TRIBUNMANADO.CO.ID - Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri hadir sebagai narasumber dalam podcast Tribun Manado, di Studio Tribun Manado, Jalan AA Maramis, Kairagi, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Rabu (19/2/2025).
Podcast kali ini dipandu langsung oleh Pemimpin Redaksi (Pemred) Tribun Manado, Jumadi Mappanganro.
Dalam wawancara eksklusif tersebut, Mantiri Mantiri berbicara mengenai berbagai capaian yang telah diraih selama menjabat sebagai Wali Kota Bitung periode 2021-2024, serta tantangan-tantangan yang dihadapinya.
Berbagai topik hangat pun dibahas, mulai dari program pemerintah, dinamika politik lokal, hingga pesan untuk masyarakat Bitung yang nantinya memiliki Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bitung yang baru.
Berikut kutipan wawancaranya:
Apa kesibukan hari ini sebelum ke Tribun Manado?
Intinya masih terima tamu, tanda tangan berkas-berkas yang wajib saya tanda tangan karena sehubungan dengan pemerintahan.
Walaupun kemudian pelantikan bupati yang baru tinggal dua hari lagi yakni tanggal 20 Februari, tapi kami harus tetap ngantor untuk menyelesaikan beberapa urusan termasuk tentang netralitas ASN, penyelesaiannya.
Kemarin ada laporan masyarakat ke Bawaslu, Bawaslu tindak lanjut suratnya ke BKN karena terpenuhi unsur tidak netralnya dan selanjutnya BKN kemudian merekomendasikan ke Kota Bitung melalui PPK Wali Kota Bitung.
Ada 21 orang semuanya kena sanksi dari BKN. Dan itu adalah kasus pertama di Indonesia.
Apa pelajaran dari ini menurut Pak Wali Kota?
Bahwa sesuai aturan dan mekanisme yang sudah diatur oleh negara marilah kita semua menghormatinya, jangan anggap itu semua hanya main-main.
Karena dengan begitu kita dapat membangun demokrasi di Kota Bitung ini berjalan dengan efektif sebagaimana harapan masyarakat tentang tidak terlibatnya ASN dalam sisi politik.
Saya lihat Pemkot Bitung rutin menyelenggarakan Festival Selat Lembeh, dan terlihat itu ada dampak positifnya dan masyarakat memberikan dukungan. Lantas seperti apa yang Pemkot Bitung lakukan kedepan terkait festival ini?
Kalau kita tahu sendiri posisi keuangan kita, itu agak berat nanti kita akan melaksanakan dengan dana yang cukup besar.
Tapi kalau dengan kontribusi masyarakat langsung, pihak ketiga membantu pasti kita bisa laksanakan.
Jangan sampai Festival Pesona Selat Lembeh yang sudah jadi acara tahunan itu hilang.
Karena kan dia masuk di 100 kalender event nasional jadi ada promosi dari Kementerian Pariwisata. Kalau dia hilang, kan gak masuk dalam agenda.
Pak Sandiaga Uno juga sering berkunjung dan beliau banyak membantu dan itu semua karena komunikasi yang baik antara kita dan kementerian.
Karena kita selalu prinsipnya tidak meminta kewenangan, kita selalu prinsipnya meminta pekerjaan. Karena kalau kita minta kewenangan, nanti merubah Undang-Undang merubah Permen, dan itu akan jadi lambat.
Kalau kita minta pekerjaan kan gampang, kita sudah ada aset yang dimiliki oleh negara, jadi saat diberikan pekerjaan kepada kita, kita kelola. Itu salah satu trik kita dalam rangka menghemat biaya.
Dulu kan Pak Wali Kota waktu awal-awal menjabat sempat menggelontorkan ide untuk menjadikan Kota Bitung itu sebagai Kota Digital dan juga ada pemasangan wifi di beberapa titik di Kota Bitung, bagaimana implementasinya?
Titik Wifi itu adalah harapan kami sebenarnya agar supaya masyarakat bisa akses internet. Jadi mudah sehingga dengan begitu mereka terbiasa dan familiar dengan digital.
Karena kan digital ini yang pertama kita ciptakan ekosistemnya dulu.
Kalau kita sudah terbiasa maka kita akan mudah berkomunikasi sehingga dengan sendirinya singularitinya akan muncul, itu menurut pemahaman kami.
Karena itulah pemasangan titik wifi ini kami dukung dengan beberapa aplikasi, dengan harapan supaya ketika misalnya ibu-ibu sedang memasak dia bisa juga sambil belajar. Misal belajar Bahasa Inggris atau Mandarin atau Bahasa Jepang.
Kami bahkan mempersiapkan modulnya, bisa dilihat modul-modul yang bekas-bekas itu masih ada di YouTube.
Bagaimana anda melihat WFH atau Work From Anywhere yang ideal formasinya bagaimana? Tiga hari di kantor dua hari Anywhere atau bagaimana?
Kalau kita pakai dasar hitung-hitungan ya, itu 50 persen. Berarti kalau hari kerjanya lima hari, bisa tiga harinya di luar dua harinya di kantor atau bisa diputar.
Makanya saya bilang tadi perlu berpikir kritis untuk mendesain ini.
Jangan sampai kita nggak bikin perencanaan matang sehingga jadi blunder. Karena itu butuh pengalaman orang-orang untuk mendesain sistem kerjanya.
