Kota Langowan

Fakta-fakta Tentang Langowan yang Masuk DOB dari Minahasa, Sulawesi Utara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LANGOWAN - Patung Schwarz di Kota Langowan. Pada Minggu 27 April 2025, Ketua Panitia Pembentukan Kota Langowan (P2KL) Jeffy Pay menyebut, Langowan, yang saat ini masuk sebagai bagian wilayah Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, sangat siap untuk dimekarkan menjadi kota.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Langowan saat ini tengah menjadi perhatian publik.

Hal tersebut setelah beredar kabar rencana pemekaran wilayah di Sulawesi Utara (Sulut) semakin nyata.

Dimana sejumlah wilayah diajukan sebagai calon daerah otonomi baru (DOB) dengan potensi ekonomi yang menjanjikan.

Langowan menjadi salah satu daerah yang diajukan sebagai calon daerah otonomi baru (DOB).

"Daerah Otonomi Baru (DOB) sudah dibuka kembali, Kota Langowan sudah diusul lama kita ajukan lagi.

Sehingga kabar baiknya, langowan akan jadi kota mandiri," ujar Gubernur Sulut Yulius Selvanus Komaling (YSK) saat meresmikan pastori di GMIM Eben Heazer Panasen, Kecamatan Kakas Barat, Minggu (27/4/2025). 

Langowan, menurut Gubernur YSK sudah ada 4 kecamatan, sehingga sudah bisa dipersiapkan dengan kabupaten induk bisa membimbing panitia nantinya.

"Minggu depan saya akan ke Jakarta untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPR untuk membahas ini," ujar YSK.

Tentang Langowan

Luas Wilayah: Sekitar 380 km⊃2;

Jumlah Penduduk (perkiraan 2024): ±60.000 jiwa

Sektor Unggulan: Pertanian hortikultura, agrowisata.

Daerah ini sudah lama dikenal sebagai salah satu pusat pertanian sayuran terbesar di Sulut, terutama untuk komoditas seperti tomat, cabai, dan wortel.

Selain itu, Langowan memiliki potensi besar dalam pengembangan agrowisata, berkat pemandangan alam dataran tinggi yang sejuk dan subur.

Fakta-fakta Langowan yang Masuk DOB

Punya 4 Kecamatan 

Daerah yang termasuk dalam Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara ini terbagi 4 kecamatan

1. Kecamatan Langowan Barat yang terdiri dari 16 desa, yakni:

  • Ampreng
  • Kopiwangker
  • Koyawas
  • Lowian
  • Noongan
  • Noongan Dua
  • Noongan Tiga
  • Paslaten
  • Raringis
  • Raranon
  • Raranon Selatan
  • Raranon Utara
  • Tounelet
  • Tumaratas
  • Tumaratas Dua
  • Walewangko

2. Kecamatan Langowan Selatan terdiri dari 10 desa, yakni:

  • Atep
  • Atep Satu
  • Kaayuran Atas
  • Kaayuran Bawah
  • Kawatak
  • Manembo
  • Palamba
  • Rumbia
  • Temboan
  • Winebetan

3. Kecamatan Langowan Timur terdiri dari 8 desa, yakni:

  • Amongena I
  • Amongena II
  • Amongena III
  • Karondoran
  • Sumarayar
  • Teep
  • Waleure
  • Wolaang

4. Kecamatan Langowan Utara terdiri dari 8 desa, yakni:

  • Karumenga
  • Taraitak
  • Taraitak Satu
  • Tempang I
  • Tempang II
  • Tempang III
  • Toraget
  • Walantakan

Rencana Akan Tambah Satu Kecamatan

Menurut salah satu anggota Panitia Pembentukan Kota Langowan (P2KL) saat diwawancara Tribunmanado.co.id beberapa waktu lalu mengatakan, Langowan sudah memenuhi syarat untuk menjadi kota otonom. 

Saat ini, terdapat empat kecamatan yang menjadi bagian dari Langowan, yaitu Kecamatan Langowan Barat, Langowan Utara, Langowan Selatan, dan Langowan Timur. 

Bahkan sudah mempersiapkan satu kecamatan lagi.

“Satu kecamatan lagi yang sudah dipersiapkan, yaitu Kecamatan Langowan Pusat,” ucapnya.

Proses pembentukan Kota Langowan yang telah berjalan lama ini, menurutnya, memerlukan perjuangan besar, mulai dari waktu, tenaga, hingga dana. 

Tempat Kelahiran Ibu Presiden Prabowo Subianto

Kampung kelahiran ibu Presiden Prabowo Subianto yakni di Desa Tonelet, Kecamatan Langowan Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara

Ibu Dora Marie Sigar Djojohadikusumo, lahir pada 21 September 1921. 

Berasal dari keluarga terpandang di Minahasa, yang bercampur antara Minahasa dan Jerman.

Sosok beliau begitu kuat kental dengan dunia pendidikan dan sosial, yang membentuk karakter kehidupannya.

Dora Marie Sigar adalah putri dari Philip Frederik Laurens Sigar, pejabat pemerintah (Ambtenaar) di Manado, Sulawesi Utara yang juga merupakan anggota Volksraad (Dewan Rakyat) di masa kolonial. 

Patung Schwarz

Patung Schwarz merupakan bangunan terkenal di wilayah Langowan.

Dikutip Tribun Manado dari Wikipedia, kurun waktu tahun 1900-1920, merupakan tahun bersejarah bagi Langowan.

Masuknya penginjilan Johann Gottlieb Schwarz yang berasal dari Jerman (yang kini diabadikan sebagai patung di depan Gereja Schwarz Sentrum Langowan) jadi salah satu momentum terciptanya nama Langowan.

Langowan dahulunya merupakan distrik yang belum memiliki nama dan ditinggali masyarakat tradisional.

Tepat di area yang saat ini dibangun gereja GMIM Schwarz, dulunya merupakan tempat perkumpulan warga lokal dalam pelaksanaan berbagai upacara adat.

Arti Langowan

Di area patung Schwarz, dulunya bertumbuh sebuah pohon besar yang dianggap keramat karena dijadikan tempat memanggil dan mendengarkan suara burung Wala oleh walian dan tonaas yang dalam bahasa Tountemboan disebut Wates yang daunnya lebat dan pada batangnya terdapat lobang besar yang dalam bahasa Toutemboan disebut rangow.

Dalam bahasa Tountemboan rangow berarti lubang.

Namun dengan penambahan suku kata an, maka otomatis menjadi rangowan (berlubang).

Arti tersebut bukan pada konteks gunung, tanah, atau tempat lainnya.

Arti kata rangowan itu terarah pada sebuah pohon kayu besar yang sekarang menjadi tempat berdirinya Gereja GMIM Schwarz Sentrum.

Penginjil Johann Gottlieb Schwarz lah yang jadi inspirasi nama Langowan.

Karena bagi orang Eropa seperti Schwarz adalah sulit bagi lidahnya untuk mengucapkan kata “rangow”, dan huruf “R” yang diucapkannya menjadi huruf “L” sehingga “rangow” menjadi “Langow”.

Sehingga jadilah “Langowan” disahkan menjadi nama daerah Langowan hingga sekarang.

Penduduk kabupaten Minahasa termasuk di kota Langowan, berasal dari suku Minahasa sebagai penduduk asli wilayah tersebut.

Adapaun suku pendatang , pada umumnya berasal dari suku Sangir, Talaud, Gorontalo, Bolaang Mongondow, dan suku pendatang lainnya, seperti Jawa dan Bugis.

(TribunManado.co.id)

Berita Terkini