Pacuan Kuda Manado 2025

Joki Sulut Jones Paendong Bangkit Usai Tragedi Milord, Targetkan Piala Presiden

Penulis: Arthur_Rompis
Editor: Chintya Rantung
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JOKI - Jones Paendong. Ia meruapak joki dari Milord, kuda asal Sulut yang tewas secara tragis pada Jateng Derby 2025 di Gelanggang Pacuan Kuda Tegalwaton, Salatiga, Jawa Tengah pada (16/2/2025) lalu.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Masih segar dalam ingatan semua pecinta olahraga berkuda, saat kuda Milord tewas secara tragis pada Jateng Derby 2025 di Gelanggang Pacuan Kuda Tegalwaton, Salatiga, Jawa Tengah pada (16/2/2025).

Nasib tragis juga dialami Jones Paendong yang merupakan joki dari Milord.

Ia mengalami luka parah.

Doa dipanjatkan para pecinta olahraga berkuda untuk kesembuhan sang joki.

Dan Tuhan mendengar doa itu.

Jones sembuh. Ia hadir dalam kejuaraan pacuan kuda Piala Walikota Manado 2025 di Gelanggang 
Balitka, Mapanget, Manado, Sabtu (5/7/2025).

Jones terlihat sudah jalan seperti biasa.

Hanya pahanya yang masih nampak dibebat.

"Atas perkenaan Tuhan saya bisa pulih," katanya.

Jones mengaku mulai berlatih. 

Ia menargetkan bisa pulih cepat.

"Mudah mudahan bisa ikut dalam piala Presiden," katanya.

Sebut Jones, ia kemungkinan akan menunggangi adik dari Milord pada tahun depan.

Jones mengaku berasal dari keluarga yang cinta olahraga berkuda.

"Kakek dan ayah saya bisa berkuda," kata dia.

Dirinya mulai belajar berkuda sejak kelas 4 SD.

Inisiatif untuk berkuda datang dari diri sendiri.

"Sejak kecil saya sudah ingin jadi joki," kata dia.

Cita-cita sebagai joki itu jualah yang membuat Jones cepat pulih dari cedera parah.

Talenta serta kemauan membuat Jones cepat maju.

Pada 2006 ia sudah berkiprah di pulau Jawa.

Jones menuturkan, syarat utama menjadi joki adalah harus menyatu dengan kuda.

"Harus tahu karakter kuda, ada yang nakal, ada pula yang garang, ini dibiasakan lewat latihan setiap pagi bersama kuda," katanya.

Saat bertanding, ujar dia, seorang joki musti mengetahui kuda sendiri dan kuda lawan.

Ungkap dia, tak ada ukuran waktu bagi seorang joki untuk menguasai kuda. Bisa cepat, bisa lambat.

"Saya pernah baru sekali pegang kuda dan langsung juara," kata dia.

Bebernya, semua joki punya impian menjadi jawara dalam Derby.

Termasuk dirinya.

"Tentu saya juga ingin menang dalam derby," kata dia. 

Kuda Milord telah abadi dalam legenda. Sedang Jones terus berupaya hidup untuk mengukir prestasi gemilang di dunia berkuda. (Art)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkini