TRIBUNMANADO.CO.ID - Bank Indonesia Perwakilan Sulut memperkirakan inflasi diperkirakan masih akan terjadi di Sulawesi Utara pada Bulan Agustus 2022.
Kepala Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat mengungkapkan, beberapa risiko pendorong inflasi di antaranya, meningkatnya mobilitas masyarakat dan penyelenggaraan MICE di Sulut.
Selain itu, potensi kenaikan harga BBM non-subsidi dan gas LPG 12 kg pasca penyesuaian.
"Selain itu potensi peningkatan biaya pendidikan seiring masuknya tahun ajaran baru menjadi beberapa faktor yang perlu diperhatikan," kata Arbonas kepada Tribunmanado.co.id, Selasa (02/08/2022).
Meski demikian, membaiknya pasokan komoditas pangan dan perikanan karena faktor cuaca yang sudah kondusif diharapkan dapat menjadi faktor penahan inflasi di Agustus 2022.
Kata Arbonas, BI bersama dengan Pemerintah Daerah dalam kerangka TPID akan senantiasa bersinergi untuk memonitor risiko peningkatan inflasi.
Sehingga dapat menentukan langkah pengendalian yang tepat agar inflasi tetap berada pada rentang sasarannya.
Mencermati perkembangan harga dan tingkat inflasi terkini, Bau memperkirakan tekanan inflasi Sulawesi Utara cenderung meningkat meski terjaga pada rentang sasaran inflasi 3±1 persen (yoy).
Mengacu pada pengalaman sebelumnya, tingginya inflasi volatile food yang pada Bulan Juni 2022 yang lalu telah direspon dengan baik oleh TPID baik pada tingkat Provinsi Sulawesi Utara ataupun kabupaten/kota melalui serangkaian upaya pengendalian inflasi.
"Harapannya, sinergi TPID dapat terus diperkuat terutama dalam menghadapi shock yang mempengaruhi harga komoditas, " katanya.(ndo)
Baca juga: Akhirnya Terungkap Penyebab Ibnu Jamil Menangis di Depan Daniel Mananta dan Ririn Ekawati
Baca juga: Bank Indonesia Sulawesi Utara: Inflasi Angkutan Udara Naik, Harga Rica dan Tomat Terkendali