Survei: 4 dari 10 Perusahaan Berencana Memangkas Karyawan karena AI

Editor: Arison Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ChatGPT. Sedikitnya 4 dari 10 perusahaan di seluruh dunia, kemungkinan akan memangkas jumlah karyawannya seiring terus berkembangnya kecerdasan buatan (AI).

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sedikitnya 4 dari 10 perusahaan di seluruh dunia, kemungkinan akan memangkas jumlah karyawannya seiring terus berkembangnya kecerdasan buatan (AI), demikian hasil penelitian terbaru.

Sebuah survei dalam " Laporan Masa Depan Pekerjaan " terbaru dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) , menemukan bahwa karena "meningkatnya kemampuan dan prevalensi" AI, 41 persen pengusaha yang disurvei mengatakan mereka akan mengurangi tenaga kerja mereka dalam lima tahun ke depan jika teknologi tersebut mampu meniru pekerjaan.

"Memasuki tahun 2025, lanskap pekerjaan terus berkembang dengan cepat. Terobosan transformasional, khususnya dalam kecerdasan buatan generatif (GenAI), tengah membentuk kembali industri dan tugas di semua sektor," kata Direktur Pelaksana WEF Saadia Zahidi dalam laporan tersebut dikutip The Hill.

“Namun, kemajuan teknologi ini juga disertai dengan berbagai tantangan yang lebih luas, termasuk volatilitas ekonomi, penataan ulang geoekonomi, tantangan lingkungan, dan ekspektasi masyarakat yang terus berkembang,” tambahnya.

Survei WEF juga menemukan bahwa 77 persen pengusaha yang disurvei mengatakan mereka akan mengadopsi strategi “mengembangkan keterampilan dan meningkatkan keterampilan” tenaga kerja mereka yang ada agar dapat bekerja bersama kecerdasan buatan.

AI telah menarik perhatian dunia dalam beberapa tahun terakhir, dengan dirilisnya produk seperti ChatGPT dari OpenAI pada November 2022, yang mengguncang anggapan awal tentang bagaimana AI dapat digunakan di tempat kerja.

Dalam survei yang diterbitkan musim gugur lalu dari blog Liberty Street Economics milik Federal Reserve New York, 43 persen warga Amerika mengatakan mereka yakin alat AI generatif akan menyusutkan pekerjaan seiring kemajuan teknologi.

Survei “Future of Jobs Report” mencakup penelitian dari 1.043 perusahaan, yang disusun antara bulan Mei dan September. (Tribun)

Berita Terkini