baik, benar dan adil, serta setia dan taat melakukan segala hukum dan firman-Nya.

Itulah yang berkenan pada-Nya. Terpujilah nama Tuhan kekal selamanya. Amin

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved