TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini adalah fakta erupsi Gunung Merapi.
Info terbaru yang didapat, ada 23 orang yang dipastikan meninggal dunia.
Jumlah korban itu dari total 75 orang yang mendaki.
Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono, mengatakan, total korban terdampak akibat erupsi Gunung Marapi terdata sebanyak 75 orang.
Dari total 75 orang yang mendaki, ada 23 orang yang dipastikan meninggal. sementara itu 52 orang pendaki berhasil selamat.
Berbicara soal korban, baru-baru ini warga berhasil evakuasi korban erupsi Gunung Merapi.
Detik-detik evakuasi pendaki Gunung Marapi dikuak oleh salah satu warga.
Sosoknya adalah Edi Sutan Marajo yang kerap disapa Mak Jo.
Mak Jo bersama 12 warga Batu Palano, Kabupaten Agam membantu evakuasi dua pendaki yang terjebak erupsi Gunung Merapi pada Minggu (5/12/2023).
Awalnya, ia dan warga lainnya bermaksud menyalurkan logistik atau makanan kepada tim gabungan.
Namun, warga berinisiatif membantu evakuasi. Mereka lewat jalur lama yang hanya diketahui warga Batu Palano.
Mak Jo bilang ia dan warga menemukan 11 pendaki di sekitar puncak dan cadas Marapi.
Saat itu, hanya ada dua kantong mayat. Mereka kemudian memasukkan dua orang korban ke kantong mayat itu.
Sementara, sembilan lainnya belum bisa dievakuasi. Warga lantas menandai titik-titik ditemukannya korban.
"Kami tandai dengan carrier yang dihimpit batu, lalu dengan kayu yang dililit bunga dan kain."
"Kemudian sesampainya di bawah kami kasih tahu ke tim gabungan," ujar Mak Jo kepada TribunPadang.com, Selasa (5/12/2023).
Kata dia, warga mengevakuasi dengan penerangan seadanya, yakni senter handphone.
Akhirnya, dua korban berhasil di evakuasi hingga ke pos pendakian Batu Palano sekitar pukul 22.00 WIB. Kedua korban yang disebut sudah meninggal itu kemudian langsung ditunggu ambulans.
Mak Jo mengatakan, dua orang korban yang dievakuasi itu ditemukan sekitar cadas, atau sekira 300 meter dari tugu Abel di puncak Marapi.
"Kondisi korban umumnya luka bakar, di muka dan tangan. Sudah meninggal dunia," ujarnya.
Lebih lanjut, Mak Jo mengatakan, saat warga mengevakuasi erupsi masih terus terjadi.
"Masih erupsi, kami entah bagaimana tak memikirkan itu, pokoknya secepatnya kami bawa ke bawah," tambah dia.
Ia melanjutkan, saat mengevakuasi korban, ia tetap memikir risiko.
"Tapi biasanya kalau Marapi meletus kalau sudah mengeluarkan material itu setelahnya erupsi sesudahnya cuma abu, yang diwaspadai abu panas," imbuh Mak Jo.
"Sementara kami juga dari dulu secara ilmu alamnya, lihat arah angin. Kalau arah angin ke utara kami naik, kalau ke barat kami cari perlindungan dulu," lanjut dia.
Terakhir kata Mak Jo, ia dan 13 warga menuju puncak melalui jalur lama yang hanya diketahui warga Batu Palano dan komunitas trail adventure. Jalur ini hemat waktu sekitar satu setengah jam. (*)
Artikel diolah dari TribunPadang.com
Penulis: Wahyu Bahar
Sumber: Tribun Padang
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com
Baca Berita Lainnya di: Google News