Tonal

Sosok Denna Yanis, Ketua BEM FIB Unsrat yang Peduli tentang Kearifan Budaya Lokal Sulawesi Utara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MAHASISWI - Denna Villa Putri Yanis. Ketua BEM FIB Unsrat. Suarakan kepedulian akan kearifan budaya lokal Sulawesi Utara. Ia menegaskan bahwa budaya lokal tidak boleh hilang meski arus modernisasi terus masuk.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ketua BEM Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado periode 2024/2025, Denna Villa Putri Yanis, menegaskan bahwa budaya lokal tidak boleh hilang meski arus modernisasi terus masuk.

Menurut mahasiswi kelahiran 11 Desember 2002 ini, Sulawesi Utara (Sulut) memiliki kekayaan budaya lokal yang luar biasa.

Mulai dari Minahasa hingga daerah kepulauan. 

Semua itu, katanya, merupakan identitas penting yang harus tetap dijaga oleh generasi muda.

“Budaya adalah jati diri. Lewat budaya kita bisa tahu asal-usul daerah terbentuk. Ada banyak hal yang bisa dipelajari, seperti bahasa lokal, tradisi, pakaian adat, dan nilai-nilai kehidupan,” ujar Denna saat diwawancara di Area Fakultas Ilmu Budaya Unsrat, Jalan Kampus Barat, Kelurahan Bahu, Kecamatan Malalayang, Kota Manado (Rabu 20/8/2025) siang.

Cewek yang hobi membaca dan story telling ini mengingatkan, derasnya pengaruh budaya luar bisa membuat generasi muda melupakan identitas mereka sendiri. 

Karena itu, Denna menekankan perlunya perjuangan untuk menjaga dan melestarikan budaya daerah.

“Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi? Jangan sampai budaya hanya jadi cerita tanpa diwariskan,” katanya.

MAHASISWI - Denna Villa Putri Yanis. Ketua BEM FIB Unsrat. Suarakan kepedulian akan kearifan budaya lokal Sulawesi Utara. Ia menegaskan bahwa budaya lokal tidak boleh hilang meski arus modernisasi terus masuk.

Selama menjabat, Denna juga mendorong mahasiswa di Fakultas Ilmu Budaya untuk mengenakan busana adat dan kebaya di hari tertentu. 

Langkah ini, menurutnya, menjadi cara sederhana namun efektif untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan budaya.

“Dari lingkungan kecil kita bisa mulai. Itulah cara menjaga agar budaya tetap hidup di tengah gempuran zaman,” tegasnya.

Sekilas Tentang Fakultas Ilmu Budaya Unsrat

Fakultas Ilmu Budaya dibuka di Universitas Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara.

Gedung FIB terletak di Kelurahan Bahu, kawasan Kampus Unsrat, Kecamatan Malalayang, Kota Manado.

FIB Unsrat menawarkan berbagai program studi yang berfokus pada bahasa, sastra, dan sejarah

Visi FIB menjadi fakultas unggul dan terdepan dalam layanan tridharma berbasis budaya dalam menuju persaingan global. 

FIB Unsrat memiliki empat program studi, yaitu Sastra Indonesia, Sastra Inggris, Sastra Jerman dan Ilmu Sejarah. 

Sekilas Tentang Budaya Lokal Sulawesi Utara

Sulawesi Utara memiliki kekayaan budaya yang beragam, tercermin dalam berbagai upacara adat, kesenian dan tradisi.

Beberapa yang terkenal antara lain upacara Tulude, Maengket, dan Tari Cakalele serta musik bambu dan Kolintang.

Selain itu, ada juga upacara adat seperti Mekiwuka, Menondong Lapasi dan Toki Pintu serta berbagai tradisi seperti Mapalus dan Batifar. 

Upacara adat seperti Tulude, tentang perayaan tahun baru suku bangsa Sangihe yang dirayakan pada akhir Januari, sebagai ungkapan syukur dan permohonan berkat. 

Kemudian upacara adat Toki Pintu yang menandai pembukaan pintu gerbang pernikahan, sebagai simbol dimulainya kehidupan baru bagi pasangan. 

