Program Selamatkan Yaki

Selamatkan Yaki: Pilih Sajian Lauk dengan Pertimbangan Kelestarian Alam saat Pengucapan Syukur

Penulis: David_Kusuma
Editor: David_Kusuma
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Program Selamatkan Yaki gelar Focus Group Discussion di Amurang Minsel, untuk Upaya Mitigasi Perdagangan Satwa Liar Ilegal pada Agustus 2023

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pada 10 September ditetapkan sebagai hari pengucapan syukur serentak di Sulawesi Utara.

Seperti biasa, kegiatan ini selalu menyita perhatian banyak warga di Sulawesi Utara khususnya di wilayah Kabupaten Minahasa secara keseluruhan.

GMIM sebagai gereja dengan umat yang paling besar di Sulut telah mengeluarkan surat bahwa pengucapan syukur akan dilaksanakan serentak di 10 September 2023 ini.

Program Selamatkan Yaki menghimbau agar warga Sulut yang merayakannya dengan memegang komitmen untuk memilih daging atau sajian lauk di meja makan dengan mempertimbangkan aspek keseimbangan dan kelestarian alam.

Yakni dengan pilihan-pilhan lauk atau daging yang tidak masuk dalam kategori terancam punah dan dilindungi.

Program Selamatkan Yaki gelar Focus Group Discussion di Amurang Minsel, untuk Upaya Mitigasi Perdagangan Satwa Liar Ilegal pada Agustus 2023 (Program Selamatkan Yaki)

Lembaga ini secara konsisten dan intensif dalam melakukan sosialisasi ke multi stakeholder dalam upaya penyadartahuan tentang perlindungan terhadap satwa liar terancam punah dan dilindungi seperti Yaki, Kuse Kerdil, Kus Kus Beruang, Babi Rusa, Anoa dan lainnya.

Purnama Nainggolan sebagai koordinator edukasi Program Selamatkan Yaki mengatakan, Sulut ini unik dan menarik kalau berbicara tentang keberadaan Satwa Liar.

"Karena ancaman terhadapnya menjadi sangat kuat karena indikasi perburuan untuk diperjualbelikan dan dikonsumsi dan juga karena habitatnya yang rusak. Ini bisa dikatakan kurang baik dibandingkan wilayah lain di Indonesia. Dan kebiasaan konsumsi ini menjadi faktor penting yang memposisikan Sulut menjadi tujuan dalam perdagangan satwa liar dari berbagai provinsi di Sulawesi," ujar Purnama.

Kata dia, maka dalam beberapa tahun terakhir ini, Selamatkan Yaki meningkatkan kampanye akan kebanggaan yang harusnya kita miliki.

"Yakni bangga tidak berburu, menjual, mengkonsumsi dan memelihara satwa liar yang terancam punah dan dilindungi. Bukan kebanggaan-kebanggaan lainnya yang justru berkonotasi negatif dan buruk bagi lingkungan dan pencitraan Sulawesi Utara," ucap Purnama.

"Mari jo bekeng Sulut bangga dengan hal positif," katanya lagi mengajak semua warga Sulawesi Utara. (vid)

Berita Terkini