Kalau sudah terbuat aturan dan sistem kerjanya nah itu tinggal kita implementasi.
Sempat viral di Kota Bitung ada ribut-ribut soal menuntut tunjangan kinerja, ada apa sebenarnya?
Jadi begini, Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) kita kan sebenarnya kemarin ada keuangan kita yang tertahan karena bagi hasil mineral itu yang sekitar Rp 35 miliar itu tidak turun.
Dan kemudian yang pertama itu, TPP gaji 13 gaji 14 kan lalu kita bahasa APBD kita tahun 2023 untuk tahun 2024.
Di tahun 2023 penetapannya karena ada pedoman penyusunan APBD untuk TPP gaji 13 dan 14 itu kan dibayar 50 persen.
Sama seperti di pembayaran tahun 2023, maka di tahun 2024 juga dibayar seperti itu. Jadi ditata di APBD kita seperti itu jumlahnya.
Tiba-tiba di bulan Januari tahun 2024 terjadi perubahan dibayar 100 persen.
Ini kan bukan dana transfer, tapi dana yang sudah ada di APBD kita diambil untuk dibayarkan itu.
Jadi seenaknya mereka menyampaikan 50 persen naik 100 persen tapi disuruh tanggung jawab ke kita bayarnya.
Memang aturan mainnya kita yang wajib membayar, tapi kan kalau secara tiba-tiba kita kan tidak mungkin APBD kita diketuk karena punya dasar aturan.
Karena punya dasar aturan kita kan tidak boleh secara serta merta ambil uang begitu saja, apalagi dengan adanya Sistem Informasi Pemerintah Daerah yang di mana sistem keuangan kita langsung dari pusat.
Persoalan seperti ini kan sebenarnya bukan persoalan kita saja, di semua kabupaten dan kota di Indonesia banyak terjadi hal yang sama.
Selama menjabat sebagai Wali Kota Bitung, apa yang menurut pak wali berkesan dan menjadi pelajaran hidup?
Kepercayaan terhadap anak buah itu satu yang penting, tapi kepercayaan itu tidak boleh terlalu telanjang, karena itu bisa berbahaya di kemudian hari.
Kemudian yang paling sangat berkesan, kita punya komunitas baru, punya banyak teman. Saling membangun komunikasi dengan mereka dan saling berbagi informasi dan pengetahuan.
Pelajaran yang paling pokok selama menjadi Wali Kota ini, ya kalau kita ingin kepentingan pribadi saya sudah capai puncaknya karier politik yakni menjadi Wali Kota.
Dari semua ini, saya merasa bahwa masyarakat kita ini perlu banyak bantuan. Sekecil apapun bantuan dan kebijakan yang dibuat pemerintah pasti akan membuat mereka senang.
Keinginan kita bagaimana membantu mereka ini. Membantu mereka keluar dari jeratan-jeratan birokrasi pemerintahan. Maka dibuat detail selalu urusannya jangan sampai penjelasannya tidak begitu detail.
Karena rakyat kita yang dianggap kategori punya pendapatan rendah ini, itu datang ke Kantor Lurah saja takut. Nah kita perlu bantu mereka.
Makanya salah satu dengan cara membantu mereka yakni dengan media, menyampaikan informasi-informasi dan Tribun Manado juga dalam hal ini turut membantu di Kota Bitung dengan memberikan informasi yang sangat rasional, dan objektif tentang pemerintahan kita.
Bukan soal pro atau karena dibayar atau karena dikontrak, bukan.
Tapi bagaimana juga dijembatani pemberitaan dari tingkat pemerintahan ini bisa sampai ke rakyat kecil.
Terakhir, bagaimana pesan-pesan anda kepada masyarakat khususnya masyarakat Kota Bitung?
Masyarakat Kota Bitung yang kami cintai dan sayangi. Kita tahu karakteristik kota kita ini. Pemerintah saja tidak cukup untuk mengurus menata kalau masyarakat diam.
Maka untuk itu kami berharap di pemerintah selanjutnya, mari kita saling bantu saling topang. Kurangi gangguan-gangguan agar konsentrasi Wali Kota dan Wali Kota terpilih bisa konsentrasi dan bisa membangun kota ini lebih baik lagi.
Selama kami membangun kota, kami merasa bukan yang paling baik karena akan selalu ada yang terbaik di setiap zaman dan masa. Oleh karena itu bantuan-bantuan dari masyarakat Kota Bitung sangat diperlukan.
Agar kemudian mereka bisa bekerja dengan maksimal dan konsentrasi mereka tidak terganggu. Hal-hal sepele yang bisa diselesaikan dalam rumah tangga silahkan selesaikan.
Jangan dibuat status di media sosial lalu kemudian diminta diselesaikan oleh pemerintah. Ya sepanjang itu masih bisa dijangkau dan dibantu ya pasti akan dibantu.
Tapi kalau itu sudah dibantu tapi selalu menyatakan tidak pernah dibantu itu mengganggu namanya.
Harapan kami ke depan Pak Hengky Hondandar dan Pak Randito Markingka akan lebih sukses sehingga rakyat Bitung akan menikmati pelayanan pemerintah.
Dan secara bersama-sama kami harapkan rakyat Kota Bitung bantu Pak Hengky dan Randito agar mereka bisa menjalankan tugas dan tanggung jawab negara ini dengan baik.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>
Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>
Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>>