Polisi Tembak Polisi

Kondisi Terkini Ibunda Brigadir J, Trauma dan Tak Mau Bicara, Suami Takut dan Khawatir

Editor: Ventrico Nonutu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi ibunda Brigadir J dikabarkan memprihatinkan. Rosti mengalami trauma dan tak mau banyak bicara.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejak ditinggalkan Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, keluarga sang polisi masih diselimuti duka yang mendalam.

Bahkan kondisi ibunda Brigadir J, Rosti, dikabarkan memprihatinkan.

Hingga kini (Rabu 13 Juli 2022), Rosti masih belum banyak bicara.

Baca juga: Peringatan Dini Besok Jumat 15 Juli 2022, Info BMKG 26 Wilayah Potensi Alami Cuaca Ekstrem

Baca juga: Baru Terungkap Sosok yang Diduga Kuat Bharada E, Ternyata Polisi Asal Manado, Jago Olahraga Ekstrim

Rosti mengalami trauma dan duka yang dalam sehingga tidak mau berbicara, khususnya ke awak media.

Rosti hanya tampak berbicara, saat acara adat atau kunjungan duka dari kerabat sesama suku Batak Toba dan perkumpulan marga.


Foto: Suasana makam Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di pemakaman Desa Suka Makmur RT 08, Simpang Unit 1 Sungai Bahar, Muaro Jambi, Senin (11/7/2022).

Sejak awal, yang mampu menyuarakan kejanggalan kasus ini, ialah adik kandung Rosti (bibi almarhum Yosua) bernama Rohani Simanjuntak, dan ayah Yosua, Samuel Hutabarat.

"Tolong, untuk istri saya untuk tidak diwawancarai. Wajar dia masih trauma karena dia ibu, orang yang melahirkan anak kami," kata Samuel, kepada Tribunjambi.com pada Rabu (13/7/2022).

Sejak kepergian almarhum, putra tercinta mereka, Rosti terus tampak murung, sesekali wajahnya tampak berupaya kuat menyambut kedatangan rekan dan kerabat, usai pemakaman Nofriansyah atau Brigadir J.

Namun, kesedihan tetap tampak di wajahnya, berulangkali Rosti mengangkat kacamatanya, untuk mengusap air mata yang jatuh tanpa ia sadari.

Ia tidak bisa dibiarkan sendirian, selalu ditemani 3 atau 4 orang untuk mengajak dirinya berbicara.

Ini merupakan permintaan sang suami, agar Rosti tidak sempat termenung dan selalu ada teman untuk berbicara.

"Ya harus ditemani, saya takut dia stres kepikiran terus. Jadi anak saya dan adik ipar saya selalu nemani ke mana pun dia, dia tidak bisa dibiarkan sendirian," katanya.

Rosti Simanjuntak, Rosti Simanjuntak tampak duduk di ruang tamu bersandar dinding.

Raut wajahnya pucat, matanya sembab. Beberapa keluarganya mengajaknya berbicara, untuk menghibur perempuan paruh baya yang baru saja kehilangan anak kesayangannya.


Foto: Isak tangis pacar lihat jasad Brigadir J tewas ditembak Bharada E.

Persis di atasnya, pada dinding terpasang foto anak kesayangannya yang tewas akibat ditembak. Foto almarhum Brigpol Nofriansyah Yosua tampak gagah memakai seragam Brimob.

Di depan ruang tamu, suami Rosti, Samuel Hutabarat, sedang duduk menemui tamu-tamu yang menemaninya.

Dirinya mengkhawatirkan kondisi sang istri yang masih terpukul perasaannya.

“Masih menangis terus. Tadi pagi di makam anak saya juga nangis-nangis lagi,” katanya.

Hingga saat ini, kepergian Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga, khsusnya ibu korban, Rosti Simanjuntak.

Samuel Hutabarat, menceritakan, sejak mendapat kabar meninggalnya Yosua, ibu korban tidak henti menangis.

