Polda Sulut

4 Tahun Diduga Mandek di Polda Sulut, Peradi Manado Pertanyakan Dugaan Kasus Penculikan Kadis

Penulis: Rhendi Umar
Editor: Chintya Rantung
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

POLDA SULUT - DPC Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Manado dipimpin Ketua Stevie Da Costa mendatangi Polda Sulut, Rabu 14 Mei 2025. Peradi Manado pertanyakan dugaan kasus penculikan kadis.

TRIBUNMANADO.CO.ID - DPC Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Manado dipimpin Ketua Stevie Da Costa mendatangi Polda Sulut, Rabu 14 Mei 2025.

Kedatangan tersebut disampaikan Da Costa dalam upaya mencari keadilan terkait upaya hukum klien mereka bernama Steven Kondoy yang kasusnya mangkrak hampir 4 tahun di Polda Sulut.

"Kami datang ke Polda Sulut untuk mencari kepastian terkait kasus klien kami yang dia laporkan ada 5 laporan sejak 2021 sampai sekarang belum ada SP2HP," katanya saat diwawancarai.

Di Polda Sulut mereka kemudian berkoordinasi dengan Itwasda Polda Sulut dan kemudian diarahkan untuk membuat surat aduan terlebih dahulu.

"Klien kami pak Steven Kondoy sudah beberapa kali datang untuk mencari tahu perihal laporannya, namun hanya dibuat seperti pimpong kesana kemari tanpa kejelasan.

Sehingga kami LBH langsung turun tangan untuk mencari kepastian hukum, sejauh mana kasus tersebut berjalan," tegasnya.

Da Costa membeber, salah satu dari laporan kliennya Steven Kondoy adalah perihal dugaan penculikan kakaknya semasa hidup.

"Penculikan mantan kadis tenaga kerja dan transmigrasi provinsi sampai sekarang tidak di follow up. Padahal sudah diperiksa pelapor dan adik pelapor tapi sampai saat ini tidak jelas prosesnya sampai sekarang," jelasnya.

Untuk itu, Da Costa mengatakan, upaya LBH datang ke Polda Sulut untuk meminta Kapolda Sulut Irjen Pol Roycke Langie turun tangan.

"Agar supaya kapolda bisa melihat secara jernih kasus ini dan laporan yang sudah disampaikan klien kami bisa ditindaklanjuti," tukasnya.

Da Costa juga turut menjelaskan kronologi kasus yang sudah dilaporkan ke Polda Sulut sejak 2021.

"Desember 2020, Ibu Henny Kondoy kakak klien kami yang mantan kadis itu jatuh sakit, kemudian di akhir Desember Ibu Henny Kondoy tidak diketahui keberadaannya.

Keluarga sudah mencari kemana-mana, namun tidak ditemukan, nanti satu bulan kemudian baru diketahui ibu Henny ini sudah meninggal dunia di Kakas, padahal di sana tidak ada keluarga mereka," jelasnya.

Da Costa menyebut juga, terdapat sejumlah kejanggalan pada jenazah ibu Henny Kondoy saat diketemukan meninggal.

Seperti gigi korban yang awalnya utuh sudah tidak lengkap dan areal bibir juga membengkak serta kejanggalan lainnya.

"Atas dasar itu klien kami Steven Kondoy melaporkan dugaan kasus penculikan itu ke Polda Sulut pada 2021, namun sampai saat ini tidak ditindaklanjuti. Bahkan SP2P dari laporan itu saja tidak ada, itu yang kamj mau pertanyakan ke Polda Sulut," pungkasnya.

Terpisah, Steven Kondoy selaku klien dari LBH Peradi Manado mengatakan, dirinya mengatakan kecurigaan besar kakaknya Henny Kondoy mengalami penculikan hingga meninggal.

"Kecurigaan kami adalah kakak kami diduga diculik dan kami laporkan ke Polda tapi tidak direspon laporan kami. Kami duga anak asuh kakak kami yang melakukan, tapi kami duga juga ada oknum lain yang mengajaknya.

Semua keterangan sudah kami berikan ke Polda Sulut, tapi sangat disayangkan laporan kami ini mandek 4 tahun lamanya," pungkasnya. (Ren)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkini