TRIBUNMANADO.CO.ID - Akhirnya terungkap, Kamaruddin Simanjuntak ungkap sosok yang diduga mengancam Brigadir J yakni Brigadir D di skuad lama.
Kuasa hukum keluarga Brigadir J tersebut menduga Brigadir D yang membuat Brigadir J ketakutan hingga menangis saat melakukan video call dengan Vera Simanjuntak.
Dikutip dari WartaKotalive.com, Brigadir J menangis karena disebut sudah tahu akan dibunuh.
Baca juga: Akhirnya Terungkap Sosok Brigadir D Squad Lama yang Disebut Ancam Brigadir J Sebelum Tewas
Baca juga: Gempa Terkini Pagi Ini Jumat 29 Juli 2022, Baru Saja Guncang Laut, Info BMKG Lokasi dan Magnitudonya
Baca juga: Baru Terungkap Pacar Brigadir J Ketakutan Usai Diperiksa Penyidik, Kuasa Hukum: Kami Kecolongan
Foto: Bukti baru yang diunggah Kamaruddin Simanjuntak melalui akun Facebooknya ini di tengah proses autopsi ulang (ekshumasi) jenazah Brigadir J di RSUD Sungai Bahar Muaro Jambi, Rabu (27/7/2022). Brigadir J pamit ke pacarnya VS agar mencari penggantinya. (facebook kamaruddin simanjuntak)
Diketahui, Brigadir J diduga tewas karena ditembak oleh sesama polisi yakni Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo pada Jumat 8 Juli 2022 lalu.
Kamaruddin Simanjuntak selaku kuasa hukum keluarga Brigadir J mengungkap sosok yang diduga mengancam Brigadir J.
Dia menyebut bahwa sosok yang mengancam itu adalah satu di antara tujuh ajudan Ferdy Sambo.
Bahkan, akibat dari ancaman itu sampai membuat Brigadir J menangis dan tertekan, seperti yang diperlihatkan pada tangkapan layar video call dengan sang kekasih.
Kamaruddin menyebut, pelakunya adalah satu di antara tujuh ajudan Irjen Ferdy Sambo.
Akibat ancaman pembunuhan itu, Brigadir J bahkan sampai tertekan dan menangis.
Sebelumnya, Kamaruddin mengunggah foto tangkapan layar saat Brigadir J melakukan panggilan video dengan sang kekasih, Vera Simanjuntak (VS).
Dalam foto tersebut, Brigadir J tampak menangis sambil menatap wajah Vera di layar ponsel.
Sementara itu, mata Vera juga tampak sembab menandakan ikut bersedih.
Kamaruddin menuliskan bahwa pasangan kekasih itu melakukan panggilan video sebelum Brigadir J tewas.
Dikutip dari WartaKotalive.com, Brigadir J menangis karena disebut sudah tahu akan dibunuh.
Ia lantas berpamitan kepada Vera sebelum pergi untuk selama-lamanya.
Kamaruddin menyebut pelaku pembunuhan adalah 'skuad lama' dari Brigadir J.
"Noted: Keterangan Poto Alm. Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat, Ketika Alm : Pamitan & Memohon Maaf serta Meminta Mencari "pria lain" Sebagai Pengganti Dirinya, Sekaligus Menjelaskan Bahwa Dia Akan Pergi Untuk Selamanya, Karena "Akan Dibunuh Oleh Para Squad Lama Yang Pada Kurang Ajar.. !," tulis Kamaruddin, Rabu (27/7) di Facebook.
Kini terungkap 'skuad lama' yang dimaksud Kamaruddin adalah ajudan Irjen Ferdy Sambo.
Kamaruddin menyebut pelakunya adalah polisi berpangkat Brigadir dengan inisial D.
"Squad lama itu inisial D, berpangkat Brigadir," kata Kamaruddin kepada Wartakotalive.com melalui pesan tertulis, Kamis (28/7/2022).
Diduga Brigadir D inilah yang membuat Brigadir J ketakutan sampai menangis saat melakukan video call dengan pacarnya.
Sebelumnya, Kamaruddin mengaku sudah mengantongi jejak digital terkait insiden yang dialami kliennya.
Jejak digital itu berupa rekaman elektronik dugaan pembunuhan berencana.
Brigadir J disebut mendapat ancaman pembunuhan sejak Juni 2022 lalu.
Ancaman itu terus meneror Brigadir J hingga membuat dirinya tertekan dan menangis.
"Bukti rekam elektronik ancaman pembunuhan, mulai dari bulan Juni 2022 hingga 7 Juli 2022 ke Brigadir J, berupa rekaman suara, video, dan chattingan," kata Kamaruddin kepada Wartakotalive.com, Selasa (26/7/2022).
Kamaruddin menuturkan, ancaman pembunuhan tersebut terus berlanjut hingga sehari menjelang tewasnya korban.
Adapun semua bukti rekaman elektronik itu telah diserahkan pihaknya kepada penyidik Bareskrim Polri.
Bonaparte buka suara
Irjen Napoleon Bonaparte turut buka suara perihal kasus yang menimpa Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang tewas di rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif, Irjen Ferdy Sambo.
Dia pun berharap kepolisian kepolisian mampu mengungkap fakta sejelas-jelasnya atas peristiwa tersebut.
“Kita berharap semua, saya berharap juga kepada teman-teman saya yang masih ada di Polri, mungkin adik-adik saya untuk, sudahlah buka apa adanya.
Terlalu mahal harganya,” kata Napoleon Bonaparte seusai menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (28/7/2022).
Jenderal Bintang Dua itu juga menyinggung soal slogan Presisi Polri.
Slogan itu, sambung dia, harus dibuktikan demi menjaga marwah kepolisian.
“Dari dulu kita canangkan untuk Presisi, untuk promoter menjaga marwah Polri.
Buktikan sekarang daripada kita dicibir oleh semuanya seperti hari ini,” katanya.
Tak hanya itu, dia juga mendesak pihak yang sudah berbuat salah atas kematian Brigadir J tidak bersembunyi.
Dia berharap agar pihak yang berada dibalik kematian Birgadir J mengungkap fakta yang sebenarnya.
“Kepada yang berbuat gak usah sembunyi kau. Kau ngomong, ngaku kau.
Aku Abangmu, sudah beri contoh kau ikuti saja. Jujur saja kenapa? Enggak susah Dek hidup di penjara, biasa saja,” kata Napoleon.
“Laksanakan, kalau kau kuat, tegar kau mampu hadapi itu. Saya sudah membuktikan,” lanjutnya.
Latar belakang kasus penembakan di rumah Ferdy Sambo
Foto: Kamaruddin Simanjuntak, Irjen Ferdy Sambo, dan Brigadir J. (Kolase Istimewa)
Diketahui, insiden baku tembak terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) sekira pukul 17.00 WIB.
Menurut keterangan polisi peristiwa berawal saat Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J masuk ke kamar pribadi istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Diduga Brigadir J melakukan pelecehan dan menodong istri Irjen Ferdy Sambo dengan menggunakan senjata.
"Setelah melakukan pelecehan, dia juga sempat menodongkan senjata ke kepala ibu Kadiv," kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto, Selasa (12/7/2022).
Saat itu, kata Budhi, Istri Irjen Ferdy terbangun dan hendak berteriak meminta pertolongan.
Saat itu, istri Ferdy Sambo berteriak.
Brigadir J pun panik karena mendengar suara langkah orang berjalan yang diketahui merupakan Bharada E.
Baru separuh menuruni tangga, Bharada E melihat sosok Brigadir J keluar dari kamar.
Bharada E kemudian bertanya kepada Brigadir J terkait teriakan tersebut.
Bukannya menjawab, Brigadir J malah melepaskan tembakan ke arah Bharada E.
"Pada saat itu tembakan yang dikeluarkan atau dilakukan saudara J tidak mengenai saudara E, hanya mengenai tembok," kata Budhi.
Berbekal senjata, Bharada E membalas serangan Brigadir J.
Hingga akhirnya, lima tembakan yang dilepaskan bersarang di tubuh Yosua.
"Saudara RE juga dibekali senjata, dia kemudian mengeluarkan senjata yang ada di pinggangnya. Nah ini kemudian terjadi penembakan," katanya.
Singkat cerita, Brigadir J pun tewas diterjang peluru yang dilesatkan Bharada E.
(Tribun-Medan.com/Tribunnews.com/Naufal)
Tayang di Tribun-Medan.com dan Tribunnews.com