TRIBUNMANADO.CO.ID - Harga beras di Manado, Sulawesi Utara melambung.
Saat ini harga sudah di atas Rp 80 ribu untuk kemasan 5 kg.
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Sulawesi Utara angkat bicara soal kenaikan harga beras.
Ketua DPD Aprindo Sulawesi Utara, Robert Nayoan mengungkapkan, tren kenaikan harga beras sudah berlangsung sejak awal Juni.
Harga beras mengalami kenaikan bertahap.
Katanya, peritel melakukan penyesuaian harga ke konsumen karena mengikuti harga dari pemasok beras.
"Kami tidak mungkin menjual dgn harga HET yang ditetapkan pemerintah karena harga masuk (HPP) sudah lebih tinggi dari HET," kata Najoan kepada Tribunmanado.com, Selasa (01/7/2025)
Dengan kondisi yang ada saat ini, Aprindo punya dua pilihan, yakni pertama menjual dengan HET tapi karena pemasok tidak mengikuti HET, stok beras akan kosong.
Kedua, menjual sesuai harga pasar agar barang tetap tersedia dan dapat diakses masyarakat.
"Jika memaksakan ikut HET, ritel akan membatasi stok karena HPP tinggi dan itu bisa menimbukan gejolak di tengah masyarakat," ujarnya lagi.
Karena itu, Aprindo menilai perlu ada komunikasi dan langkah nyata para pihak menghadapi kenaikan harga beras ini.
Para pihak perlu duduk semeja ditengahi oleh regulator, akar masalahnya di mana.
"Bisa ditanyakan ke pemasok kenapa harga naik, beras diambil dari produsen siapa. Kenapa harga naik sepihak dan seterusnya sampai jalur distribusi paling bawah, yakni petani," jelasnya.
(TribunManado.co.id/Ndo)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.