TRIBUNMANADO.CO.ID- Kerja di luar negeri dengan gaji yang lumayang tinggi menjadi hal menggiurkan bagi banyak warga Indonesia.
Ada yang menggunakan jalur resmi, tapi ada juga yang menggunakan jalur ilegal.
Beberapa tenaga kerja Indonesia membagikan informasi terkait cara kerja di luar negeri.
Baca juga: Pilu Ety TKW di Arab Saudi, 20 Tahun Mendekam di Penjara Karena Difitnah Sesama TKI, Ini Ceritanya
Ternyata ada banyak cara yang digunakan untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Ada juga yang harus menyiapkan sejumlah uang.
Tapi banyak juga yang tak harus membayar, namun dengan sejumlah aturan yang terikat.
Tapi jelasnya, untuk bekerja di luar neheri harus mengikuti aturan yang berlaku.
Baca juga: Berikut 3 Nama IRT Diduga Pemilik 1.105 Botol Cap Tikus Diamankan Polsek Sahu Maluku Utara
Bekerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia ( TKI) atau yang sekarang disebut Pekerja Migran Indonesia (PMI) masih menjadi impian banyak orang.
Pasalnya gaji yang didapat sangat menggiurkan, bisa berkali-kali lipat dibandingkan dengan gaji pekerja di Indonesia.
Namun ada sederet persyaratan dan aturan yang harus Anda lewati sebelum menjadi TKI di luar negeri, bahkan ada biaya yang harus dibayar.
Seorang TKI Taiwan bernama Dedi melalui kanal YouTube pribadinya akan mencoba menjelaskan terkait awal proses untuk Anda yang berkeinginan menjadi Pembantu Rumah Tangga .
Baca juga: Kisah Pilu Seorang TKW di Taiwan, Termakan Bujuk Rayu Pria TKI Hingga Hamil, Kini Ditinggalkan
Sebelumnya, perlu digaris bawahi bahwa aturan atau persyaratan yang ditetapkan oleh PT atau perusahaan penyalur tenaga kerja berbeda-beda.
Anda yang berjenis kelamin perempuan yang ingin bekerja menjadi Pembantu Rumah Tangga (PRT) di Taiwan, Dedi mengatakan bahwa tidak ada biaya yang harus dibayar.
Kendati demikian akan diberlakukannya pemotongan gaji.
"Kalau cewek mau nyari (kerjaan) rumah tangga, itu memang sepengetahuan saya itu nggak ada biaya, jadi langsung potong gaji, gitu aja," ujar Dedi.
"Jadi temen-temen siapin data semua yang ada kalau untuk PRT," tambahnya.
Jika Anda berjenis kelamin perempuan yang ingin mencari pekerjaan mengurus lansia, Dedi mengatakan gaji yang didapat setara dengan gaji pegawai pabrik.
Dedi juga menjelaskan bahwa pekerjaan menjaga lansia ini akan dikenakan biaya sekitar Rp15 juta sampai Rp20 juta.
Semua tergantung dengan panti jompo yang akan menjadi tempat Anda bekerja.
"Berikutnya kalau cewek nyari (pekerjaan) panti jompo, ngerawat orang tua biasanya lebih dari satu. Kalau jompo gajinya sama kayak pabrik, kurang lebih seperti itu," kata Dedi.
"Kalau jompo itu biayanya bisa lebih sedikit ketimbang pabrik, jadi ada biayanya,"
"Kalau yang pertama itu PRT nggak ada biaya, nah kalau di panti jompo ada biaya kisaran Rp15 juta sampai Rp20 juta, tergantung PT sama panti jompo yang didapat," jelas Dedi.
Selain itu, bagi Anda berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan yang ingin bekerja di pabrik juga akan dikenakan biaya kisaran Rp70 sampai Rp90 juta.
Kendati demikian pembayaran ini akan menjadi tanggung jawab PT, di mana Anda akan menandatangani surat perjanjian dengan PT terkait prosedur pembayarannya.
"Kalau biaya untuk pabrik sebenarnya kembali lagi tergantung pabriknya, ini kisaran aja. Untuk biayanya itu kisaran total keselurahan rata-rata Rp70 juta sampai Rp90 juta," ujar Dedi.
"Gimana cara bayarnya itu tergantung PT lagi, tergantung perjanjian teman-teman di awal," tegas Dedi.
TKI berjenis kelamin laki-laki ini menjelaskan bahwa pembayaran ini bisa dibayar dengan cara menyicilnya di awal, kemudian untuk sisanya di potong dari gaji.
"Misalnya ada yang Rp35 juta bayar cash di Indonesia, sisanya potong gaji berapa kali," tutur Dedi.
Untuk TKI yang berjenis kelamin laki-laki jika ingin bekerja ke Taiwan kebanyakan akan dipekerjakan di pabrik.
Sementara untuk yang perempuan bisa menjangkau semua.
Tapi jika perempuan ingin bekerja di pabrik jauh lebih sulit, kecuali sudah memiliki pengalaman sebelumnya.
"Kalau job cowok yang pasti ke pabrik, nggak mungkin cowok ke panti jompo atau ke rumah tangga,"
"Kalau cewek bisa semua, cuma kalau ke pabrik itu lebih susah, lebih sulit untuk dapatnya," urai Dedi.
(Posbelitung.co/Fitri Wahyuni)
Artikel ini telah tayang di PosBelitung.co