Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) mencatat kasus stunting di Bolmut, Provinsi Sulawesi Utara, tahun 2022 mencapai 115 kasus atau 2,21 persen.
Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2021, yakni 83 kasus atau 1,61 persen .
Kepala Bidang Kesehatan Masarakat Dinkes Bolmut Meity Tombinawa mengatakan, dari data tahun 2022 tersebut masih ada 18 balita yang belum diukur.
"Sementra di tahun 2021 masih ada 137 balita," kata Meyti, Senin (6/03/2023).
Menurutnya hal itu dikarenakan pada saat melakukan pengukuran atau pendataan stunting masyarakat tidak ada di rumah atau sedang berada diluar daerah.
"Kadang kami kunjungi lagi, sudah pindah tempat tingal," bebernya.
Ia menjelaskan, problematika stunting semata-mata bukan hanya soal gizi buruk, melainkan ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya.
"Di antaranya soal hunian yang layak, lingkungan yang bersih, pola pikir masyarakat serta masalah lainnya," terangnya.
Meski begitu kata dia, saat ini Pemda Bolmut terus berupaya menekan angka stunting, melalui program Mairu Molihuto Stunting (Mari kita bersama-sama memberantas stunting).
Untuk itu, ia meminta sinergitas dan kolaborasi semua pihak mulai dari OPD, Pemerintah Kecamatan dan Desa, untuk bersama-sama menangani problematika tersebut.
Lebih lanjut kata dia, meski koordinator stunting sudah dibawah BKKBN, namun Dinas Kesehatan selaku dinas teknis akan melakuakan langka strategis untuk menekan angka Stunting di Bolmut tahun 2023 ini, seperti:
-Melaksanakan scrining layak hamil
-Melaksanakan scrining SHK untuk semua bayi baru lahir
-Mengaktifkan posyandu
-Melaksanakan kampanye gerakan cegah stunting, aksi gizi, bumil sehat, jambore kader, vaksin bersama mitra
-Pemberian bantuan makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita
-Melanjutkan inovasi molihuto stunting
-Semua ibu hamil wajib mendapatkan jaminan kesehatan baik secara mandiri maupun mendapat bantuan.
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.