Berita Internasional

Ditemukan Kondisi Memprihatinkan, Leher Seorang Wanita Dirantai, Ternyata Sengaja Dilakukan Suaminya

Editor: Glendi Manengal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang wanita ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Diketahui perempuan tesebut dirantai disebuah rumah.

Bahkan rantai tersebut bukan terlilit pada kaki tapi dilehernya.

Baca juga: Pasien yang Terkena Omicron Lebih Cepat Sembuh dari Delta, Tapi Tetap Harus Isolasi Selama 10 Hari

Baca juga: Pihak RS Bethesda Bantah Demo di Kantor Sinode GMIM Ada Muatan Jelang Pemilihan BPMS

Baca juga: Akhirnya Terungkap Rahasia Lagu Alamat Palsu, Fakta Pembuatan Video Klip Dibocorkan Ayu Ting Ting

Foto : Ilustrasi. (istimewa)

Ditemukan seorang wanita dalam kondisi kebingungan di dalam sebuah rumah yang sederhana.

Tepatnya ia berada di sebuah gubuk dengan kondisi yang cukup miris. Selain tidak bisa berkata banyak, perempuan malang itu terlihat dirantai.

Bukan pada bagian kaki atau tangan, namun pada bagian lehernya yang sengaja dirantai.

Laporan dari pihak yang berwenang, perempuan tersebut sengaja dirantai oleh suaminya sendiri.

Alasannya si perempuan dalam kondisi mengalami kelainan jiwa. Itu yang membuatnya harus menerima kenyataan ditinggal di ssebuha gubuk dengan leher dirantai.

Korban ditemukan seorang pria yang kemudian memvideokannya. Video tersebutlangsung menggemparkan khalayak China.

Video tersebut diunggah ke jaringan media sosial Douyin dan direkam oleh seorang pria yang mengunjungi perempuan tersebut.

Sang pria tampak terkejut dengan apa yang dirinya saksikan. Setelah membawakan beberapa setel pakaian hangat, pria itu mengajukan beberapa pertanyaan ke sang perempuan. Namun, dia tidak bisa menjawab dengan jelas.

Video yang viral di China ini menimbulkan beragam pernyataan netizen. Beberapa di antara mereka mendesak aparat turun tangan dan membantu perempuan tersebut.

Banyak juga yang mendiskusikan topik penyiksaan perempuan dan hak-hak mereka yang terbatas di daerah pedesaan China.

Ada pula yang mempertanyakan kondisi seperti apa yang dialami perempuan di Xuzhou, Provinsi Jiangsu tersebut sehingga dia bisa melahirkan delapan anak.

Mereka mempertanyakan bagaimana kasus ini bisa luput dari perhatian aparat setempat mengingat China punya aturan keluarga berencana yang ketat.

Dalam video itu, perempuan tersebut terlihat kebingungan dan tidak bisa memahami pertanyaan-pertanyaan vlogger yang berkali-kali menanyakan apakah dia merasa kedinginan. Saat itu dia hanya memakai baju relatif tipis untuk musim dingin.

Sejak diunggah Jumat (28/1/2022), video itu telah memantik diskusi mengenai perdagangan manusia di kawasan pedesaan China yang miskin--walau informasi rinci mengenai kasus ini terbilang minim.

Aparat dikritik tak tanggap

Banyak warganet membandingkan film laris di China pada 2007 berjudul Blind Mountain, mengisahkan seorang perempuan yang diculik dan dijual sebagai budak.

Aparat menyampaikan pernyataan pada Jumat (28/1/2022) yang membantah spekulasi mengenai penculikan. Mereka menyebut perempuan itu bermarga Yang dari Distrik Feng, Huankou.

Perempuan itu, menurut aparat, menikah dengan suaminya yang bernama Dong pada 1998 dan didiagnosa mengidap gangguan kesehatan mental. Keluarganya mengatakan kepada aparat setempat bahwa Ibu Yang kerap murka.

Foto : ilustrasi rantai. (istimewa)

Akan tetapi, respons dari para pejabat semakin menambah amarah warganet yang mengritik aparat karena tidak tanggap terhadap kondisi penahanannya, penggunaan rantai pada lehernya, dan kesejahteraannya.

Hujan kritik itu mendorong para pejabat untuk merilis pernyataan kedua pada Minggu (30/1/2022), berisi informasi lebih lanjut mengenai sejarah keluarga Ibu Yang.

Aparat mengatakan kini sedang menyelidiki suaminya.

"Dong diduga telah melanggar hukum. Aparat keamanan telah meluncurkan penyelidikan," sebut pernyataan itu, sebagaimana dilaporkan media setempat.

Lebih lanjut, pernyataan tersebut menambahkan bahwa Ibu Yang kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit dan anak-anaknya diasuh negara. Para pejabat mengatakan Ibu Yang baru-baru ini didiagnosa mengidap schizophrenia.

Bagaimanapun, amarah publik terhadap kasus ini tak kunjung mereda. Warganet mendesak aparat setempat memikul tanggung jawab.

"Perempuan tersebut adalah manusia, bukan barang. Setelah melahirkan delapan anak selama 20 tahun, dia baru ditemukan sekarang? Semua departemen pemerintah dan lembaga yudisial yang terlibat tidak ada yang tidak bersalah," tulis seorang warganet.

Diskusi daring mengenai kasus ini disensor sejak viral pada 28 Januari. Aparat telah menghapus sejumlah unggahan yang membahas perdagangan manusia dan menyensor sebuah frasa, yaitu "Delapan Anak Xuzhou".

Namun, ada frasa yang dipertahankan, yaitu "Pernyataan Aparat mengenai Perempuan Delapan Anak dari Distrik Xuzhou Feng". Frasa itu dilihat lebih dari 190 juta kali dengan 56.000 komentar pada Senin (31/1/2022). Sebagian besar diskusi bersikap kritis terhadap respons aparat setempat.(*)

(Tribunpekanbaru.com)

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com.

Berita Terkini