Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Upus Ni Mama, Renungan W/KI GMIM 14-20 September 2025, Matius 25:31-46, Orang Benar Akan Hidup Kekal

Upus Ni Mama, renungan Wanita Kaum Ibu (W/KI) GMIM, renungan dalam sepekan 14 - 20 September 2025.

Editor: Chintya Rantung
Chintya Rantung/Tribun Manado
UPUS NI MAMA - Renungan Wanita Kaum Ibu (W/KI) GMIM, renungan dalam sepekan 14 - 20 September 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Matius 25:31-46. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Upus Ni Mama, renungan Wanita Kaum Ibu (W/KI) GMIM, renungan dalam sepekan 14 - 20 September 2025.

Pembacaan alkitab terdapat pada Matius 25:31-46.

Tema perenungan adalah Orang Benar Akan Masuk ke dalam Hidup yang Kekal.

Khotbah:

Wanita/ Kaum Ibu yang dikasihi dan diberkati Tuhan Jika kepada kita ditanyakan, apakah kita masih 
 percaya ada sorga dan neraka?

Masihkah kita yakin bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali dan akan ada kebangkitan, penghakiman dan kehidupan kekal? 

Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak orang mulai tidak percaya akan adanya sorga dan neraka.

Mereka menyampaikan pemikiran mereka melalui Fb, Instagram, tweeter, Youtobe dan media lainnya tentang pemahaman mereka yang tidak meyakini penghakiman oleh Tuhan Yesus dengan kedatangan-Nya kembali. 

Hal itu membuat mereka hidup sesuka hati, tidak lagi berjalan pada koridor kehendak Firman Tuhan, banyak menyimpang dari peraturan Tuhan dengan hidup sesuka hati mencari kesenangan dan kepuasan nafsu duniawi. 

Bagaimana dengan kita sebagai Wanita/ Kaum Ibu? Semoga kita tetap berpegang kepada kebenaran Firman 
dengan tetap mengimani bahwa suatu saat nanti janji Tuhan Yesus bahwa Ia akan datang kembali untuk 
menghakimi orang yang hidup dan yang mati akan digenapi karena Tuhan tidak pernah ingkari janji-Nya.

Dengan keyakinan itu akan membuat orang percaya tetap hidup taat dan setia. 

Teks ini merupalcan bagian dari Injil Matius mengenai khotbah tentang akhir zaman yakni pasal 24 dan 25. 

Bacaan kita saat ini mengisahkan perumpamaan tentang kehidupan kekal bersama-Nya. Di teks ini hal Kerajaan 
Sorga diumpamakan sepuluh gadis, lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana.

Mereka memiliki satu tujuan yaitu menanti datangnya sang mempelai, memiliki pelita tetapi perbedaannya terletak pada persediaan minyak untuk pelita.

Gadis yang bijaksana menyiapkan cadangan minyak yang diisi di buli-buli supaya kalaupun harus menungguh lama pelita mereka tidak akan padam.

Beda dengan gadis yang bodoh yang hanya memiliki pelita tetapi tidak memiliki persediaan minyak sehingga disaat 
minyak mereka menipis sehingga pelita hampir padam barulah mereka berusaha mencari tambahan minyak. 

Ketika mempelai sudah tiba, gadis-gadis yang bodoh masih mencari minyak untuk pelita mereka sehingga mereka tidak dapat masuk ke tempat perjamuan kawin. 

Yang dapat masuk adalah gadis-gadis yang bijaksana yang tetap setia dan berjaga-jaga dengan menyiapkan minyak dalam buli-buli.

Ketika gadis-gadis bodoh datang didapati pintu tempat perjamuan kawin sudah tertutup, mereka memanggil-manggil tetapi sang mempelai berkata "sesungguhnya aku tidak mengenal kamu"

Wanita/ Kaum Ibu yang dikasihi dan diberkati Tuhan 

Ada lagu yang mengisahkan tentang perumpamaan ini " Tak lama Tuhan datanglah bersiap dirimu Reff Hendaklah engkau jaga-jagalah, sedia lampu dengan minyaknya karena dengan sekejap kedengaranlah gegap, 
mempelai laki-laki datanglah" Mempelai laki-laki yang ditunggu kedatangannya menunjuk kepada kedatangan Tuhan Yesus yang tidak tahu persis kapan datangnya.

