TRIBUNMANADO.CO.ID - Renungan Harian Kristen hari ini

Mazmur 147:3 TB
Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka;

Sang Tabib Agung

Saat lengan seseorang patah, terjadi proses penyembuhan: memperbaiki tulang, mengistirahatkan lengan (biasanya dengan belat atau gips), dan menunggu.

Menunggu tulang baru terbentuk.
Menunggu tulang baru mengeras.
Menunggu tulang baru menjadi kuat.

Dan bukan hanya tubuh kita saja yang perlu pemulihan hati kita juga rentan. Namun syukurlah, seperti yang ditekankan oleh pemazmur, Tuhan tidak membiarkan kita berada dalam kehancuran. Sebaliknya:

“Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka.”
Mazmur 147: 3 TB

Baik itu hubungan yang retak, harapan yang hancur, atau kehilangan orang yang dicintai atau mimpi, kehancuran itu menyakitkan.

Namun segala jenis kehancuran dapat dibawa kepada Sang Tabib Agung.

Seperti halnya istirahat fisik, Tuhan bekerja dalam realitas ruang dan waktu untuk menyembuhkan hati yang terluka.

Ada luka yang ringan, dan ada luka yang cukup dalam, namun semuanya membutuhkan perhatian dan perawatan.

Dan agar hati bisa sembuh dengan baik, ada sebuah proses:

Reset: Anda dapat mereset hati dan pikiran Anda dengan mengingat apa yang telah Tuhan katakan tentang diri-Nya dan tentang Anda.

Jujurlah kepada-Nya, dengarkan bisikan Roh Kudus, dan izinkan Firman Tuhan menyelaraskan kembali cara pandang Anda.

Rest/Istirahat: Salah satu anugerah terbesar yang Tuhan berikan kepada kita adalah perintah untuk beristirahat, yang juga merupakan cara yang lebih cepat untuk pulih.

Maka beristirahatlah di hadirat Tuhan, beristirahatlah dalam kebesaran Tuhan, dan beristirahatlah di tangan Tuhan yang maha kuasa.

Resist/Tolak: Sangatlah penting menolak hasrat untuk mempercepat penyembuhan, memaksakan waktu Anda, atau menjauh dari Sang Penyembuh utama Anda. Menunda rencana Anda adalah rencana terbaik.

Kabar baiknya adalah patah tulang bisa disembuhkan begitu juga dengan patah hati. Jadi, reset perspektif Anda, beristirahat di tangan-Nya, dan tolak godaan untuk terburu-buru menjalani proses penyembuhan.

(*)