Profil AKBP Eko Budi Wahono, Pengemudi Pajero yang Tabrak Mahasiswa UI di Jakarta Selatan

Editor: Erlina Langi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Profil AKBP (purn) Eko Budi Wahono, Pengemudi Pajero yang Tabrak Mahasiswa UI di JakSel

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kecelakaan lalu lintas yang menewaskan Mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Hasya Athalah Syahputra tewas di kawasan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan terus menjadi sorotan.

Dalam insiden tersebut, menyeret nama AKBP (purn) Eko Setia Budi Wahono.

Mahasiswa UI tersebut meninggal dunia usai sepeda motor yang dikendarainya oleng kemudian mengakibatkan korban tertabrak mobil Pajero yang dikendarai AKBP (Purn) Eko Setia Budi Wahono pada 6 Oktober 2022 malam.

Kronologi tragis ini berawal saat Hasya hendak pergi ke indekost temannya menggunakan sepeda motor.

Saat dalam perjalanannya, sepeda motor yang ada di depan Hasya tiba-tiba melambat.

Baca juga: 2 Mahasiswa Ini Tewas Kecelakaan, Tapi Hasya Tersangka Selvi Tidak, Polisi Pilih-pilih Tersangka?

Hasya langsung melakukan pengereman melihat hal tersebut, hingga sepeda motor yang dikendarainya jatuh ke sisi kanan jalan.

Tak lama, dari arah berlawanan datang mobil Pajero yang dikendarai AKBP (Purn) Eko Setia Budi Wahono dan melindas korban.

Lantas, bagaimana profil AKBP (purn) Eko Budi Wahono? Berikut profil lengkapnya

Profil AKBP (purn) Eko Budi Wahono

Tak banyak informasi yang dapat digali, yang jelas AKBP (purn) Eko Setia Budi Wahono merupakan mantan Kapolsek Cilincing tahun 2021.

Selama mengemban tugasnya, Eko Setia Budi memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Hal itu terlihat dari Eko Setia Budi yang suka memberi bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat.

Saat menjabat sebagai Kapolsek Cilincing, Eko Setia Budi masih berpangkat Kompol dan tak banyak bersinggungan dengan media.

Memiliki jiwa sosial yang tinggi, Eko Setia Budi pernah mengadakan kegiatan membagikan sembako kepada warga terdampak Covid-19 pada 13 Januri 2021 di Cilincing, Jakarta Utara.

Selain itu, Eko Setia Budi bersama jajaran Polsek Cilincing mengadakan celengan kurban saat menyambut Hari Raya Idul Adha 2021.

Dikutip dari TribunTangerang, Eko Setia Budi menganjurkan pada anggotanya untuk menyisihkan rezeki demi berkurban yang kemudian disalurkan kepada masyarakat.

Baca juga: Profil Samanhudi Anwar, Mantan Wali Kota Blitar, Ditetapkan Sebagai Tersangka Perampokan

Tersangka Kasus Kecelakaan

Sebagai informasi, Muhammad Hasya ditetapkan menjadi tersangka penyebab kecelakaan oleh Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman.

"Penyebab kecelakaan si korban sendiri."

"Karena kelalaiannya menghilangkan nyawa orang lain dan dirinya sendiri. Karena kelalaiannya dia meninggal dunia," kata Kombes Latif, saat konferensi pers, Jumat (27/1/2023), melansir laman TribunTangerang.

Mengetahui hal itu, Ibunda Muhammad Hasya, Ira, pun mengaku kecewa putranya yang telah meninggal dunia ditetapkan sebagai tersangka.

Selain itu, Ira juga kecewa karena AKBP (purn) Eko Setia Budi Wahono yang menabrak justru dinyatakan tidak bersalah.

Ira menyebut pelaku yang menabrak harus mendapat hukuman yang setimpal.

"Untuk proses hukum murni kami serahkan ke lawyer kami, kami hanya tinggal menunggu update dari mereka."

"Kalau dari kami sendiri, dari kami keluarga dan orang tua, kami akan berjuang sampai titik darah penghabisan kami, diduga pelaku itu mendapat hukuman yang setimpal karena telah menghilangkan nyawa anak kami" kata Ira pada Jumat (27/1/2023), dikutip dari TribunBekasi.

Kronologi Kecelakaan

Ayah dari Hasya, Adi Syahputra, menjelaskan informasi yang diterima dari rekan-rekan Hasya yang berada di lokasi kejadian.

Adi Syahputra mengatakan saat itu Hasya akan pulang ke kos mengendarai sepeda motornya.

Di tengah perjalanan, Hasya terjatuh karena menghindari orang yang menyebrang secara mendadak.

Saat itulah di arah berlawanan meluncur mobil Pajero yang dikemudikan oleh Eko Setia Budi, dan ditempat kejadian menabrak dan melindas Hasya yang tergeletak di jalan.

"Ada mobil dari depan dalam hitungan sepersekian detik. Posisi tidak terlalu lambat dan kencang, sedanglah," ucap Adi.

"Pengemudi itu berhenti dimintain tolong sama teman-teman almarhum untuk membawa korban ke rumah sakit, dia nggak mau."

"Sempat terkapar anak saya 20-30 menit di pinggir jalan, karena teman-temannya mencari pertolongan ke rumah sakit tapi nggak dapat juga," kata Adi Syahputra, dikutip dari TribunTangerang.

"Pak Eko itu menyatakan tidak mau membawa ke rumah sakit, teman-teman Hasya mencari pertolongan ke klinik atau yang ada ambulans untuk membawa anak saya nggak ketemu juga," imbuh Adi.

Hasya akhirnya dapat diangkut ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.

(*)

Baca Berita Tribun Manado DI SINI

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com  

Berita Terkini