Gadis-gadis yang bijaksana menunjuk pada orang percaya yang setia, berjaga-jaga dalam iman, tetap melakukan kehendak Tuhan, mempersiapkan kehidupan beriman menanti kapanpun kedatangan Tuhan.

Berbeda dengan gadis-gadis yang bodoh menanti kedatangan Tuhan dengan tidak mempersiapkan  segala  sesuatu.

Menggambarkan ketidaktaatan dan ketidaksetiaan. Sebagai Wanita/ Kaum Ibu kristen kita memiliki tanggungjawab besar untuk mempersipakjan diri kita dan keluarga kita agar mendapat bagian dalam kehidupan bersama Tuhan Yesus di sorga yang kekal.

Sayangnya ada yang tujuan hidup di dunia ini hanya memikirkan hal-hal duniawi yang bersifat sementara lalu mengabaikan hal-hal rohani yang bersifat kekal. Tidak peduli untuk hidup dalam kebenaran. 

Karena itu kita diingatkan agar terus menyalakan pelita dengan mempersiapkan minyak agar dapat menjaga nyala pelita tidak akan padam.

Ini gambaran kehidupan yang terus menjadi berkat. Hidup dalam ketaatan dan kestiaan kepada Tuhan.

Berjaga-jaga dalam iman dan pengharapan akan kedatangan Tuhan dengan kehidupan yang berkenan kepada-Nya.

Jangan menyia-nyiakan hidup ini, bergaya hidup yang kelihatan wah, mewah, kaya, membuat terpesona bahkan iri orang 
lain melihat kita padahal semuanya semu karena dibalik semua itu kita memiliki ketidaktenanganan, kelihatan sukses padahal hidup susah. 

Hati yang  hampa, Membohongi public hanya untuk kesenangan sesaat akhirnya hancur. Banyak Wanita/ Kaum Ibu yang 
memiliki suami masih menggodai suami orang lain hanya untuk mendapatakan fasilitas ini dan itu, akhirnya keluarga dikorbankan.

Pelita kehidupan dibiarkan padam, hidup dalam kegelapan dosa. Tidak lagi peduli bahwa semuanya akan dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan. 

Tetapi puji syukur karena masih lebih banyak wanita kaum ibu yang tetap berusaha menyalakan pelita dengan 
sudah kehidupan yang berkenan  kepada  Tuhan.

Rela mengorbankan keingainan diri, untuk menjadi berkat bagi rumahtangganya. Salut untuk Wanita/ Kaum Ibu yang 
 terus setia memerankan kehidupan sebagai istri dan mama  yang takut akan Tuhan sehingga kehadirannya di keluarga 
 mendatangkan sukacita dan berkat. 

 Jadilah istri dan mama yang bijaksana yang tetap bertekun dalam Tuhan dan mempersipakna segala sesuatu dengan 
 baik, bertanggungjawa, hidup dalam kebenaran sehingga keluarga selalu bersyukur diberikan istri dan mama seperti 
 kita.

Nyalakan pelita rohani kita, jangan padamkan kesaksian hidup kita sebagai orang percaya dan terus setia menanti Tuhan datang dengan setia beribadah, giat baca

Firman, tekun berdoa dan selalu rajin bekerja sehingga keluarga kita bahagia dan sejahtra didalam berkat Tuhan 
 Amin.

Pertanyaan Untuk Diskusi 

1. Mengapa gadis yang  membawa peliuta dan minyak disebut biajkasana dan yang hanya 
 membawa pelita disebut gadis yang bodoh ? 

2. Apa makna perumpamaan di atas dalam hidup kita sebagai waniuta kaum ibu ? 

3. Apa yang harus kita persipakan dalam menanti kedatangan Tuhan kembali ?

Sumber: Komisi W/KI Sinode GMIM edisi Agustus - September 2025

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved