TRIBUNMANADO.CO.ID- Anies Baswedan calon presiden dari partai Nasdem dan koalisi perubahan terus mengampanyekan diri.
Ia pun sudah mengumbar visi internasional jika terpilih nanti.
Itu semata untuk mengambil hati masyarakat dan jumlah dukungan mereka.
Baca juga: Beredar Rekaman TNI Dukung Anies Baswedan Jadi Presiden, Video Diunggah 7 Juni 2023, Ini Faktanya
ada beberapa hal yang ia ingin lakukan di taraf internasional.
Satu di antaranya soal perdamaian dunia yang harus dilakukan.
Memang sampai saat ini, Indonesia menjadi satu negara yang ikut serta dalam menjaga perdamaian dunia.
Kerena memang itu adalah amanat Undang-undang Dasar 1945.
Baca juga: AHY Sebut Nama Anies Baswedan dalam Pertemuan dengan PDIP
Bakal Calon Presiden, Anies Rasyid Baswedan menekankan pentingnya Indonesia memiliki visi internasional.
Dia juga turut menekankan pentingnya Indonesia menjaga perdamaian dunia dan berkontribusi dalam tantangan iklim.
Menurutnya, setiap orang memiliki 3 ranah kiprah, yakni sebagai warga daerah, sebagai warga nasional, dan sebagai warga dunia, dimana Indonesia perlu berperan di ketiga wilayah itu.
"Ketika kita berbicara tentang hubungan internasional, bagaimana hubungan kita dengan berbagai negara, maka cara pandangnya bukan sekedar untung dan rugi," kata Anies lewat video yang diputar dalam diskusi daring bertajuk 'Visi Internasional Anies Rasyid Baswedan', Minggu (18/6/2023).
Baca juga: Hoaks Video TNI Dukung Anies Baswedan Jadi Capres, Kapuspen Tegaskan TNI Netral
"Bukan hanya tentang perdagangan, bukan hanya tentang kegiatan investasi dan berapa banyak uang yang masuk dan keluar, tapi ini tentang bagaimana kita berperan untuk ikut menjaga perdamaian, ikut menjaga stabilitas, baik di kawasan Asia Tenggara, kawasan Asia, apalagi kawasan dunia," ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya Indonesia memiliki prinsip yang berdasarkan kepada 'nilai' atau 'value base' untuk menghadapi berbagai macam tantangan dunia.
Ketika Indonesia menghadapi persoalan-persoalan yang ada di dunia internasional, maka prinsip itu yang dapat dipakai untuk menakar hubungan dengan negara-negara lainnya.
"Misalnya, kita memiliki prinsip bahwa 'kemerdekaan adalah hak segala bangsa', prinsip menghormati integritas teritorial, maka ketika ada aneksasi, kita bisa mengatakan bahwa ini adalah melanggar prinsip yang kita yakini," ujarnya.
"Jadi walaupun yang melakukan bisa jadi adalah teman Indonesia, negara yang memiliki hubungan baik dengan kita, kita harus sampaikan, apabila prinsip-prinsip ini tidak dihormati, kita harus tegur," lanjut Anies.
Dalam pemaparannya tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menceritakan pengalamannya untuk memberikan solusi dalam persoalan iklim.
Menurutnya persoalan iklim tidak hanya persoalan lintas negara, tapi juga lintas wilayah.
Saat itu dia mendapat kesempatan untuk berbicara tentang bagaimana cara menghadapi krisis iklim yang disambut baik oleh Sekjen PBB.
"Saat di Jakarta dulu, kami terlibat dalam usaha untuk berkontribusi atas tantangan global di wilayah Jakarta. Dan ketika kita terlibat dalam percakapan internasional yang dihadiri Sekjen PBB, disitu kami sampaikan hal-hal yang harus dikerjakan oleh PBB dan direspon oleh Sekjen PBB yang pada waktu itu hadir," kata Anies.
"Artinya persoalannya global, wilayah aksinya lokal, tapi visinya adalah visi bersama, untuk masyarakat global. Sebagai bagian dari tanggung jawab kita sebagai warga global," lanjutnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com