Brigadir J Tewas

Akhirnya Terungkap Brigadir J Masih Bergerak Usai Ditembak Bharada E, Dua Menit Saling Tembak

Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Brigadir J Masih Bergerak Usai Ditembak Bharada E. Dua Menit Saling Tembak di Rumah Dinas Irjen Ferdy Sambo. pengakuan Bharada E terkait detik-detik dirinya terlibat baku tembak dengan Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) lalu. Bharada E mengaku di saat insiden baku tembak ia melihat Brigadir J masih bergerak setelah melepaskan beberapa tembakan.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Akhirnya titik terang kasus Polisi Tembak Polisi yang berujung kematian Brigadir J atau Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat mulai terungkap.

Terbaru, pengakuan Bharada E terkait detik-detik dirinya terlibat baku tembak dengan Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) lalu.

Diketahui, dalam aksi baku tembak tersebut, Brigadir J dikabarkan tewas setelah kena tembakan dari Bharada E.

Aksi baku tembak Brigadir J dan Bharada E terjadi selama dua menit.

Berdasarkan pengakuan Bharada E, di saat insiden baku tembak ia melihat Brigadir J masih bergerak setelah melepaskan beberapa tembakan.

Hal itu diungkapkan Kuasa hukum Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, yakni Andreas Nahot Silitonga berdasarkan pengakuan kliennya.

Nahot menjelaskan, aksi baku tembak Bharada E dengan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, hanya terjadi dalam waktu singkat yakni sekitar dua menit.

"Saat baku tembak itu, Bharada E mengaku tembakan pertama, kedua dan ketiga, ia tidak tahu apakah peluru mengenai sasarannya atau meleset," kata Nahot dalam tayangan di TVone, Selasa (2/8/2022).


(Potret Brigadir J dan Bharada E. Serta pistol yang diduga digunakan saat baku tembak (tengah) di rumah dinas Ferdy Sambo./Kolase/Istimewa/Tribunnews)

Menurutnya Bharada E tidak dapat memastikan apakah tembakannya mengenai sasaran atau tidak.

"Kenanya dimana, arahnya kemana, klien kami sama sekali tidak bisa memastikan," ujar Nahot.

Ia menjelaskan dari keterangan Bharada E adu tembak yang terjadi sangat cepat.

Bharada E katanya masih melihat Brigadir J berlutut dan bergerak, setelah Bharada E melepaskan 3 tembakan.

"Karena masih ada gerakan, klien kami melakukan tembakan dua kali lagi setelah agak mendekat, untuk memastikan, sasarannya bisa dilumpuhkan, dan tidak membahayakan dirinya lagi," ujarnya.

Nahot mengatakan ada juga yang menanyakan kepada dirinya, apakah benar Bharada E mau menembak Brigadir J karena mereka saling kenal dan berteman.

Apalagi mereka sama-sama ajudan Irjen Ferdy Sambo.

"Bagaimana tidak mungkin? Karena tiba-tiba teman baiknya menembak, apa yang dilakukan, sebagai orang terlatih. Apa memeluknya. Mati dia," kata Nahot.

Menurut Nahot, tidak ada konspirasi apapun dalam kasus ini.

"Jadi ada peristiwa yang terjadi sebelum tembak menembak itu," katanya.

Sementara itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sampai saat ini belum bisa mendapat informasi seputar dugaan pelecehan seksual yang dialami istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Chandrawati oleh Brigadir J

Informasi terkait dugaan adanya pelecehan seksual belum didapat Komnas HAM dari orang-orang di seputar peristiwa itu.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyampaikan, ujung tombak dari kasus dugaan pelecehan seksual berada di istri Ferdy Sambo.

"Peristiwa dugaan ini titik krusialnya berada di Bu Putri yang bisa menjawab, apakah pelecehan seksual ini ada atau tidaK," ujar Ahmad, Selasa (2/8/2022).

Ahmad Taufan mengatakan, saat ini pihak Komnas HAM belum bisa meminta keterangan istri Ferdy Sambo.

"Kami belum bisa, karena masih koordinasi dengan LPSK-nya juga ," ujar Ahmad.

Karenanya kata Ahmad Taufan pihaknya belum bisa memberi kesimpulan terkait dugaan kasus pelecehan seksual itu.

"Sampai saat ini kami belum bisa memberikan informasi terkait itu. Kami menunggu kesiapan Ibu Putri dulu," kata Taufan.

Ahmad menjeskan dalam dugaan aksi tembak menembak antara Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E dan Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, terdapat satu ajudan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang lain yakni Ricky.

Dalam keterangannya kepada Komnas HAM, Ricky mengaku menyaksikan aksi tembak-tembakan tersebut.

Tetapi dia tidak tahu persis siapa orang yang sedang adu tembak dengan Brigadir J.

"Belakangan dia baru tahu bahwa itu ternyata tembak-tembakan antara Bharada E dan Bigadir J," kata Taufan.

Saat itu kata Ahmad Taufan, Ricky hanya mendengar istri Ferdy Sambo berteriak-teriak meminta tolong dengan memanggil namanya dan Richard.


(Brigadir J dan Bharada E. Kasus baku temba./Kolase Tribunnewsmaker)

Ricky yang saat itu berada satu lantai dengan istri Ferdy Sambo, berlari menuju ruang utama asal teriakan.

Namun di situ, Ricky melihat Brigadir J sedang mengacungkan senjata ke arah tangga.

Dia tidak melihat siapa orang yang berada di atas tangga itu.

Ketika Brigadir J melepaskan beberapa tembakan ke atas, Ricky mengaku bersembunyi di balik kulkas.

Keterangan Ricky ini, menurut Taufan, mirip dengan keterangan Bharada E kepada Komnas HAM.

Saat itu katanya Bharada E bilang, mengaku berada di lantai dua dan tengah membantu asisten rumah tangga yang sedang membersihkan kamar.

Namun ia mendengar istri Ferdy Sambo memanggil-manggil namanya sembari berteriak minta tolong.

"Richard lantas berlari menuruni anak tangga. Di situ dia melihat Brigadir J sedang berada di ruang utama dan bertanya ada apa.

Namun pertanyaan Richard kata Taufan dibalas Yosua dengan tembakan. Adu tembak keduanya akhirnya terjadi dan menewaskan Brigadir J.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com

Berita Terkini