TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Faye Hasian Simanjuntak, Putri Pangkostrad Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.
Diketahui, sang ayah baru saja ditunjuk Panglima TNi Andika Perkasa menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Penunjukan Pangkostrad berdasarkan Surat Keputusan Jabatan 328 Perwira Tinggi TNI melalui Keputusan nomor 66/I/2022 tanggal 21 Januari 2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI.
Faye Hasian adalah putri tunggal Mayjen TNI Maruli Simanjuntak dan Paulina Uli Pandjaitan.
Jadi Faye Hasian adalah cucu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Sebab sang ibu, Paulina Uli Pandjaitan adalah putri sulung Luhut Binsar Pandjaitan.
Profil Faye Simanjuntak
Faye Simanjutak Lahir pada 10 April 2002
Mengutip situs resmi Rumah Faye, ia memiliki motto hidup, "Melayani Tuhan dengan menghargai dan menolong sesama."
Berangkat dari motto tersebut, Faye bersama sang ibu mendirikan organisasi nonprofit, Rumah Faye, ketika usianya masih 11 tahun.
Rumah Faye didirikan dengan tujuan memberikan kesadaran pada masyarakat soal perdagangan anak.
Selain itu, organisasi ini juga menyediakan rumah penampungan, yang alamatnya dirahasiakan, bagi anak-anak korban perdagangan dan kekerasan.
Selama berada di rumah penampungan, anak-anak yang diselamatkan akan mendapatkan pendampingan hukum, konseling, hingga pelatihan.
Pada 2019 lalu, Faye pernah muncul dalam acara Generation Change milik MTV Asia.
Dalam acara itu, Faye berbicara mengenai alasan ia mendirikan Rumah Faye.
Saat masih duduk di bangku SD, Faye mendapat tugas sekolah dan ia menemukan kata traffic.
Ia pun mencari arti kata itu sepulang sekolah, dan terkejut ketika menemukan fakta bahwa banyak anak-anak di Indonesia seusianya menjadi korban eksploitasi, juga perdagangan.
"Saat itu aku kelas lima atau enam SD, dan (dapat) pekerjaan sekolah. Aku lihat sebuah daftar dan menemukan kata traffic," ungkapnya dalam wawancara bersama MTV Asia pada Desember 2019.
"Aku pulang dan mencari artinya. Dengan penuh kesadaran, muncul rasa tidak percaya, (perdagangan anak) terjadi di negaraku sendiri."
"Jadi, aku mencoba mengambil tindakan," imbuhnya.
Sebelum mendirikan organisasi itu, Faye kecil sudah memiliki rasa kepedulian yang tinggi.
Di tahun 2010, ia berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp96 juta untuk menolong anak-anak panti asuhan Griya Kasih Victory yang menjadi korban erupsi Gunung Merapi.
Uang itu digunakan untuk membangun rumah baru bagi anak-anak panti tersebut.
Apa yang dilakukan Faye tak lepas dari peran keluarganya.
Ia mengungkapkan keluarganya selalu menekankan memberi dan membalas budi pada sesama.
"Aku tumbuh di keluarga yang menekankan membalas budi," katanya.
Punya Segudang Pengalaman
Meski masih berusia belia, Faye Simanjuntak punya banyak pengalaman di berbagai bidang.
Gadis yang tengah menempuh studi di Georgetown University Walsh School of Foreign Service ini pernah bergabung dengan UNESCO sebagai peneliti muda pada Oktober 2020 hingga Juli 2021.
Berdasarkan informasi di LinkedIn-nya, berikut ini riwayat pengalaman Faye:
1. Pendiri Rumah Faye (Oktober 2013-sekarang);
2. Co-Founder What Is Up, Indonesia? (WIUI) (Agustus 2020-sekarang);
3. Young Leader di Women Deliver (Mei 2020-sekarang);
4. Marketing Intern di East Ventures (Agustus-November 2021);
5. Youth Researcher di UNESCO (Oktober 2020-Juli 2021);
6. Consultant di Hilltop Consultant (Agustus-Desember 2020);
7. Writer: Indo-Asia-Pacifid fi The Caravel (Agustus-Desember 2020);
8. Editorial Assistant di Georgetown Journal of International Affairs (Agustus-Desember 2020).
Prestasinya Tak Tanggung-tanggung
Faye Hasian Simanjuntak cucu tertua Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dinobatkan sebagai orang paling berpengaruh Under 30 versi Forbes Indonesia.
Pada Februari 2020, Faye Simanjuntak masuk majalah Forbes Indonesia dalam kategori 30 Under 30.
Prestasi tersebut diraih Faye atas kontribusinya pada dunia anak lewat organisasi yang ia dirikan, Rumah Faye.
Pencapaian Faye tersebut tentu saja membuat sang kakek, Luhut Binsar Pandjaitan, bangga.
Hal ini pernah diungkapkan Luhut lewat Instagram pribadinya.
"Suatu kebanggaan tersendiri untuk saya sebagai kakek dari seorang perempuan belia bernama Faye, yang mendedikasikan cita-cita hidupnya untuk membuat sebuah 'Rumah' perlindungan bagi anak-anak dari bahaya kejahatan perdagangan manusia dan kekerasan seksual," tulis Luhut di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Sabtu 22 Februari 2020, dikutip Kompas.com.
Tak hanya itu, di tahun 2018, Faye pernah masuk dalam daftar 50 Asians to Watch dari media The Straits Time untuk kategori Sektor Publik dan Sosial.
Namanya bersanding dengan orang-orang hebat Asia lainnya, seperti Menteri Luar Negeri Korea Selatan saat itu, Kang Kyung Wha.
Pada November 2017, Faye diumumkan sebagai satu dari tiga finalis teratas untuk kategori International Children’s Peace Prize dalam Nobel Peace Prize Laureate Desmond Tutu.
Termasuk yang di atas, sejauh ini Faye sudah mendapatkan enam penghargaan, baik nasional dan internasional, atas keaktifannya memerangi perdagangan anak.
Enam penghargaan itu adalah 30 and Under: Young Asians to Watch, Gen. T Leader of Tomorrow, Forbes Indonesia 30 Under 30, 50 Asians to Watch, Forbes Indonesia Most Inspiring Women, dan International Children's Peace Prize.
Sumber: Profil Faye Simanjuntak, Putri Mayjen Maruli Simanjuntak, Finalis Nobel Prize Desmond Tutu