TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pjs Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Pendeta Janny Rende meluruskan perihal kerja sama GMIM dengan Gereja Presbiterian di Amerika Serikat (PCUSA) yang ditandatangani Pdt Hein Arina dalam kunjungannya ke Amerika Serikat.
Kerja sama itu memicu kontroversi dikarenakan PCUSA disebut-sebut gereja yang pro LGBTQ.
Paham tersebut bertentangan dengan doktrin GMIM yang berakar pada kekristenan tradisional berlandaskan pada kitab suci.
Janny menerangkan, PCUSA adalah gereja yang terdiri dari berbagai aliran.
"Kalau GMIM kan hanya satu aliran, tapi PCUSA terdiri dari berbagai aliran," katanya.
Sebut dia, PCUSA mirip Persatuan Gereja Indonesia (PGI) yang memiliki satu kepercayaan beda aliran.
"Kalau PGI dia secara organisasi tidak mengatur sinode gereja-gereja yang gabung, tapi kalau PCUSA mengatur," katanya.
Ia tak memungkiri bilamana ada aliran di PCUSA yang pro LGBTQ.
"Tapi ada juga yang tidak," katanya.
Menurut dia, kerja sama itu sangat luar biasa.
GMIM difasilitasi untuk menggunakan gedung-gedung yang kosong.
"Tentunya dengan sejumlah persyaratan," katanya.
Tujuan Kerja Sama
Sinode GMIM kini tengah jadi sorotan.
Baru-baru ini Ketua Sinode GMIM Pdt Hein Arina melakukan kerja sama dengan Presbyterian Church (PCUSA) di Kentucky, Amerika Serikat.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).
Terkait hal tersebut Ketua Badan Pekerja Wilayah Manado Utara Satu, Pendeta Lucky Rumopa mengatakan bahwa tujuan kepergian Hein Arina ke Amerika dalam rangka pelayanan.
"Ini program Sinode yang sudah ada jadwal untuk melaksanakan MOU dengan Christian Church di Amerika," jelasnya Rabu (16/4/2025).
Kata Lucky kerja sama antara Sinode GMIM dan PCUSA terkait fasilitas Gereja untuk jemaat di Amerika Serikat bisa beribadah.
"Jadi MOU berbicara untuk fasilitas tempat beribadah, dimana gedung-gedung disana yang sudah tidak dipakai lagi, bisa dipakai Jemaat GMIM yang ada di Amerika," jelasnya.
Baca juga: Trump Puji Kemajuan dalam Perundingan Dagang dengan Jepang: Saham Terguncang
Baca juga: Breaking News - Kebakaran Terjadi di Kelurahan Tendeki Kota Bitung Sulut
Terkait dengan kabar bahwa PCUSA adalah Gereja yang mendukung komunitas LGBTQ, Rumopa mengaku tidak mengetahui hal itu.
"Saya tidak tau hal tersebut seperti yang beredar saat ini. Namun kalau itu memang bekas dipakai oleh Gereja yang melegalkan LGBTQ, kita tetap kembali ke substansi firman Tuhan saja," jelasnya.
Rumopa pun menegaskan GMIM tidak mendukung komunitas LGBTQ.
"Kami tetap menjalankan sesuai firman Tuhan dan tidak ada aturan tentang melegalkan perkawinan sesama jenis, hal itu tidak bisa," jelasnya.
Dia mengatakan bahwa informasi jika GMIM mendukung LGBTQ adalah keliru.
"Iya benar keliru, GMIM tidak menggunakan Gereja secara institusi, kita melaksanakan MOU secara fisik saja," jelasnya.(*)
(Tribunmanado.com/Arthur Rompis/Rhendi Umar)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.