Pendidikan Indonesia

Mendikbudristek Nadiem Makarim: 320 Ribu Guru Honorer Bakal Diangkat Jadi PPPK

Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek, Nadiem Makarim menjelaskan rencana pengangkatan 320 ribu Guru Honorer menjadi PPPK.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim menyampaikan kabar gembira bagi guru honorer di tanah air.

Rencananya pada tahun ini, pemerintah bakal mengangkat 320 ribu guru honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ( PPPK ).

Total guru honorer yang akan diangkat menjadi PPPK tahun ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu dimana hanya sebanyak 300 ribu.

Rencana pengangkatan guru honorer ini menurut Nadiem merupakan langkah pemerintah untuk meningkatkan kesejahteran guru honorer.

Harapannya, guru honorer yang diangkat menjadi PPPK ini bisa lebih sejahtera dibandingkan sebelumnya.

"Walau ada berbagai ketidaksempurnaan, tahun lalu 300.000 guru honorer sudah diangkat menjadi guru ASN/PPPK.

Potret guru honorer di Minahasa, Sulawesi Utara. RO serahkan SK Guru Honorer (tribun manado/andreas ruaw). 

Tahun ini 320.000 guru honorer akan diangkat jadi PPPK," kata Nadiem saat menghadiri peringatan HUT PGRI ke-77

dan Hari Guru Nasional, dikutip dari Kompas.com yang mengutip siaran YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/12/2022).

Nadiem mengungkapkan, Kemendikbudristek saat ini juga sudah menyiapkan kebijakan bagi gutu PPPK di tahun depan.

Kebijakan tersebut disusun dengan kolaborasi antara Kemendikbudristek, Kemenpan RB, dan Kemenkeu dengan persetujuan Presiden Joko Widodo.

Kebijakan yang dimaksud adalah, pemerintah pusat akan melengkapi formasi guru PPPK,

jika Pemda tidak mengajukan formasi sesuai kebutuhan pada Maret tahun 2023.

Kebijakan lainnya, Kemendikbud juga memastikan agar anggaran gaji dan tunjangan guru PPPK tidak boleh dipakai untuk kebutuhan lain.

"Anggaran bagi guru ASN/PPPK hanya ditransfer ke PPPK setelah guru honorer diangkat.

Ini mendorong janji kami untuk memastikan kesejahteraan guru di negara ini terjamin," jelas Nadiem.

Lebih lanjut Nadiem menjelaskan, kementerian yang dipimpinnya akan berupaya mendorong Pemda untuk berpihak kepada guru.

Pasalnya, keberhasilan negara untuk menciptakan SDM unggul ada di tangan para guru.

Mendikbud Nadiem Makarim. (TRIBUNNEWS)

"Saya tahu banyak anggota yang terlibat dalam program Merdeka Belajar.

Saya harap momentum ini semakin menguatkan gotong royong kita semua," sebut Nadiem.

Nasib guru honorer di Talaud-Sulawesi Utara perlu diperhatikan

Pahlawan tanpa tanda jasa memang julukan yang pantas bagi sosok guru, terlebih untuk guru honorer.

Tak sedikit kisah yang memilukan muncul dari mereka.

Gaji tak seberapa, namun dedikasinya untuk generasi bangsa tak diragukan lagi.

Nasib para guru honorer di perbatasan ujung utara NKRI, memprihatinkan. 

Sebut saja Maya Melato, salah satu guru honorer di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.

Meski umurnya sudah mendekati batas usia menjadi aparatur sipil negara (ASN), namun tekadnya untuk mengajar tak pernah pudar.

Jiwa dan raganya dihabiskan untuk mengajar para murid di perbatasan NKRI. 

Buktinya, tak kurang dari empat tahun dirinya mengabdi sebagai guru honorer di salah satu sekolah dasar (SD) di Kecamatan Salibabu.

Ia berharap ada perhatian pemerintah padanya, namun faktanya justru terbalik.

Dia tidak masuk dalam daftar Tenaga Harian Lepas (THL) dan hanya berstatus honorer biasa.

Nasib yang sama juga dialami Sintia Wayong yang juga berstatus guru honorer.

Sudah memasuki empat tahun mengabdikan diri sebagai guru honorer, sampai saat ini belum ada kejelasan terkait nasib kedepannya. 

Di momen Hari Guru Nasional 2022 dan HUT ke-77 PGRI ini, guru honorer tersebut hanya bisa berupaya melakukan tugas dengan penuh pengorbanan.

Peran mereka sebagai guru sering dianggap sederhana.

Padahal apa yang dilakukan memiliki dampak besar terkait mencerdaskan kehidupan bangsa.

Guru honorer di Kepulauan Talaud, Sintia Wayong. (Tribunmanado.co.id/HO)

"Saya mewakili dari semua tenaga pengajar yang berstatus honorer sangat antusias dan berharap akan adanya perubahan pada peringatan HUT PGRI ke-77 dan Hari Nasional Guru tahun ini," kata Sintia Wayong.

Dirinya mengaku terpanggil untuk mendidik, membangun, dan menciptakan generasi bangsa yang gemilang.

"Saya sangat peduli dengan masa depan generasi kita, meski banyak suka dan duka yang sudah saya alami selama ini," tambah Sintia Wayong.

Dia juga menambahkan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam sektor pendidikan karena kualitas SDM bisa ditentukan oleh kualitas tenaga pengajar.

"Karena itu peringatan Hari Guru Nasional diharapkan dapat menjadi momentum untuk terus meningkatkan peran guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air," katanya.

Baca juga: Harta Nadiem Makarim Susut Rp17 Miliar dalam Setahun

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com

Berita Terkini