TRIBUNMANADO.CO.ID – Situasi memprihatinkan terlihat di Jalan Bogani, Kelurahan Gogagoman, Komplek Pasar 23 Maret Kotamobagu, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut), pada Sabtu (14/12/2024).
Tumpukan sampah yang terdiri dari sisa makanan, plastik, hingga karung bekas, memenuhi sebagian badan jalan, menyulitkan para pengguna jalan yang melintas.
Kondisi ini memaksa pengendara untuk melambatkan laju kendaraan mereka demi menghindari tumpukan sampah.
Bau menyengat yang berasal dari sampah tersebut juga membuat orang-orang harus menutup hidung ketika melintas.
Keluhan kemudian datang dari para pedagang dan pengunjung pasar.
Seperti Agustina, seorang pedagang, mengaku bahwa bau dari tumpukan sampah sangat mengganggu aktivitas jual-beli.
“Bau dari sampah ini sangat mengganggu, apalagi kami pedagang dipungut Bea Kebersihan setiap hari oleh Dinas Pasar. Tapi, kenyataannya sampah di sini sudah menumpuk selama dua minggu terakhir dan tidak kunjung diangkut,” katanya kepada Tribunmanado.co.id, Sabtu (14/12/2024).
Agustina menyebut, kondisi ini tidak hanya berdampak pada kenyamanan pedagang, tetapi juga pada minat pembeli yang berkurang akibat lingkungan yang tidak bersih.
Tumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas pengelolaan kebersihan di area pasar oleh pihak terkait.
“Heran saja, pasar di tengah kota masa kotor banyak sampah begini. Kasihan yang mau datang dan jualan. Ini harus dievaluasi yang bertanggung jawab,” ucap pengunjung, Toni.
Para pedagang dan pengunjung berharap pemerintah setempat segera mengambil langkah untuk menangani masalah ini, agar aktivitas di Pasar 23 Maret kembali berjalan lancar dan nyaman.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada respons resmi dari pemerintah Kotamobagu terkait keluhan tersebut.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.