TRIBUNMANADO.CO.ID - Umat Islam telah menjalani puasa Ramadan pertama.
Puasa di bulan Ramadan hukumnya wajib untuk umat Islam atau fardhu ain.
Hal ini tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 183:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa."
Meski begitu, ada beberapa orang yang tidak diwajibkan puasa karena hal-hal tertentu.
Misalnya saja orang yang sakit parah.
Lalu, bagaimana untuk penderita diabetes?
Beberapa penelitian menunjukkan, puasa dapat bermanfaat bagi penderita diabetes.
Meskipun itu bukan menjadi pengobatan utamanya, namun, dalam beberapa kondisi, puasa juga dapat membahayakan bagi penderita diabetes.
Penjelasan dokter
Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Chairman Junior Doctor Network (JDN) Indonesia, Andi Khomeini Takdir mengatakan, penderita diabetes diperbolehkan untuk berpuasa dengan syarat mereka harus tetap berada dalam pengawasan dokter.
"Biasanya dokter akan memperbolehkan pasien diabetes untuk berpuasa ketika gula darah stabil dan tidak lebih dari angka 250 mg/dL," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (23/3/2023).
Puasa, bagi penderita diabetes dapat memiliki manfaat menurunkan gula darah dalam sementara waktu, namun juga dapat menyebabkan risiko kenaikan gula darah.
"Keduanya bisa terjadi, karena pada penderita diabetes mereka tidak memiliki kendali gula darah yang tidak baik," ungkapnya.
Dalam kondisi yang terlalu lapar (saat berpuasa), maka hal tersebut bisa menjadi hipoglikemia yang dapat menyebabkan gula darah dalam tubuh mengalami penurunan atau kadar gulanya menjadi rendah.
Sebaliknya, tubuh akan bereaksi setelah hipoglikemia itu memecah cadangan gula dalam tubuh. Akibatnya, bisa terjadi hiperglikemia atau kondisi ketika gula darah mengalami kenaikan dari batas normal yang merupakan kondisi berbahaya bagi penderita diabetes.
Untuk itu, ia mengungkapkan bahwa penderita diabetes yang memiliki risiko tinggi, tidak disarankan untuk berpuasa.
Sedangkan bagi penderita diabetes yang memiliki risiko rendah dan sedang, boleh melakukan ibadah puasa dengan pengawasan dokter.
Tanda yang harus diperhatikan
Menurut Andi, penderita diabetes yang berpuasa juga harus mengenali tanda-tanda bahaya kapan mereka harus membatalkan puasa. Beberapa tandanya meliputi:
Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Pagi, 2 Orang Tewas, Korban Tewas di Tempat Setelah Ditabrak Truk yang Menyalip
Baca juga: Lirik Lagu Evergreen - Omar Apollo Lengkap dengan Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
- Gemetaran
- Pusing
- Berkeringat dingin
- Berdebar-debar
- Pandangan kabur
"Jika mengalami tanda-tanda tersebut, lebih baik langsung dibatalkan puasanya," ucapnya.
Tips puasa bagi penderita diabetes
Andi memberikan beberapa tips untuk penderita diabetes yang ingin menjalani ibadah puasa pada bulan Ramadan, yakni:
1. Konsultasi dengan dokter
Hal pertama yang sebaiknya dilakukan bagi penderita diabetes adalah berkonsultasi ke dokter maupun ahli gizi.
Dokter nantinya akan melakukan pengecekan kadar gula darah dan menyarankan berbagai makanan yang boleh atau tidaknya dikonsumsi.
"Nantinya, dokter akan mempertimbangkan beberapa hal seperti berat badan, aktivitas, dan asupan cairan dalam tubuh. Jika dirasa stabil, maka biasanya akan diperbolehkan untuk puasa," ujarnya.
2. Hindari makanan dan minuman yang mengandung gula
Perlu diingat bahwa penderita diabetes tetap harus mengontrol apa saja yang dimakan serta menghindari makanan dan minuman yang mangandung gula.
Hal ini karena, makanan yang mengandung gula dapat membuat kadar gula darah melonjak drastis.
Sebagai penggantinya, penderita diabetes bisa mengonsumsi makanan tinggi serat saat sahur dan berbuka.
Makanan tinggi serat baik untuk penderita diabetes karena serat akan dicerna secara perlahan yang membuat tubuh merasa kenyang lebih lama selama berpuasa.
3. Kurangi konsumsi gorengan
Andi juga memberikan tips bagi penderita diabetes agar menghindari makanan yang berminyak seperti gorengan.
"Penderita diabetes memiliki pembuluh darah yang tidak terlalu bagus, jadi saat makan gorengan bisa menambah beban pembuluh darahnya," katanya lagi.
Hal ini karena gorengan mengandung lemak trans yang kurang baik bagi penderita diabetes. Meskipun tidak berpengaruh secara langsung, namun lemak trans dapat memicu resistensi insulin dan sindrom metabolik yang bisa menjadi penyebab dari diabetes.
4. Konsumsi banyak sayur dan protein
Andi menyarankan, penderita diabetes bisa lebih banyak mengonsumsi sayur dan makanan yang mengandung gizi seimbang seperti vitamin, mineral, karbohidrat, dan protein.
5. Hindari makan dengan porsi besar
Baca juga: Bupati Minut Joune Ganda Minta Masyarakat Laporkan Jika Ada Illegal Logging
Baca juga: Nakhodai IPI Minut-Bitung, Magdalena Wulur Tegaskan Siap Dukung Pembangunan Pariwisata
Saat lapar, tubuh cenderung ingin mengonsumsi banyak makanan untuk mengembalikan energi yang hilang setelah berpuasa. Namun, mereka yang memiliki diabetes, tentu perlu menghindari hal tersebut.
"Saat sahur maupun berbuka, jangan langsung makan dengan porsi besar. Terlebih makanan yang mengandung tinggi karbohidrat seperti nasi," kata Andi.
Karbohidrat bisa menyebabkan kadar gula darah seseorang naik yang memicu lonjakan pada penderita diabetes.
Saat berbuka, sebaiknya makan dengan porsi kecil dan minum banyak air putih untuk mengembalikan asupan air yang hilang ketika berpuasa atau supaya tidak dehidrasi.
"Selain itu, bisa juga dengan makan buah-buahan yang rendah gula dan juga makan kurma," tuturnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bolehkan Penderita Diabetes Puasa Ramadhan? Ini Penjelasannya".
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.