Cerita Alkitab

Kisah Yosua, Pemimpin Israel yang Penuh dengan Roh Allah, Diutus Tuhan untuk Rebut Tanah Kanaan

Penulis: Rhendi Umar
Editor: Rhendi Umar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kisah Yosua, Pemimpin Israel yang Penuh dengan Roh Allah, Diutus Tuhan untuk Rebut Tanah Kanaan

TRIBUNMANADO.CO.ID - Di dalam Alkitab diceritakan tentang sosok bernama Yosua.

Yosua adalah pemimpin bangsa Israel yang menggantikan Musa dan yang membawa bangsa Israel masuk serta merebut tanah Kanaan, menurut catatan Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.

Sebelumnya ia adalah pembantu Musa dan menjadi salah satu dari 12 pengintai yang dikirim Musa untuk melihat tanah Kanaan (Bilangan 13).

Ia merupakan tokoh utama dalam Kitab Yosua.

Nama sebenarnya adalah Hosea bin Nun dari suku Efraim, tetapi Musa memanggilnya Yehoshu'a (Yosua) (Bilangan 13:16) yang kemudian lebih umum dipakai.

Kakeknya, Elisama bin Amihud (1 Tawarikh 7:26-27) hidup sezaman dengan Musa (Bilangan 1:10) dan berkedudukan sebagai pemimipin bani Efraim (Bilangan 2:18; Bilangan 7:48; Bilangan 10:22).

Yosua dilahirkan di Mesir sebelum bangsa Israel ke luar dari tanah Mesir, dan meninggal di tanah Kanaan setelah mengatur pembagian tanah untuk setiap suku bersama imam Eleazar.

Diduga sebaya dengan Kaleb bin Yefune dari suku Yehuda yang juga salah seorang pengintai.

Flavius Yosefus mencatat bahwa Yosua mati 20 tahun setelah memasuki dan merebut tanah Kanaan, atau di akhir Zaman Perunggu.

Menurut Yosua 24:29, Yosua meninggal pada usia 110 tahun.

Nama Yosua pertama kali disebut di Alkitab dalam Kitab Keluaran pasal 17.

Ketika bangsa Israel masih dalam perjalanan dari Laut Merah ke gunung Sinai, datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.

Musa memilih Yosua sebagai pemimpin dan berkata kepadanya: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku.

" Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.

Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.

Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.

Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.

Sejak perang melawan Amalek, Yosua menjadi orang kepercayaan Musa.

Ketika TUHAN berfirman kepada Musa:

"Naiklah menghadap Aku, ke atas gunung, dan tinggallah di sana, maka Aku akan memberikan kepadamu loh batu, yakni hukum dan perintah, yang telah Kutuliskan untuk diajarkan kepada mereka," Musa membawa Yosua, abdinya, naik ke atas gunung Allah (=gunung Sinai) itu.

Tetapi kepada para tua-tua itu ia berkata:

"Tinggallah di sini menunggu kami, sampai kami kembali lagi kepadamu; bukankah Harun dan Hur ada bersama-sama dengan kamu, siapa yang ada perkaranya datanglah kepada mereka."

Maka Musa mendaki gunung dan awan itu menutupinya.

Kemuliaan TUHAN diam di atas gunung Sinai, dan awan itu menutupinya enam hari lamanya; pada hari ketujuh dipanggil-Nyalah Musa dari tengah-tengah awan itu.

Tampaknya kemuliaan TUHAN sebagai api yang menghanguskan di puncak gunung itu pada pemandangan orang Israel.

Masuklah Musa ke tengah-tengah awan itu dengan mendaki gunung itu. Lalu tinggallah ia di atas gunung itu 40 hari dan 40 malam lamanya.

Selama itu Yosua tidak ikut naik sampai ke puncak dengan Musa, melainkan dengan setia tinggal di bagian bawah gunung itu menantikan Musa, tanpa bisa melihat perkemahan.

Setelah menerima peraturan dari Tuhan, akhirnya Musa turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya.

Ketika itu Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, maka berkatalah ia kepada Musa:

"Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan.

"Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan--bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar.

"Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa.

Karena Musa berdosa terhadap Tuhan dalam peristiwa di mata air Meriba dekat Kadesh di padang gurun Zin, Musa tidak diijinkan masuk ke tanah Kanaan.

Berkatalah Musa kepada TUHAN: "Biarlah TUHAN, Allah dari roh segala makhluk, mengangkat atas umat ini seorang yang mengepalai mereka waktu keluar dan masuk, dan membawa mereka keluar dan masuk, supaya umat TUHAN jangan hendaknya seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala." Lalu TUHAN berfirman kepada Musa:

"Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh, letakkanlah tanganmu atasnya, suruhlah ia berdiri di depan imam Eleazar dan di depan segenap umat, lalu berikanlah kepadanya perintahmu di depan mata mereka itu dan berilah dia sebagian dari kewibawaanmu, supaya segenap umat Israel mendengarkan dia.

Ia harus berdiri di depan imam Eleazar, supaya Eleazar menanyakan keputusan Urim bagi dia di hadapan TUHAN; atas titahnya mereka akan keluar dan atas titahnya mereka akan masuk, ia beserta semua orang Israel, segenap umat itu.

Maka Musa melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya.

Ia memanggil Yosua dan menyuruh dia berdiri di depan imam Eleazar dan di depan segenap umat itu, lalu ia meletakkan tangannya atas Yosua dan memberikan kepadanya perintahnya, seperti yang difirmankan TUHAN dengan perantaraan Musa.

TUHAN berfirman kepada Musa: "Inilah nama orang-orang yang harus membagikan tanah itu kepadamu sebagai milik pusaka: imam Eleazar dan Yosua bin Nun.

Yosua bin Nun, pelayanmu, dialah yang akan masuk ke sana. Berilah kepadanya semangat, sebab dialah yang akan memimpin orang Israel sampai mereka memiliki negeri itu.

Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.

Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.

Musa berumur 120 tahun, ketika ia mati.

Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya.

Sebab itu orang Israel mendengarkan dia dan melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.

Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:

"Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu. Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa."

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Berita Terkini