TRIBUNMANADO.CO.ID - Peristiwa Bencana di Amurang Minahasa Selatan mengejutkan publik.
Bencana Abrasi di Amurang ini kemudian dikaitkan dengan Ramalan Hard Gumay mengenai bencana tahun 2022.
Ramalan Gumay ini ia ungkapkan saat menjadi tamu di Podcast Denny Sumargo
Ramalan Hard Gumay ini pun viral di media sosial usai peristiwa ini terjadi.
Bencana abrasi melanda Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan ( Minsel ), Sulawesi Utara, Rabu (15/6/2022).
Bencana Amurang ini berlangsung sekira sejam antara pukul 13.00 - 14.00 WITA.
Abrasi adalah pengikisan pantai yang diakibatkan pasang surut arus laut yang bersifat merusak.
Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut.
Jembatan yang menghubungkan kelurahan Bitung dan Uwuran Satu, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, amblas ditelan laut, Rabu (15/6/2022) sekitar pukul 14.30 WITA.
Sebanyak 20 bangunan rumah warga amblas ke laut. Hal ini membuat situasi tak kondusif dan warga pun dievakuasi.
Sebelumnya warga mendapat imbauan agar mengosongkan rumah dan menyelamatkan diri saat tanah amblas ketika hujan turun.
Warga pun memadati jalanan dan jembatan Amurang menghubungkan antara Kelurahan Bitung dan Uwuran Satu, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.
Jembatan dan jalanan yang kerap digunakan untuk berfoto oleh wisatawan itu pun amblas saat warga memadati area.
Setelah kejadian ini, ramai di media sosial mengenai Ramalan Hard Gumay tentang bencana di tahun 2022.
Di podcast milik Denny Sumargo, Hard Gumay daerah-daerah di Indonesia yang diramalkan akan terkena bencana alam.
Menurut Hard Gumay, bencana alam yang paling menyeramkan terjadi di Sulawesi Utara.
"Tahun depan 2022, Aceh, Sulawesi, Banten, Sulawesi Utara, semua ini berhubungan dengan air laut," kata Hard Gumay.
"Yang seram itu, yang aku tangkap di Sulawesi," sambungnya.
Ramalan Hard Gumay soal bencana alam yang terjadi di 2022 dikaitkan dengan bencana di Amurang Sulawesi Utara.
Warganet pun memberikan komentar dan mendoakan warga yang terkena musibah ini.
7 Fakta Abrasi di Amurang Minsel: 15 Rumah dan Jembatan Amblas ke Laut
Berikut ini fakta-fakta abrasi di Amurang, Minsel:
1. Sebanyak 20 Bangunan Amblas
Abrasi yang melanda Amurang mengakibatkan 20 bangunan amblas ke laut.
Terdiri 15 rumah, empat unit resort dan satu café.
Abrasi ini juga mengakibatkan jembatan yang menghubungkan Kelurahan Uwuran Satu dan Kelurahan Bitung ikut amblas.
Kedua kelurahan ini masuk wilayah Kecamatan Amurang, Kabupaten Minsel.
Juga menggerus sebagian Jalan Boulevard Amurang.
Warga yang rumahnya berada di sekitar tempat kejadian berlarian ke jalan.
2. Korban Jiwa Nihil
Tak ada korban jiwa maupun terluka akibat bencana abrasi Amurang.
Pasalnya sebelum rumah mereka amblas ke laut, banyak warga telah keluar rumah dan berlari menjauhi laut.
3. Kronologis
BPBD Minahasa Selatan membeberkan kronologi bencana abrasi yang terjadi di pesisir Pantai Amurang tersebut.
Kejadian antara pukul 13.00 hingga 14.00 wita.
Sebelum kejadian sempat hujan sedang. Tetiba kata warga ada bunyi seperti lempengan patah dan mulai abrasi.
Sebelum rumah mereka amblas, warga setempat masih sempat berlarian ke luar rumah dan menjauhi laut.
4. Pengungsi
Abrasi yang mengakibatkan belasan rumah warga, resto dan kafe di Amurang amblas itu telah menimbulkan pengungsian.
Pemkab Minsel menyediakan tiga posko pengungsi di Kelurahan Uwuran II Amurang.
Kepala Pelaksana BPBD Minsel Thorie R Joseph mengimbau warga yang tinggal di area pantai di Minsel diimbau lebih waspada karena dikhawatirkan terjadi bencana abrasi susulan.
5. Macet 2 KM
Mengetahui terjadi abrasi, warga Amurang raya dan sekitarnya berdatangan ke lokasi bencana, Rabu (15/6/2022) sore.
Mengakibatkan kemacetan lalulintas di jalur trans Sulawesi. Kemacetan sejauh hampir 2 kilometer.
Titik macet mulai dari depan Kantor Kelurahan Bitung hingga jembatan Lewet Amurang.
6. Penyebab
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi sam Ratulangi Manado Ben Arther Molle mengatakan, berdasarkan informasi yang diperolehnya penyebab belasan rumah dan jembatan amblas di Amurang Minsel karena abrasi.
"Lokasi kejadian di pinggir pantai, jadi potensi abrasinya ada," jelasnya, Rabu (15/6/2022) malam.
Menurutnya pihak BMKG telah mengeluarkan peringatan dini di wilayah Minsel. Namun pada siang itu, wilayah Amuranng hanya masuk potensi hujan ringan.
"Jika dilihat dari gelombang di laut juga tidak signifikan. Dari faktor cuacanya bagus," tambahnya.
7. Tanggap Darurat Bencana 14 Hari
Akibat bencana abrasi itu, pemerintah kabupaten setempat menetapkan Minsel sebagai daerah tanggap darurat bencana selama 14 hari ke depan.
Penetapan status tersebut disampaikan Sekda Minsel Glady Kawatu di Amurang, Rabu (15/6/2022) sore.
Terkait penetapan status tanggap darurat bencana ini Sekda minta agar keterlibatan dari semua pihak untuk pengamanan di lokasi bencana. (*)