TRIBUNMANADO.CO.ID - Saat kezaliman berkuasa dan keyakinan tak bisa lagi dipertahankan secara terbuka, tujuh pemuda memilih untuk menyelamatkan iman mereka.
Cara yang mereka tempuh cukup tak biasa, bahkan untuk standar orang-orang di zaman itu, yakni bersembunyi di dalam sebuah gua.
Mereka dikenal dalam sejarah Islam sebagai Ashabul Kahfi, yang berarti para penghuni gua.
Nama mereka diabadikan dalam Al Quran, tepatnya dalam Surah Al-Kahfi.
Dikisahkan, para pemuda ini melarikan diri dari kekuasaan seorang raja kejam bernama Dikyanus.
Raja ini memaksakan keyakinan sesat kepada rakyatnya.
Di tengah pelarian, mereka menemukan sebuah gua dan menetap di sana, sebuah tindakan yang menjadi awal dari mukjizat tidur panjang mereka selama berabad-abad.
Selain kisah pelarian dan keteguhan iman mereka, Ashabul Kahfi juga meninggalkan sebuah doa penting yang diabadikan dalam Al-Qur’an.
Doa ini diyakini dapat menjadi penguat batin dalam menghadapi masalah besar, terutama ketika seseorang berada dalam kondisi tertekan, dikejar ketidakadilan, atau merasa tidak punya jalan keluar.
Doa ini dapat diamalkan:
- Ketika merasa tak berdaya menghadapi kezaliman
- Saat ingin mempertahankan iman dari tekanan dunia
- Ketika tak menemukan solusi dari permasalahan hidup yang rumit
Berikut doanya:
رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Rabbanaa aatinaa min ladunka rahmataw wahayyi’ lanaa min amrinaa rasyadaa
“Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.(QS. al-Kahfi; 10)
Sebuah riwayat menyebutkan bahwa jumlah para pemuda ini ada 7 orang, yakni Maxalmena, Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus dan Thamlika. (tribunmanado.co.id/Rizali Posumah)