TRIBUNMANADO.CO.ID - Info gempa bumi yang terjadi di wilayah Jawa Timur siang ini, Senin (13/12/2021).
Diketahui gempa bumi tersebut menggucang Jawa Timur dengan kekuatan magnitudo 5.1.
Berikut ini keterangan dari pihak BMKG terkait gempa yang mengguncang wilayah Jawa Timur.
Baca juga: Istri Sule Nathalie Holscher Melahirkan, Oma Hetty Datang Menjenguk, Sudah Akur?
Baca juga: Dulu Cerai Karena Si Pria Selingkuh, Nafa Urbach dan Zack Lee Kini Akur Demi Buah Hati Mereka
Baca juga: 4 Zodiak Ini Diprediksi akan Bertemu Jodoh dan Dilamar Gebetan Tahun 2022, Zodiakmu Termasuk?
Foto : Gempa terkini di wilayah Jawa Timur Senin 13 Desember 2021. (Twitter Daryono BMKG)
Berdasarkan informasi yang dibagikan melalui akun twitter Kepala Badan Mitigasi Mempa Bumi dan Bencana Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan gempa bumi yang mengguncang selatan Jawa Timur akibat deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia.
"Gempa M5,1 di selatan Jawa Timur ini akibat adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Lempemg Eurasia, tepat di Zona Benioff" tulis twitter Daryono BMKG, Senin (13/12/2021).
Terkait hal tersebut gempa bumi tersebut terjadi pada pukul 12.46 WIB.
Pusat gempa bumi berada di laut 179 kilometer tenggara Jember, Jatim.
Sementara itu gempa bumi ini berada pada kedalaman 10 kilometer dengan titik koordiat 9.81 Lintang Selatan ,113.67 Bujur Timur.
Lanjut Daryono gempa bumi ini dirasakan di 12 daerah.
Guncangan gempa bumi ini dirasakan dengan skala MMI di daerah berikut.
Skala III MMI
- Kuta
Skala II-III MMI
- Jember
- Denpasar
- Kuta Utara
- Karangasem
- Pacitan
- Trenggalek
- Lumajang
- Blitar
- Banyuwangi
Skala II MMI
- Bondowoso
Skala I- II MMI
- Malang
"Gempa Mag:5.1, 13-Des-21 12:46:56 WIB, Lok:9.81 LS,113.67 BT (179 km Tenggara JEMBER-JATIM), Kedlmn:10 Km , dirasakan di Kuta III MMI, Jember II-III MMI, Denpasar, Kuta Utara, Karangasem, Pacitan, Trengalek, Lumajang, Blitar, Banyuwangi, Bondowoso II MMI, Malang I- II MMI ::BMKG" tulis tiwtter Daryono BMKG, Senin 13 Desember 2021.
Berikut Penjelasan Soal Skala MMI
Perlu diketahui, MMI adalah singkatan dari Modified Mercalli Intensity. Di laman bmkg.go.id, Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.
Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut
dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.
Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
I MMI: Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.
II MMI: Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI: Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI: Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI: Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI: Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
Foto : ilustrasi info gempa bumi terkini. (Tribun Manado)
VII MMI: Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI: Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI: Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI: Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI: Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI: Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunmanado.co.id)