TRIBUNMANADO.CO.ID - Perayaan hari raya Idulfitri selalu menjadi momen indah warga masyarakat Indonesia saling bersilaturahmi satu dengan yang lainnya.
Tak terkecuali bagi para pejabat negara hingga politisi partai.
Hal inilah yang terjadi ketika Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, bertamu ke rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), Megawati Soekarnoputri.
Prabowo dan Megawati bersilaturahmi di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng Jakarta Pusat.
Prabowo Subianto didampingi putranya, Didit Hediprasetyo dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani.
Sementara, Megawati didampingi putra-putrinya, Prananda Prabowo dan Puan Maharani serta anggota keluarga lain.
Usai pertemuan dua ketua umum partai politik raksasa di Indonesia itu, banyak yang menafsirkan terjadinya koalisi PDI Perjuangan – Partai Gerindra dalam menuju Pemilihan Presiden 2024.
Bahkan sekalipun Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, yang juga ada dalam kesempatan itu membantah adanya pembicaraan politik antar kedua pimpinan partai itu, banyak yang menafsirkan terjadinya koalisi.
Lebih jauh, adanya indikasi Mega membuka peluang memasangkan putrinya, Puan Maharani dengan Prabowo untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024.
Apalagi, Megawati dan Prabowo memiliki pengalaman berkoalisi pada Pilpres 2009.
Dalam koalisi PDI Perjuangan dan Gerindra, Megawati didapok menjadi calon presiden, sedangkan Prabowo menjadi wakilnya.
Pasangan capres dan cawapres itu disebut Mega-Pro.
Meskipun kans keduanya memenangi Pilpres 2009 terbuka lebar, baik Megawati dan Prabowo harus mengakui kekalahan dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono.
Lantas, berbekal pengalaman gagal di masa lampau, apakah ada kans bagi PDI Perjuangan dan Gerindra berkoalisi mengusung Prabowo-Puan untuk memenangi Pilpres 2024?