TRIBUNMANADO.CO.ID - Warga Kota Manado larut dalam sukacita hut kemerdekaan RI ke - 80 dengan mengikuti berbagai perlombaan.
Tak terkecuali Wali Kota Manado Andrei Angouw.
Andrei turut dalam berbagai lomba dalam rangka 17 Agustusyang digelar oleh sejumlah Pengurus Anak Cabang (PAC) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kota Manado, Sabtu (16/8/2025).
Di sebuah lapangan di Kelurahan Mahakeret Barat, Kecamatan Wenang, kota Manado, provinsi Sulawesi Utara, Andrei ikut serta dalam lomba memasukkan pensil ke dalam botol.
Pensil diikat pada bagian belakangnya dan ia membungkuk untuk coba memasukkan pensil ke dalam botol.
Ia berlomba dengan masyarakat. Suasana tampak penuh keriangan. Andrei tertawa lepas.
Masyarakat pun senang bisa bersua dengan pemimpinnya.
Usai lomba, Andrei diserbu emak emak dan anak - anak. Mereka minta foto.
Pada kesempatan itu, Andrei berkesempatan menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba.
Di Lapangan Ketang Baru, Kelurahan Ketang Baru, Kecamatan Singkil kota Manado, Andrei ikut lomba tarik tambang.
Ia berada paling depan. Tim Andrei awalnya kalah. Tapi kemudian mereka menang.
Harapan untuk Warga
Andrei Angouw berharap hut kemerdekaan RI ke 80 jadi momentum untuk sama - sama membangun bangsa.
"Saya harap kita bisa mengikuti semua program pemerintah," kata dia.
Andrei Angouw mengajak warga mengisi kemerdekaan dengan membudayakan hidup bersih.
Etos kerja juga musti dipertinggi.
"Bersih dan etos kerja;" katanya.
Sejarah Lomba 17-an
Tradisi lomba 17-an berakar dari semangat perayaan kemerdekaan Indonesia setelah Proklamasi 17 Agustus 1945.
Pada awalnya, kegiatan ini muncul secara spontan di masyarakat sebagai bentuk kegembiraan dan rasa syukur atas kemerdekaan yang baru diraih.
Masyarakat menggelar permainan sederhana, seperti lomba balap karung atau tarik tambang, untuk merayakan momen kebebasan dan mempererat solidaritas antarwarga.
Seiring waktu, pemerintah daerah dan sekolah mulai mengorganisir lomba 17-an secara lebih sistematis, menambahkan variasi permainan, dan menjadikannya bagian dari upacara peringatan kemerdekaan.
Lomba-lomba ini tidak hanya bersifat hiburan, tetapi juga sarana menanamkan nilai-nilai kerja sama, sportivitas, dan cinta tanah air pada generasi muda.
Kini, lomba 17-an menjadi tradisi nasional yang rutin digelar setiap tahun di berbagai tingkat.
Mulai dari RT/RW, sekolah, instansi pemerintah, hingga perusahaan.
Lomba 17-an digelar sebagai bentuk partisipasi aktif masyarakat dalam memperingati HUT RI. (Art)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Baca juga: Harga Kopra Terus Turun di Manado Sulawesi Utara, Petani Kelapa Kuatir Semakin Merosot