TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Wilheim Kyreieleison Wagunu, pria yang diduga melompat dari Jembatan Interchange Manado, Sulawesi Utara (Sulut) pada Sabtu 19 Oktober 2024.
Duka mendalam bagi keluarga dan kerabat Wilheim Wagunu.
Wilheim Wagunu meninggal atas kejadian tersebut.
Wilheim Wagunu dikenal sebagai sosok suami yang sayang kepada istri dan anaknya.
Hal ini berdasarkan keterangan keluarga Wilheim Wagunu.
Baca juga: Pengakuan Tetangga PNS Diduga Lompat dari Jembatan Interchange Manado, Wilheim Sosok Baik Hati
Kepergian Wilheim Kyreieleison Wagunu, meninggalkan duka yang mendalam bagi pihak keluarga.
Diketahui sebelumnya, Wilheim ditemukan tewas di jalan Ring Road Manado, Sulut diduga melompat dari Jembatan Interchange Manado, Sabtu (19/10/2024).
Wilheim adalah warga jaga VIII Desa Watutumou Dua, Kalawat, Minut, Sulawesi Utara.
Ia bekerja sebagai PNS di Rutan Kelas IIA Malendeng Manado.
Saat di lokasi kejadian, ada pihak keluarga yang menangis histeris di dalam mobil polisi saat jenazah di bawah ke Rumah Sakit Bhayangkara.
Ateng salah satu keluarga korban menjelaskan, sosok Wilheim sangat sayang anak istrinya.
"Anaknya satu perempuan masih sekolah di Watutumou Dua dan dia juga baik sangat sayang istri," ujar Ateng saat di lokasi kejadian.
Ateng menjelaskan sosok Wilheim pendiam, namun sangat baik kepada semua orang.
"Orangnya pendiam cuma baik kepada banyak orang, tidak pernah bermasalah dengan orang lain," tuturnya.
Ia menjelaskan pihak keluarga sangat terpukul atas kematian Wilheim.
"Kami kaget tiba-tiba dapat kabar seperti ini, terutama anak istrinya sangat terpukul sekali," terangnya.
Keluarga histeris
Wilheim Kyreieleison Wagunu, pria yang ditemukan tewas di jalan Ring Road Manado, Sulawesi Utara diduga melompat dari Jembatan Interchange Manado.
Wilheim adalah warga jaga VIII Desa Watutumou Dua, Kalawat, Minut, Sulawesi Utara.
Saat di lokasi kejadian, ada pihak keluarga yang menangis histeris di dalam mobil polisi saat jenazah di bawah ke Rumah Sakit Bhayangkara.
Kanit 3 SPKT Polres Minahasa Utara mengatakan pihak keluarga sangat terpukul ketika melihat Wilheim meninggal dunia.
"Tadi itu yang menangis pihak keluarga kemungkinan istrinya," tutur Ferdinand.
Ferdinand menjelaskan saat ini jenazah Wilheim telah di bawah ke Rumah Sakit Bhayangkara.
"Pihak keluarga juga sudah ikut ke Bhayangkara," ungkapnya.
Dia menambahkan kejadian ini telah diambil alih oleh Polres Minut.
"Masuk Minut jadi penyelidikan ada di Polres Minut," pungkasnya.
Teman Wilheim Wagunu Kaget
Wilheim Kyreieleison Wagunu, pria yang ditemukan tewas di jalan Ring Road Manado, Sulawesi Utara diduga melompat dari Jembatan Interchange Manado.
Pria asal jaga VIII Desa Watutumou Dua, Kalawat, Minut, Sulawesi Utara, bekerja sebagai PNS di Rutan Kelas IIA Malendeng Manado.
Hal itu diungkapkan oleh teman kerja korban bernama Ivan.
"Itu teman kami sama-sama kerja di Rutan Kelas IIA Malendeng," ujar Ivan, saat ditemui di lokasi kejadian, Sabtu (19/10/2024).
Menurut Ivan Wilheim sudah cukup lama kerja di di Rutan Kelas IIA Malendeng.
"Dengar-dengar dari senior Wilheim sudah lama kerja Rutan Kelas IIA, cuma untuk berapa tahun saya juga belum tahu," jelasnya.
Dia menjelaskan teman-teman yang di Rutan sangat kaget dengan informasi meninggalnya Wilheim.
"Kami sementara kerja tiba-tiba ada informasi seperti ini kaget sekali tidak menyangka korban telah meninggal dunia.
Kami sebagai teman hanya bisa mengucapkan turut berduka cita kepada keluarga dan istri yang ditinggalkan almarhum," pungkasnya.
Usulan DPRD
Jembatan Interchange Manado Bypass, Sulawesi Utara (Sulut) kembali viral.
Pasalnya, Interchange Manado, sudah 3 kali dijadikan TKP orang jatuh.
Baru-baru ini seorang pria bernama Wilheim Kyreieleison Wagunu, ditemukan tewas diduga melompat dari Interchange, Sabtu (19/10/2024).
Wilheim bekerja sebagai PNS di Rutan Kelas IIA Malendeng Manado.
Hal ini membuat heboh masyarakat Sulut, karena kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya di Interchange.
Untuk mencegah kejadian serupa terjadi lagi ke depan, anggota DPRD Manado Andrew Palit memberikan usulan kepada pemerintah.
Menurut Andrew pemerintah harus membuat pos pencegahan di lokasi-lokasi yang menjadi tempat orang melompat.
"Pos ini bertujuan untuk memantau kalau ada orang-orang yang lama berdiam di Jembatan secepatnya didekati.
Selain itu, kalau pendekatan religius bisa pasang di lokasi ayat-ayat suci seperti Alkitab Alquran dan lain-lain, tujuannya untuk mengingatkan bahwa bunuh diri hal yang salah," tutur Andrew.
Andrew menjelaskan, di sisi lain pemerintah juga harus bekerja sama dengan pemuka-pemuka agama untuk memberikan edukasi tentang kesehatan mental dan kedamaian dalam pikiran.
"Jadi bisa bekerja sama dengan Gereja, Masjid, Wihara atau tempat ibadah lainnya untuk memberikan edukasi kepada umatnya.
Bisa juga dilibatkan psikologi dan psikiater masuk ke sekolah-sekolah dan kantor-kantor pemerintah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat," ungkapnya.
Kata Andrew, salah satu usulan program menarik ke pemerintah yaitu menyediakan wadah jalur curhat atau Hotline di Kota Manado.
Di mana tujuannya, semua masyarakat Sulut bisa berbagi cerita masalah yang sementara dialami lewat Hotline ini.
"Hal juga tentu akan melibatkan psikologi dan psikiater handal untuk mendengar setiap masalah masyarakat dan siap memberikan solusi terbaik.
Yang pasti Hotline ini harus muda dan gampang diakses oleh semua masyarakat Sulut baik itu lewat Instagram, Facebook, Whatsapp dan lain-lain," terangnya.
Mantan Stafus Walikota Manado ini juga meminta semua masyarakat untuk saling peduli satu dengan yang lain.
Dengan adanya kejadian seperti ini kita sesama masyarakat harus peduli, ketika ada saudara atau teman-teman kita yang punya masalah kita harus bantu mendengar dan memberikan solusi.
Karena memang ada orang yang kelihatan bahagia tetapi hatinya lagi hancur, jadi ini tugas kita sesama masyarkat maupun pemerintah untuk saling peduli agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi," pungkasnya.
(TribunManado.co.id)
Baca Berita Tribun Manado di Google News
WA TribunManado.co.id : KLIK