TRIBUNMANADO.CO.ID - Surah Al Ikhlas adalah satu di antara bacaan populer, sering dibaca dalam sholat oleh umat muslim di Indonesia.
Surat Al-Ikhlas memiliki ayat yang pendek, mudah dimengerti dan mudah dihafal oleh semua kalangan, anak-anak hingga dewasa.
Berikut penjelasan per ayat, makna dan keutamaan Surah Al Ikhlas.
Bacaan Surah Al Ikhlas
Berikut ini adalah bacaan surat Al Ikhlas dalam tulisan Arab, latin, dan juga artinya yang akan memudahkan untuk membacanya:
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ
(Qul huwallāhu aḥad)
Artinya: (1) “Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”
ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ
(Allāhuṣ-ṣamad)
Artinya: (2) “Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
(Lam yalid wa lam yụlad)
Artinya: (3) “Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan.”
وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ
(Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad)
Artinya: (4) “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
Makna dan Keutamaan Surah Al Ikhlas
Keutamaan surat Al Ikhlas sangat luar biasa, karena berisi perintah meng-esakan Allah SWT.
Ahli Quran, KH Quraish Shibab menuturkan nama surat Al Ikhlas terambil dari kata ‘khalis’ yang berarti suci atau murni setelah sebelumnya memiliki kekeruhan.
Surat Al Ikhlas adalah surat ke-112 dalam Alquran yang termasuk dalam surat Makkiyah karena diturunkan di kota Mekkah.
Surat ini diturunkan Allah setelah surat An-Nas. Setiap surat diturunkan sesuai dengan kondisi yang sedang berlangsung.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh UIN Raden Fatah Palembang, secara keseluruhan surat Al-Ikhlas memiliki nilai-nilai keislaman khususnya pendidikan tauhid.
Ini sesuai dengan sebab diturunkannya surat Al Ikhlas ini. Dalam sebuah hadits diceritakan:
عَنْ أَبِي العَالِيَة عَنْ أُبَيْ بْنُ كَعَب رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ الْمُشْرِكِيْنَ قَالُوْا: يَا مُحَمَّدٌ ؛ انسب لَنَا رَبَّكَ ؛ فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ اللهُ الصَّمَدٌ
Artinya: “Dari Abi al-‘Aliyah, dari ‘Ubay bin Ka’ab RA, sesungguhnya kaum musyrikin berkata: “Wahai Muhammad! Sebutkanlah (beritahukanlah) kepada kami tentang Tuhanmu!
Maka Allah azza wa jalla menurunkan ayat (‘qul huwa allăhu ‘ahad, Allăh as-Shamad sampai pada ayat terakhir).” (HR Tirmidzi)
Surat Al Ikhlas Ayat 1
Kata ahad (أحد) diambil dari akar kata wahdah (وحدة) yang artinya kesatuan. Juga kata waahid (واحد) yang berarti satu.
Kata ahad dalam ayat ini berfungsi sebagai sifat Allah SWT yang artinya Allah memiliki sifat tersendiri yang tidak dimiliki oleh selain-Nya.
Menurut Sayyid Qutb, ‘qul huwallaahu ahad’ merupakan lafal yang lebih halus dan lebih lembut daripada kata ‘ahad’.
Sebab, kalimat itu menyandarkan kepada makna ‘wahid’ bahwa tidak ada sesuatu pun selain Dia bersama Dia dan bahwa tidak ada sesuatu pun yang sama denganNya.
Ini adalah ahadiyyatul-wujud, keesaan wujud. Karena itu tidak ada hakikat kecuali hakikat-Nya dan tidak ada wujud yang hakiki kecuali wujud-Nya.
Segala maujud yang lain hanyalah berkembang atau muncul dari wujud yang hakiki itu dan berkembang dari wujud dzatiyah itu menurut Sayyid Qutb dalam Tafsir fi Zilalil Qur’an.
Surat Al Ikhlas Ayat 2
Menurut Ibnu Abbas, seluruh makhluk bergantung kepada Allah SWT. Dia-lah Tuhan yang Maha Sempurna dalam perilaku-Nya.
Maha Mulia yang Maha Sempurna dalam kemulian-Nya. Maha Besar yang Maha Sempurna dalam kebesaran-Nya.
Menurut Tafsir Al Misbah, ash shamad (الصمد) berasal dari kata kerja shamada (صمد) yang artinya menuju. Ash shamad merupakan kata jadian yang artinya ‘yang dituju’.
Sedangkan menurut Sayyid Qutb, arti ash shamad (الصمد) secara bahasa adalah tuan yang dituju, yang suatu perkara tidak akan terlaksana kecuali dengan izinnya.
Allah SWT adalah Tuan yang tidak ada tuan sebenarnya selain Dia. Dialah satu-satunya yang dituju untuk memenuhi segala hajat makhluk.
Surat Al Ikhlas Ayat 3
Sayyid Qutb menjelaskan, hakikat Allah itu tetap, abadi, azali. Sifat-Nya adalah sempurna dan mutlak dalam semua keadaan.
Kelahiran adalah suatu kemunculan dan pengembangan, wujud tambahan setelah kekurangan atau ketiadaan.
Hal demikian adalah seseuatu yang mustahil bagi Allah SWT. Kelahiran juga memerlukan perkawinan. Dan ini juga mustahil bagi Allah SWT.
Surat Al Ikhlas Ayat 4
Kata kufuwan (كفوا) diambil dari kata kufu’ (كفؤ) yang artinya sama. Ayat ini menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun yang setara apalagi sama dengan Allah SWT.
Dia-lah yang memiliki segala sesuatu dan yang menciptakannya. Oleh karena itu, tidak mungkin Dia memiliki tandingan dari golongan makhluk-Nya yang bisa mendekati atau menyamai-Nya.
Menurut Sayyid Qutb, makna ayat ini adalah, tidak ada yang sebanding dan setara dengan Allah SWT. Baik dalam hakikat wujudnya maupun dalam sifat dzatnya.
Itulah arti Qul Huwallahu Ahad, Bacaan Surat Al Ikhlas Perintah Mengesakan Allah, Berikut Penjelasannya.
(telah tayang di :TribunSumsel.com )
Baca Berita Lainnya di Tribun Manado: di Sini