Banjir di Manado

Kapolsek Mapanget Iptu I Gusti Ayu Utami  Salurkan Bantuan Sembako Warga Terdampak Banjir di Manado

Penulis: Rhendi Umar
Editor: Rizali Posumah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolsek Mapanget Iptu I Gusti Ayu Utami saat menyerahkan bantuan sembako kepada warga terdampak bencana longsor dan banjir di Manado Sulawesi Utara, Sabtu (4/2/2023).

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Bantuan sembako kepada warga terdampak bencana longsor dan banjir di Manado Sulawesi Utara disalurkan oleh Kapolsek Mapanget Iptu I Gusti Ayu Utami pada Sabtu (4/2/2023).

Menurutnya langkah ini sebagai bentuk empati dari Polri.

"Siang ini kami menyerahkan langsung bantuan berupa paket sembako ke kepada masyarakat yang terdampak banjir dan tanah longsor,” ujar Kapolsek.

Lanjutnya, kegiatan ini dalam upaya meringankan beban warga masyarakat yang terdampak musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi beberapa hari yang lalu

Ditambahkannya, Polsek Mapanget Polresta Manado terus menyiapkan bantuan berupa paket sembako untuk masyarakat yang terdampak bencana alam banjir dan tanah longsor.

“Mudah-mudahan harapan kita bersama dampak dari bencana alam yang saat ini dirasakan masyarakat bisa segera usai dan kami pastikan bahwa Polri akan selalu hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan pelayanan yang terbaik,” tandasnya.

Kisah Menyentuh saat Banjir di Manado

Sejumlah kelurahan di Manado Sulawesi Utara luluh lantak akibat disapu banjir 27 Januari 2023.

H plus 7 bencana banjir di Manado, masih banyak warga yang dalam kondisi memprihatinkan.

Mereka kelaparan, lelah, sakit, namun mesti membereskan rumah yang penuh lumpur. 

Dalam keadaan seperti itu, solidaritas dan cinta kasih jadi senjata untuk menghadapi hidup yang serba gelap.

Gereja KGPM Sidang Petra Cempaka di Kelurahan Molas, Lingkungan V, Kecamatan Bunaken, jadi posko bencana setempat yang menampung warga serta bantuan.

Yang ditampung bukan hanya warga KGPM yang nyaris semuanya kena bencana.

Tapi juga warga denominasi Kristen lainnya. Bahkan umat Muslim.

"Mereka turut kami tampung di sini," kata Vian, salah satu Diaken Gereja itu Jumat (3/2/2023). 

Amatan tribunmanado, bagian dalam Gereja dipenuhi bahan bantuan.

Dari beras, bungkus air mineral, mi instan hingga pakaian. 

Barang barang juga bertumpuk dekat mimbar gereja. Kasur digelar pada beberapa titik sebagai tempat tidur.

Tapi ada pula yang tidur di atas tumpukan karung. 

Sebut Vian, sehari setelah bencana, Gereja itu masih sempat gelar pemberkatan nikah.

Minggu keesokan harinya, digelar ibadah. Jemaat duduk di tengah sedang bantuan ditumpukkan di pinggir ruangan.

"Untuk ibadah Minggu kami mintakan pada keluarahan agar secepatnya menyalurkan bantuan," katanya.

Menurut dia, dipilih sebagai posko karena tidak kena bencana. 

Lokasinya juga di pinggir jalan raya. 

Dia beranggapan hal itu sebagai implementasi pelayanan kepada sesama manusia.

"Tuhan Yesus mengajarkan kasih," katanya.

Ridwan warta Kelurahan Ketang Baru mengaku pernah dikejutkan dengan dengan kedatangan seseorang tak dikenal. 

Orang itu membayar semua pampers bayi di toko tak jauh dari situ.

"Ia kemudian meminta warga yang punya bayi agar ambil gratis di toko itu," katanya.

Dirinya mengaku terharu dengan kebaikan orang tak dikenal itu. Berkat jasanya banyak warga yang terbantu.

"Inilah cinta kasih," kata dia. 

Gilang warga Kelurahan Molas mengaku pernah didatangi sekumpulan orang dari Gereja yang membawakan bantuan.

Mereka membagikan makanan serta pakaian. Dirinya begitu penuh haru.

"Dalam bencana ini kami tak pandang lagi agama, semua adalah saudara," katanya.

Andi warga lainnya mengaku kerap didatangi warga tak dikenal yang membawa bantuan.

Dan kedatangan mereka sangat pas.

"Saat kami kelaparan kami berdoa dan datang bantuan dari mereka yang tak dikenal, hanya Tuhan yang akan membalas kebaikan mereka," katanya. (Art/Ren)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkini