Pelajar di Malut Terjangkit Sifilis

Puluhan Pelajar di Halsel Maluku Utara Positif Terjangkit Sifilis, Alarm Bahaya bagi Pemerintah

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puluhan Pelajar di Halsel - Malut terjangkit sifilis berdasarkan hasil screening di Sekolah. Jadi alarm bahaya bagi pemerintah setempat. (Foto/gambar ilustrasi pelajar sekolah menengah atas).

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dikabarkan, puluhan pelajar di daerah Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut), terjangkit sifilis.

Ini didapat berdasarkan hasil screening kepada pelajar di sekolah masing-masing. 

Hasil screening penularan sifilis puluhan pelajar ini lantas menjadi alarm bahaya bagi pemerintah setempat.

Sifilis atau raja singa adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.

Diberitakan TribunTernate.com, Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Halmahera Selatan Sagaf A. Hi. Taha, menyarankan pemerintah daerah membuat aturan untuk mengatasi penyebaran penyakit sifilis yang menjangkiti puluhan pelajar di Halsel, Malut.

"Bila perlu Pemerintah Kabupaten Halsel menerbitkan perkada (peraturan kepala daerah) terkait edukasi dan perlindungan pergaulan bebas di kalangan remaja," kata Sagaf, Jumat (8/11/2024).

Sagaf menilai, terungkapnya 30 pelajar di Halmahera Selatan mengidap Sifilis merupakan alarm buruk.

Menurutnya, itu pertanda pergaulan bebas di kalangan pelajar di Halsel saat ini sudah sangat membahayakan.

Sagaf pun meminta perlu ada langkah-langkah nyata yang melibatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Selatan, orangtua dan elemen masyarakat lain untuk mengatasi fenomena tersebut. 

"Program pendidikan karakter bagi remaja dan pelajar perlu dilaksanakan lebih serius.

Contohnya seperti konseling, bimbingan dan sosialiasi bahaya pergaulan bebas," imbuhnya.

Komisi I DPRD Halmahera Selatan berharap dinas kesehatan setempat segera berkoordinasi dengan pihak sekolah di semua jenjang untuk terus mensosialisasikan bahaya pergaulan bebas dan dampak yang ditimbulkan.

"Selaku mitra kerja Komisi I, kami berharap dinas kesehatan tak henti-hentinya menyosialisasikan bahaya pergaualan bebas di setiap sekolah. Ini harus digencarkan," tandasnya. 

Kasus 30 pelajar di Halsel mengidap sifilis pertama kali terungkap saat dibeberkan Kepala Dinas Kesehatan Halmahera Selatan Asia Hasyim pada Rabu (6/11/2024). 

Asia Hasym menjelaskan, penularan Sifilis terhadap pelajar ini terungkap setelah pihaknya melakukan screening kesehatan di 31 SMP dan SMA di Halsel dalam rentang waktu September hingga Oktober 2024.

Tiga puluh pelajar tersebut semuanya laki-laki. Usia mereka mulai dari 15, 16 dan 17 tahun.

Berdasarkan temuan itu, Asia Hasyim mengatakan, pihaknya terus mengidentifikasi penyebaran penyakit Sifilis kepada para pelajar.

Identifikasi sifilis ini rencananya dilakukan ke semua SMP dan SMA di seluruh kecamatan di Halsel.

"Kami akan melakukan screening kesehatan di seluruh SMP dan SMA.

Sejauh ini baru dilakukan di 31 sekolah," kata Asia, Jumat (8/11/2024).

Selain screening, Asia juga mengatakan pihaknya juga akan melakukan sosialisasi bahaya seks bebas.

"Sosialisasi ini penting, kami akan laksanakan ke setiap sekolah-sekolah yang ada," ujarnya.

Tentang Penyakit Sifilis (Raja Singa)

Dikutip dari artikel yankes.kemkes.go.id, Sifilis atau penyakit raja singa adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri. 

Penyakit Sifilis dimulai sebagai luka yang tidak nyeri, biasanya pada alat kelamin, rektum atau mulut.

Kondisi ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak kulit atau selaput lendir dari luka ini.

Setelah infeksi awal, bakteri sifilis dapat tetap tidak aktif di dalam tubuh selama beberapa dekade sebelum menjadi aktif kembali. 

Jika didiagnosis dengan cepat, penyakit ini dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotik. 

Tanpa pengobatan, penyakit yang juga dikenal dengan sebutan penyakit raja singa ini dapat merusak jantung, otak atau organ lain, dan dapat mengancam jiwa. 

Sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke anak yang belum lahir.

Penyebab sifilis adalah bakteri yang bernama Treponema pallidum. 

Cara paling umum penyebarannya adalah melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual.

Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau lecet pada kulit atau selaput lendir.

Sifilis menular selama tahap primer dan sekunder, dan kadang-kadang pada awal periode laten.

Pada kasus yang lebih jarang, kondisi ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan lesi aktif, seperti saat berciuman.

Penyakit ini juga dapat ditularkan dari ibu ke bayinya selama kehamilan atau persalinan.

Penyebab Sifilis

Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang berbentuk spiral.

Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil, lecet, ruam pada kulit, atau melalui selaput lendir, yaitu jaringan dalam mulut atau kelamin.

Sifilis lebih banyak menular akibat berhubungan seksual dengan penderita infeksi ini.

