Jadi tempat yag tadi ruang demonstrasi menjadi kosong, saya masuk ke sana," beber Ade Armando.
"Karena disitulah sebetulnya setelah mahasiswa mundur.
Disitu ada penyusupan karena setelah mahasiswa mundur tapi kemudian di jam terakhir datang kelompok yang bisa kita identifikasi kaum kelompok agama yang radikalis," jelas Ade Armando.
Saat itu, ujar Ade Armando, dirinya tak menyadari bahwa rupanya memang sudah ditarget oleh kelompok penyusup itu.
"Tapi saya tidak membayangkan mereka rupanya mengincar saya.
Saya baru tahu belakangan kalau saya sudah diincar," ujarnya.
Foto : Ade Armando. (WARTA KOTA/Ricky Martin Wijaya)
Karenanya, tanpa sadar Ade Armando justru terbawa ke tengah kerumunan yang jelas bukanlah dari kalangan mahasiswa.
Seingat Ade Armando, saat itu dirinya hanya menanggapi provokasi yang dilontarkan para emak-emak seperti dalam salah satu video yang viral.
"Saya sudah ditarik teman untuk meninggalkan wilayah itu, mungkin barangkali kesalahan saya saya masih di situ.
Tiba-tiba ada yang memukul kepala, kaki, saya terjerembab dan kemudian keroyokan," tutur Ade Armando.
Ade Armando kian kaget setelah video pengeroyokannya viral bahwa orang yang memukulinya berjumlah sangat banyak.
"Saya ga menduga pemukulan dilakukan begitu banyak orang.
Saya pikir hanya 3-4 orang tapi setelah lihat videonya ternyata itu seperti sebuah tindakan yang cukup sistematis untuk menghabisi saya," kata Ade Armando.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com