TRIBUNMANADO.CO.ID - Update kasus Vina Cirebon.
Berbagai fakta soal kasus kematian Vina Cirebon mulai terungkap.
Salah satunya yang berkaitan dengan saksi mata.
Ismail, saksi mata kasus Vina Cirebon mengaku dapat teror.
Ya usai bersaksi melihat Vina Dewi Arsita alias Vina Cirebon dan Muhammad Rizky alias Eky kecelakaan motor di Jembatan Talun, Ismail diteror.
Teror itu diterima istri Ismail yang kini tinggal di Bekasi bersama anak bungsunya.
Ismail yang kini berada di Lembur Pakuan, kediaman mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menceritakan teror yang diterima keluarganya.
Ismail menyebut, tiba-tiba istrinya didatangi adiknya bernama Ibrahim yang bertahun-tahun tidak pernah datang menemuinya.
Ibrahim, kata Ismail, sudah lama hilang tidak diketahui keberadaannya.
Ia muncul mendatangi rumah Ismail, yang saat itu hanya ada sang istri dan anaknya.
"Adik saya Pak, adik kandung, yang saya gak tahu sudah bertahun-tahun saya gak tahu dia di mana tinggalnya, rimbanya saya gak tahu, semalam ke rumah, Pak."
"Marah-marah saya disuruh mundur," kata ISmail kepada Dedi, dikutip dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, tayang Jumat (9/8/2024).
Ismail sendiri bingung adiknya tiba-tiba menyambangi rumahnya, padahal sudah lama tidak bertemu.
Yang menambah kebingungannya lagi, Ibrahim meminta Ismail menarik semua kesaksiannya soal kecelakaan Vina dan Eky.
Alasannya karena ada orang yang menyuruhnya.
"Ke rumah tuh gak assalamualaikum gak apa, tolak pinggang marah-marah sama istri saya."
"Saya bingung, katanya ada yang nyuruh orang Jakarta," kata Ismail.
Ismail yang tidak tahu dimana tempat tinggal dan pekerjaan Ibrahim mengaku bingung dengan perilaku sang adik.
Beruntung saat itu istri Ismail bersikap tegas mengatakan apa yang dilakukan suaminya sudah benar karena mengatakan kejadian sebenarnya.
Namun saat Ibrahim bersikukuh melarang Ismail.
Ismail merasa takut, sebab dia kini tinggal bersama Dedi Mulyadi, sementara istri dan anaknya yang masih SMP tinggal di rumah, di Bekasi.
Terlebih kenangan sosok Ibrahim begitu membuat trauma.
Ismail mengenal betul perangai adiknya itu yang nekat.
Tifak tahu kenapa marah-marah padanya.
"adek saya ibrahim., kalua saya ngo,ong apa adanya .yang saya lihat, yang saya rasakan., kalau saya buat kebenaran, insyaallah 7 terpidana mau bebas .
Gak ada saya paksaan, saya merasakan melihat.
Ismail mengenang keributan dengan adiknya itu yang nyaris membuat dirinya tersabet samurai karena perkara cucian.
"Saya kan masuk rumah, emak nyuci."
"Saya bilang ini kok pakaian dia (Ibrahim) yang nyuci emak gitu kan. Marah-marah ribut, Pak."
"Saya kira kan selesai gitu. Pas saya dari rumah tetangga, balik lagi, dia bawa samurai. Saya tangkis, ribut berantem. Enggak luka," kata Ismail.
Di keluarga, sosok Ibrahim memang sudah terkenal dengan keberaniannya.
"Saya takut, memang dia istilahnya orangnya berani gitu Pak di keluarga," kata Ismail.
Ismail pun memikirkan keselamatan istri dan anaknya.
"Saya dari malem mikirin, Pak. Kalau saya mati gak apa-apa Pak, tapi anak istri," ujar Ismail tak mampu menuntaskan kalimatnya karena menangis.
Dedi Mulyadi pun menenangkan dan berjanji melindungi Ismail dan keluarganya.
Bahkan Dedi meminta istri dan anak Ismail untuk sementara tinggal bersama.
"Yaudah Bapak nanti dilindungi. Berarti nanti kita laporkan ada ancaman kepada Bapak. Iya teror berarti kan intimidasi," kata Dedi.
"Saya tidak akan membiarkan orang yang jujur mengungkap kebenaran mendapat intimidasi," tambah pria yang karib disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM).
Pengakuan Lengkap Ismail
Sebelumnya, Ismail mengaku menyaksikan sendiri kecelakaan maut tersebut di Jembatan Layang Talun, Kabupaten Cirebon.
Peristiwa itu teringat karena berbarengan dengan momen spesial sang anak yang melamar calon pasangannya pada 8 tahun silam meski kini hubungan mereka kandas.
"Saya inget pak, anak angkat saya ada acara lamaran (saat itu)" cerita Ismail kepada Dedi Mulyadi di Channel Youtube Kang Dedi Mulyadi yang tayang pada Rabu (7/8/2024).
Ia bercerita 8 tahun silam, tepatnya pada hari Sabtu (27/8/2024), anaknya, Purnomo, hendak melamar Yeni di Desa Watubelah, Cirebon.
Sepulangnya dari rumah Yeni, sekitar pukul 22.15 WIB, Ismail bersama anaknya pulang melewati Jalan Jembatan Layang Talun, Kabupaten Cirebon.
Saat melintas di jembatan itu, mereka berdua melihat pengendara motor yang berboncengan dengan seorang wanita melaju secara ugal-ugalan.
Ismail menduga kuat pengendara motor itu ialah Eky dan Vina.
"Jalannya berlawanan arah. Naik motornya Eky zig-zag kayak orang mabok, saya naik motor lihat," ujar pria yang kini tinggal di Bekasi itu.
"Anak saya juga bilang 'kenapa tuh pak kayak orang mabok'. Terus standing pak. Sambil teriak-teriak kayak orang gembira,"katanya lagi.
Setelah berkendara secara serampangan di jalan umum itu, Eky kehilangan kendali sehingga menabrak trotoar atau median jalan yang berada di tengah.
Usai motornya menghantam trotoar, badan Eky lalu membentur tiang listrik.
"Saya lihat motornya warna biru telor asin sama cat kuning. Helmnya putih merah," katanya.
Ismail melihat kedua korban itu tergeletak dalam kondisi tertelungkup.
Ia sangat meyakini dengan apa yang dilihatnya, bahwa Eky dan Vina tewas karena kecelakaan.
Ismail rela jauh-jauh dari Bekasi menuju rumah Dedi Mulyadi di Subang demi menceritakan kesaksiannya.
Ia sempat tak bertemu dengan Dedi Mulyadi saat pertama kali memutuskan datang ke rumahnya.
Ia sempat menginap di masjid dan SPBU sampai menunggu eks Bupati Purwakarta tersebut pulang dari Yogyakarta.
"Saya yakin enggak salah pak, saya lihat dengan mata kepala saya sendiri pak," pungkasnya sembari menangis.
Kini, kesaksian Ismail itu sudah disampaikan di depan notaris.
Selanjutnya, kesaksian Ismail akan dijadikan bukti baru untuk membebaskan 7 terpidana dari hukuman seumur hidup.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Istri Diteror Usai Bersaksi Vina dan Eky Kecelakaan, Ismail Menangis ke KDM Ungkap Ribut Samurai
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id
Baca Berita Lainnya di: Google News
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya