TRIBUNMANADO.CO.ID - Siapa sangka, tak ingin ada pengorbanan yang sia-sia, Tokoh Adat Papua ajak warga dukung KPK
Setelah ditetapkannya Gubernur Papua, Lukas Enembe terkait dugaan gratifikasi sebesar Rp 1 miliar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) , nama orang nomor 1 di tanah Papua itu terus mencuat jadi sorotan publik.
Selain itu, Lukas Enembe juga diketahui belum memenuhi panggilan KPK karena alasan kondisi kesehatannya.
Surat panggilan kedua kepada Lukas Enembe yang dilayangkang KPK untuk menghadap ke KPK pada 26 September 2022 lalu juga belum dipenuhi.
Diketahui pula, bahwa tingkat kekeluargaan di masyarakat Papua itu sangatlah kuat, sehingga banyak pendukung Lukas Enembe yang terus menjaga kediamannya.
Namun terkait hal tersebut membuat Ketua Adat Sekanto Keerom Papua Didimus Werare angkat suara.
Didimus Werare meminta masyarakat Papua agar membiarkan KPK melakukan pemeriksaan terhadap Lukas Enembe terkait dugaan kasus gratifikasi sebesar Rp 1 miliar yang menjerat sang Gubernur Papua tersebut.
Baca juga: Siapa Sangka, Banyak Masyarakat Papua Lindungi Lukas Enembe, Yones Wenda: Papua ke Depan Bagaimana
Baca juga: Siapa Sangka, Lukas Enembe Empat Kali Alami Stroke, Dokter di Singapura Temukan Jantungnya Kotor
Didimus pula turut mengimbau warga Papua, khususnya yang masih berada di kediaman Lukas Enembe untuk kembali ke rumah masing - masing agar KPK dapat menjalankan tugasnya dalam melakukan pemeriksaan dengan baik.
Menurut Didimus terkait kasus Lukas Enembe, sudah ada dua kali panggilan KPK namun Gubernur Papua itu tidak hadir.
"Kami mendukung KPK untuk melakukan pemeriksaan terhadap Lukas Enembe secara profesional," kata Didimus Werare, Rabu (5/10/2022).
Pihaknya juga mendukung KPK agar diproses melalui jalur hukum demi kelancaran penyelesaian kasus tersebut.
"KPK harus memeriksa Lukas Enembe beserta pejabat terdekatnya agar semua yang berkaitan dengan kasus korupsi dapat dihukum," ucap Didimus.
Didimus mengatakan Lukas Enembe harus sadar dan mau diperiksa KPK sesuai aturan hukum, apabila pihaknya merasa benar segera disampaikan kepada KPK.
"Kami orang adat tidak akan melakukan intervensi karena tidak mau ada pengorbanan yang sia-sia", tegasnya.
Pihaknya mengingatkan kepada seluruh warga Papua agar memperbolehkan tim KPK masuk karena Lukas Enembe harus taat hukum.
"Warga dari wilayah Keroom tidak ada yang bergabung dengan Lukas Enembe, mereka bekerja dan tinggal bersama keluarga masing-masing," jelasnya.
Baca juga: Sosok Lukas Enembe, Gubernur Papua Lulusan Unsrat Manado, dari PNS Hingga Terjun ke Dunia Politik
Profil Lukas Enembe
Lukas Enembe merupakan pria kelahiran Tolikara, Papua pada 27 Juli 1967.
Dikutip dari Tribunnews riwayat pendidikannya diawali pada tahun 1983 ketika menjadi siswa di SD YPPGI Mami, Tolikara pada tahun 1980.
Namun setelah lulus, ia pindah ke Sentani, Jayapura dan melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Jayapura.
Enembe lulus SMP pada tahun 1983.
Ia pun melanjutkan pendidikan menengahnya dengan masuk ke SMAN 3 Jayapuran dan lulus pada tahun 1986.
Enembe pun melanjutkan pendidikan tingginya ketika menempuhnya di Fakultasi Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi Manado dan lulus pada tahun 1995.
Enam tahun berselang, Lukas Enembe sempat menempuh pendidikan di Christian Leadership & Second Leangustic, Cornerstone College, Australia.
Sempat Jadi PNS Sebelum Berkecimpung Sebagai Politisi
Usai lulus dari Universitas Sam Ratulangi, ia menjadi PNS di Kantor Sospol Kabupaten Merauke pada tahun 1997
Namun pada tahun 2001 ia banting stir dan berkarir sebagai politikus.
Di tahun pertamanya, Lukas Enembe langsung maju sebagai calon wakil bupati Kabupaten Puncak Jaya berpasangan dengan Eliezer Renmaur dan berhasil menang.
Tak sampai di situ, ia pun kembali maju dalam Pilkada sebagai calon bupati Kabupaten Puncak Jaya dan berpasangan dengan Henok Ibo pada tahun 2007.
Ia pun kembali menang dan terpilih sebagai Bupati Puncak Jaya pada umur 40 tahun.
Karier politik Enembe pun semakin melejit saat dirinya terpilih sebagai Gubernur Papua pada Pilkada 2013.
Ia berpasangan dengan Klemen Tinal sebagai wakilnya.
Setelah selesai menjabat, Enembe pun kembali maju dalam Pilkada Papua pada tahun 2018.
Ia kembali berpasangan dengan Klemen Tinal dan memenangkannya.
Mereka meraih suara sebesar 1.939.539 suara atau 67,54 persen suara.
Dengan raihan suara ini, ia kembali menjabat sebagai Gubernur Papua untuk masa jabatan 2018-2023.
Telah tayang di Tribunnews.com