Selain hubungan seksual, penyebaran bisa terjadi melalui kontak fisik dengan luka di tubuh penderita, atau menular dari ibu ke janin saat kehamilan atau persalinan.

Beberapa kondisi yang membuat seseorang berisiko tertular yaitu :

1. Bergonta-ganti pasangan seksual, contohnya menjalani hubungan poliamori.

2. Berhubungan seksual tanpa kondom.

3. Memiliki pasangan seksual penderita sifilis.

4. Memiliki orientasi seksual lelaki seks lelaki.

5. Positif terinfeksi HIV.

Gejala Sifilis

Berikut adalah gejala sifilis atau penyakit raja singa berdasarkan tahapan perkembangan penyakitnya :

  1. Sifilis Primer

Gejala muncul antara 10-90 hari setelah penderita terpapar bakteri penyebab sifilis. Awalnya, gejala yang muncul berupa luka kecil di kulit (chancre) yang tidak terasa sakit. Luka ini timbul di lokasi masuknya bakteri ke dalam tubuh, biasanya di sekitar kelamin.

Luka sifilis juga dapat muncul di area mulut atau dubur.

Tidak hanya di bagian luar, luka akibat sipilis juga bisa muncul di bagian dalam vagina, dubur, atau mulut sehingga tidak terlihat. 

Luka tersebut terkadang tidak menimbulkan rasa sakit sehingga penderita bisa tidak menyadari terkena sifilis.

Luka ini dapat menghilang dalam 3-6 minggu. Namun, hal tersebut bukan berarti penderita telah pulih.

Jika tidak diobati, kondisi ini justru menandakan infeksi telah berkembang dari primer menjadi sekunder.

Pada tahap ini, di area selangkangan juga dapat muncul benjolan yang menandakan pembengkakan kelenjar getah bening, sebagai reaksi dari sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab sifilis.

2. Sifilis Sekunder

Beberapa minggu setelah luka menghilang, gejala sifilis sekunder berbentuk ruam bisa muncul di bagian tubuh mana pun, terutama di telapak tangan dan kaki.

Ruam tersebut dapat disertai kutil pada area kelamin atau mulut, namun tidak menimbulkan rasa gatal.

Biasanya, ruam yang muncul berwarna merah atau merah kecoklatan dan terasa kasar, tetapi ruam tersebut sering terlihat samar sehingga penderita tidak menyadarinya.

Selain timbul ruam, gejala sipilis (sifilis) tahap sekunder juga bisa disertai gejala lain, seperti : demam, lemas, nyeri otot, sakit tenggorokan, pusing, pembengkakan kelenjar getah bening, rambut rontok, serta penurunan berat badan.

Ruam pada tahap ini juga akan menghilang meski tidak diobati.

Namun, gejala dapat muncul berulang kali setelahnya. 

Tanpa pengobatan yang tepat, infeksi dapat berlanjut ke tahap laten atau tahap tersier.

3. Sifilis Laten

Pada sifilis tahap ini, bakteri tetap ada, tetapi sifilis tidak menimbulkan gejala apa pun selama bertahun-tahun.

Selama 12 bulan pertama tahap sifilis laten, infeksi masih bisa ditularkan.

Setelah 2 tahun, infeksi masih ada di dalam tubuh, tetapi tidak bisa menular kepada orang lain lagi.

Jika tidak diobati, infeksi ini dapat berkembang menjadi tahap tersier yang merupakan tahap sifilis paling berbahaya.

4. Sifilis Tersier

Infeksi pada tahap ini dapat muncul antara 10-30 tahun setelah terjadinya infeksi pertama.

Sifilis pada tahap tersier ditunjukkan dengan kerusakan organ permanen sehingga bisa berakibat fatal bagi penderitanya.

Pada tahap ini, sifilis bisa berdampak pada mata, otak, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan sendi-sendi.

Akibatnya, penderita bisa terkena kebutaan, penyakit jantung atau stroke.

5. Sifilis Kongenital

Ibu hamil yang terkena sipilis dapat menyebarkan penyakit ini kepada anaknya, baik sejak dalam kandungan maupun saat persalinan. Sifilis jenis ini disebut sifilis bawaan atau sifilis kongenital.

Kondisi ini sering menimbulkan komplikasi serius saat kehamilan, seperti : keguguran, kematian janin, atau kematian bayi beberapa saat setelah dilahirkan.

Bila berhasil hidup, bayi yang lahir dengan sifilis kongenital biasanya tidak menunjukkan gejala tertentu pada awalnya.

Namun, beberapa bayi dapat mengalami ruam di bagian telapak tangan atau telapak kaki, serta pembengkakan kelanjar getah bening dan organ limpa.

Kondisi sifilis kongenital dapat menimbulkan komplikasi serius, antara lain seperti :

1. Kelainan bentuk tulang, seperti batang hidung yang rata karena tulang rawan rusak dan dahi yang menonjol karena peradangan.

2. Kelainan bentuk gigi.

3. Anemia berat

4. Pertumbuhan tulang yang abnormal.

5. Meningitis

6. Ganguan saraf, seperti buta atau tuli.

Baca juga: Heboh di Gorontalo, Apakah Penyakit Antraks Bisa Menular Antarmanusia? Ini Penjelasannya

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunTernate.com

Berita Terkini