Di sektor tarian tradisional ada tari maengket. Tari ini menggambarkan kehidupan petani Minahasa, biasanya ditampilkan dalam penyambutan tamu.

Ada juga tari Cakalele, tarian perang tradisional yang menggambarkan semangat kepahlawanan dan keberanian. 

Tradisi mapalus juga sangat kental hingga saat ini di Sulut, khususnya di Minahasa.

Mapalus adalah sistem gotong royong dalam masyarakat Minahasa, di mana segala sesuatu dikerjakan bersama-sama. 

Kemudian tradisi Batifar. Kebiasaan menyadap air nira dari pohon enau atau aren (di Sulut dikenal dengan nama seho) yang dilakukan oleh laki-laki dewasa. 
Dalam bidang kesenian, yaitu musik Bambu dan Bia serta alat musik Kolintang.

MAIN KOLINTANG - Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Yulius Selvanus menggunakan pakaian adat Minahasa memainkan kolintang dan memabwa banyak lagu saat Silahturahmi Persatuan Kolintang Nasional (Pinkan), di Wisma Negara Bumi Beringin Manado. Alat musik Kolintang menjadi salah satu warisan budaya lokal di Sulut. (Dok.Ramoy Markus Luntungan.)

Musik tradisional yang menggunakan alat musik dari bambu, dimainkan oleh kelompok besar. 

Sementara musik Bia, dimainkan dengan menggunakan kerang besar (bia) sebagai alat musik tiup dan menghasilkan bunyi yang unik. 

Ada juga alat musik populer, Kolintang. Alat musik tradisional yang menggunakan alat musik pukul dari kayu, dimainkan oleh kelompok kecil. 

Untuk pakaian adat ada beberapa jenis. Seperti Kohongian, pakaian adat yang digunakan oleh perempuan Minahasa, terdiri dari kebaya putih, kain sarung dan perhiasan.

Kemudian Simpal, pakaian adat yang digunakan oleh kalangan bangsawan, terutama dalam upacara pernikahan. 

Rumah adat di Sulawesi Utara terdiri dari dua jenis utama, yaitu Rumah Walewangko dan Rumah Bolaang Mongondow.

Rumah Walewangko yang juga dikenal sebagai Rumah Pewaris adalah rumah adat khas suku Minahasa.

Sementara, Rumah Bolaang Mongondow adalah rumah adat dari daerah daerah Bolaang Mongondow. 

Terkait bahasa, di Sulut ada berbagai bahasa daerah karena dihuni oleh etnis atau suku yang berbeda-beda.

Mulai dari suku Minahasa, Mongondow hingga Sangihe.

Dari semua etnis di Sulut ini memiliki bahasa daerahnya masing-masing.

Di tanah "Malesung" terdiri dari beberapa dialek, seperti Tountemboan, Toulour, Tombulu, Tonsea, Tonsawang.

Malesung adalah nama lama atau nama tua dari nama tanah Minahasa di Sulawesi Utara, Indonesia.

Sebelum dikenal sebagai Minahasa, wilayah leluhur Toar Lumimuut ini disebut Malesung.

LELUHUR - Patung Toar Lumimuut di Jalan RE Martadinata, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (12/4/2023). Toar Lumimuut adalah leluhur orang atau suku Minahasa yang berada di tanah pulau Sulawesi, tepatnya di wilayah Provinsi Sulawesi Utara. (Tribunmanado.co.id/Risky Sumarauw)

Warisan budaya seperti benda-benda peninggalan bersejarah juga ada.

Seperti alat-alat batu neolitik, benda megalitik serta penguburan dengan tempayan tanah liat. 

Peninggalan zaman megalitikum seperti waruga dan Watu Pinawetengan.

Sulawesi Utara juga memiliki festival-festival menarik seperti Festival Pesona Bunaken dan Festival Nyale serta Festival Bunga Tomohon atau TIFF yang menarik wisatawan lokal dan asing untuk menyaksikan dan merasakan pesona budaya daerah Sulawesi Utara. (Pet)

-

Baca juga: Daftar Fakultas di Unsrat yang Paling Banyak Diminati Calon Mahasiswa Baru Jalur T2 2025

 

 
 
 

 

 
 
 

Berita Terkini