Virus ASF

Ada Ancaman Virus ASF, Warga Manado Tetap Gemar Konsumsi Daging Babi: Tak Takut dan Berdoa

Penulis: Tirza Ponto
Editor: Tirza Ponto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virus ASF atau demam babi Afrika mulai merebak tetapi warga Manado, Sulawesi Utara tetap gemar mengonsumsi daging babi.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kebanyakan masyarakat yang berada di Sulawesi Utara gemar mengonsumsi daging babi.

Olahan daging babi yang beragam membuat makanan ini digemari.

Daging babi dengan beragam olahan sudah menjadi makanan khas Sulawesi Utara.

Olahan daging babi yang menjadi favorit seperti sate, babi rica, babi leilem dan babi kecap.

Tak sedikit rumah makan di Sulawesi Utara yang menjual makanan dengan olahan daging babi ini.

Kini muncul virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.

Virus ASF itu pun sudah mulai terdengar sampai ke Sulawesi Utara (Sulut).

Menanggapi hal itu, salah satu penikmat daging babi mengaku tidak takut.

Adinda Tambuwun, warga Jalan Mahakeret Kota Manado menyebut seminggu tiga kali sudah menjadwalkan untuk singgah di rumah makan yang menjual daging babi.

"Memang enak sekali, kadang tinggal mo pilih mo makan babi rica dan lain sebagainya, pokoknya nikmat," jelasnya

Adinda melihat sejauh ini tidak ada perubahan dengan harga di rumah makan yang menjual daging babi.

"Harganya seperti biasa, kalau pake nasi biasanya Rp 15.000 sampai Rp 20.000, tapi kan bisa hanya beli dagingnya saja, harganya jauh lebih murah," jelasnya.

Informasi adanya virus dalam daging babi, Adinda mengaku tidak takut.

Karena yang dia tau, pengolahan masakan daging babi sudah melewati proses yang higienis hingga bisa dikonsumsi.

"Kan pasti penjualnya sudah bersihkan dagingnya dan juga sudah direbus, kuman-kumannya pasti mati, dan sejuah ini aman-aman saja dalam diri saya," jelasnya

Senada disampaikan Joshua Woley warga Perkamil, dia sedari kecil memang penikmat daging babi.

"Saya lahir di Langowan, memang disana kami sangat menyukai daging babi," jelasnya

Dia pun tak takut mengonsumsi makanan ini meskipun ada informasi bahaya virus.

"Kami sudah melewati berbagai macam informasi adanya virus, yakin saya dan percaya kepada Tuhan, lewat kita berdoa," jelasnya.

Pengusaha Kuliner Babi di Manado Mengaku Tetap Untung di Tengah Ancaman Virus ASF

Pemerintah Sulawesi Utara (Sulut) melarang pembelian daging babi dari luar daerah.

Hal ini diberlakukan karena adanya ancaman virus African Swine Fever (ASF). 

Meski demikian, pengusaha Kuliner daging babi di Manado mengatakan jika larangan ini tak berpengaruh pada usaha mereka. 

Meilin salah satu pedagang kuliner di Kota Manado mengatakan pihaknya selalu mengambil daging dari Minahasa. 

"Sejauh ini belum berpengaruh. Karena daging babi yang kami jual diambil dari Kabupaten Minahasa," ungkapnya saat ditemui Tribunmanado.co.id, Kamis 1 Juni 2023 di kawasan Megamas Manado. 

Ibu dua orang anak ini mengaku jika awalnya virus ASF sempat membuatnya khawatir. 

Tapi ia bersyukur karena penjualan daging babi di tempatnya masih stabil. 

"Awalnya sempat takut. Tapi sejauh ini stok daging babi masih terpenuhi, harga juga belum ada yang naik," akui dia. 

Peternak Babi di Minahasa Berharap Virus ASF Tidak Masuk Sulawesi Utara

Para peternak babi di Langowan, Minahasa sudah mendengar soal virus ASF atau demam babi Afrika.

Demam babi Afrika merupakan salah satu penyakit yang mematikan bagi ternak.

Ridel, salah satu peternak Babi asal Langowan mengatakan sudah mendengar tentang penyakit berbahaya itu.

"Sudah pernah dengar soal penyakit itu, katanya dari Sulawesi Tengah," ujar Ridel saat diwawancarai via WhatsApp, Kamis (1/6/2023).

Meski begitu, dirinya mengaku belum mengetahui gejala apa yang terjadi pada babi jika terinfeksi.

"Tapi kalau soal gejala pada babi, saya belum tau," katanya Ridel.

Ridel mengaku kuatir jika virus tersebut masuk ke Sulut. 

"Kuatir jika virus itu sampai masuk, takutnya bisa menyebar ke ternak kami," kata Ridel. 

Saat ini virus ASF belum ditemukan di Sulut, tapi mereka berharap pemerintah punya jalan keluar mengatasi masalah ini.

"Kami berharap pemerintah bisa cepat mengantisipasi masalah ini," ucap Ridel 

Ridel juga mengatakan ada sekitar 20 babi yang dipotong setiap bulannya untuk dijual.

 (TribunManado.co.id/Rhendy/Nielton/Petrick)

 

Baca Berita Lainnya di Google News

Berita Terkini