Sejak kali pertama mendapat kabar kematian Yosua, keluarga besar sedang berada di kampung halaman, Padang Sidimpuan, Sumatera Utara.

Mendapat kabar duka itu, keluarga Yosua langsung pulang ke Jambi. Sepanjang perjalanan dari Padang Sidimpuan menuju Jambi, ibu kandung almarhum Yosua menangis terus. Tidak kurang 20 jam sang ibu menangis tanpa henti.

"20 Jam di jalan, itu menangis terus sampai ke Jambi. Di Jambi menangis terus, kalau gak ada teman bicara, teringat anaknya, menangis lagi," kata Samuel.

Ibu korban, masih belum sepenuhnya menerima putra kesayangannya meninggal dunia. Apalagi meninggalnya karena dibunuh. Ia pun tampak berusaha bersabar meski berat, ketika mengikuti serangkaian acara pemakaman korban secara adat batak toba.

Saat pemakaman anaknya, mengenakan baju hitam, dan sarung dipakai, Rosti berupaya tegar mengikuti acara adat.

Raut wajahnya sangat memperlihatkan duka mendalam, lesu.

Ia pun terus mendengarkan penghiburan dari sejumlah keluarga dan kerabat yang hadir saat prosesi pemakaman, pada Senin (11/7/2022).

Pandangannya tampak kosong, duduk di keramaian dan minim mengeluarkan suara.

Hari ke dua, atau pada Selasa 12 Juli 2022, tidak tampak perubahan di raut wajah ibu korban. Ia masih banyak diam, tidak merespon orang di sekelilingnya.

Ia hanya tampak sesekali berjalan di sekeliling rumahnya, membereskan sampah bekas kunjungan tamu.

Hari ini adalah hari ke-6 Brigpol Nofriansyah pergi meninggalkan keluarga besar untuk selamanya.

Sampai saat ini, ibu korban belum bicara ke awak media. Hanya ayah dan bibi korban yang masih terbuka dan berbicara.

Ia tidak bisa dibiarkan seorang diri, Samuel meminta pihak keluarga lainnya untuk selalu berada di samping ibu korban untuk mendampingi dan mengajak berbicara.

"Kalau dibiarkan sendirian, pasti nangis. Jadi harus ditemani, diajak ngobrol untuk mengalihkan pikirannya," kata Samuel.

Samuel menganggap ini proses yang berat bagi dirinya, khususnya sang istri. Almarhum merupakan anak yang paling baik dan menurut.

Kata Samuel, anaknya selalu berupaya membuat kedua orangtuanya tersenyum, tidak pernah memperlihatkan wajah kelelahan.

"Ini anak yang paling baik dari 4 anak saya, selalu bilang kalau semua baik-baik saja. Misal, dia lagi murung kita datangi, wajahnya langsung berubah jadi biasa saja dan seolah-olah tidak ada sesuatu, padahal dia terlihat suntuk," bilangnya.

"Wajar ibunya sampai sekarang tidak terima, bahkan pas di makam tadi pagi histeris lagi dia," bilangnya.

Sampai saat ini, ibu korban hanya berdiam diri di dalam rumah, masih tidak banyak bicara, dan wajah kelelahan terlihat jelas.

Saat Kapolda Jambi, Irjen Pol A Rachmad Wibowo ke rumah duka, tampak sekali keluarga Yosua kelelahan. Kapolda Jambi pun langsung mengirimkan tim Biddokkes Polda Jambi, untuk memeriksa kondisi kesehatan ibu kroban dan pihak keluarga lainnya.

Secara umum, tensi mereka normal. Keluhan yang ada hanya seperti kecapekan, perut terasa tidak enak. Dan pihak Biddokes pun memberikan obat.

Hingga berita ini ditulis, masih ada pihak keluarga yang datang untuk memberikan penghiburan. Kesedihan masih sangat terasa di rumah duka.

Telah tayang di TribunJambi.com

Berita Terkait Prakiraan Cuaca

Berita Terkini