TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pemuda Sulawesi Utara, Viano Suwuh, berbagi kisah suksesnya saat bekerja di Negari Kanguru, Australia.
Saat menjadi narasumber di Tribun Podcast di Kantor Tribun Manado, Jalan AA Maramis, Kairagi Dua, Mapanget, Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (1/2/2025) ia membagikan pengalamannya bekerja di sana.
Pengalamannya bermula dari ketertarikannya pergi ke Australia saat mengikuti acara pertukaran pemuda dari Kemenpora.
Ia juga bercerita soal apa syarat untuk bisa bekerja di Australia.
Berikut wawancara Tribun Manado bersama Viano Suwuh:
TM: Latar belakangnya seperti apa?
VS: Saya orang tua asal Minahasa, tapi besar di Jakarta. Nanti ke Manado tahun 2014 saat mau masuk kuliah di Universitas Negeri Manado. Saya sempat mewakili Sulut dalam acara Kemenpora yaitu pertukaran pemuda. Dari situ tumbuh keinginan untuk bekerja di sana.
TM: Bagaimana bisa bekerja di Australia?
VS: Sebenarnya delegasi dari Indonesia itu ke Australia, begitu juga sebaliknya. Tapi waktu itu Covid-19 jadi semuanya dilakukan secara online. Sebelumnya ada teman yang ajak saya untuk ke sana, tapi saya waku itu belum yakin. Setelah itu saya cari-cari info, ketemulah working holiday visa (WHV), itu kerja liburan. Saya penuhi berkas-berkasnya, saya penuhi dan lolos, setelah itu saya ke Australia dan cari kerja di sana.
TM: Proses cari pekerjaan di sana seperti apa?
VS: Saat tiba, saya belum dapat pekerjaan di sana. Saya bilang cari pekerjaan itu tidak mudah. Bisa tapi tidak mudah. Di sana saya cari, kebetulan ada teman di salah satu kota di Australia yang sudah bekerja di sana. Selama tiga hari pertama saya non-stop cari lowongan kerja. Akhirnya dapat dari internet dan dari informasi teman. Akhirnya saya bekerja di tempat yang saya cari sendiri. Memang sangat lama saya bekerja di sana. Di sana tidak boleh malas atau menunda-nunda pekerjaan.
TM: Apa syarat utama bekerja di sana?
VS: Ada beberapa cara, tapi yang paling menjanjikan adalah visa yang saya pakai sekarang ini karena ini ada kerjasama antara Indonesia dan Australia. Itu ada tiap tahun dan kuotanya. Jadi seperti kita war tiket konser arena di visa ini punya surat rekomendasi dari pemerintah Indonesia. Untuk surat ini punya syaratnya lagi, usia harus di bawah 30 tahun. Selain itu harus urus surat kemahiran Bahasa Inggris. Syarat yang harus usaha lebih adalah dana, itu harus ada surat rekomendasi dari bank. Harus ada sekitar Rp 50 juta di tabungan rekening.
TM: Bagaimana membedakan pekerjaan legal dan ilegal?
VS: Saya juga tidak terlalu tahu mana agen legal dan ilegal. Tapi pesan saya untuk mereka yang ingin bekerja di Australia, bisa dimanfaatkan media sosial untuk mencari informasi. Intinya jangan langsung percaya. Bisa manfaatkan juga kenalan atau teman yang bekerja di sana supaya bisa tahu jenis pekerjaannya dan bagaimana bisa mempersiapkan diri. Jangan ambil risiko.
Baca juga: Daftar Lengkap 22 Kepala Daerah di Jawa Timur yang Akan Dilantik Prabowo pada 20 Februari 2025
Baca juga: Daftar Kepala Daerah Terpilih di Jawa Barat yang Akan Dilantik Prabowo pada 20 Februari 2025
TM: Perbedaan bekerja di Australia dibandingkan di Indonesia?
VS: Saya sangat nyaman di sana, bahkan jauh dari ekspektasi saya. Di sana lebih baik dari yang saya bayangkan. Hanya harus beradaptasi dengan cuaca dan makanan di sana. Kalau makanan tidak ribet, saya tidak temukan masalah, tapi mungkin soal kebiasaan saja. Kalau makan di luar, harganya cukup mahal.
TM: Bagaimana soal sistem gaji di Australia, bagaiman perhitungan per jam?
VS: Di Australia, perusahaan yang membuka lowongan tidak boleh mensyaratkan umur. Begitu juga dengan pemecatan, tidak boleh karena umur. Saya pakai istilah UMR, per jam bisa dapat 24 dolar (Australia) atau Rp 200 ribuan. Itu untuk yang orang baru bekerja. Tapi yang punya pengalaman, di beberapa perusahaan punya level tingkatan. Jadi tergantung skill juga di sana.
TM: Kenapa kepikiran buat konten di sana?
VS: Menurut saya kalau sudah selesai di Australia, saya harus cari jalan lain untuk hasilkan pendapatan. Jadi salah satu yang dimanfaatkan adalah sosial media. Karena dengan begitu saya sudah punya followers (pengikut). Dari situ kalau saya memulai bisnis, saya sudah curi start duluan dari yang lain. Konten muncul dari apa yang saya lihat. Ada sesuatu kegiatan atau kebiasaan yang berbeda dengan Indonesia, itu yang saya buatkan kontennya. Tapi intinya konten yang saya buat itu lebih khusus terjadi di Kota Manado.
TM: Ada yang ingin disampaikan untuk Tribunners yang ingin bekerja di Australia?
VS: Buat saya, jangan malas cari informasi. Kedua, jangan malas untuk upgrade skill diri sendiri. Bahasa Inggris itu sangat penting. Itu punya kesempatan besar untuk bisa bekerja keluar negeri.(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.