TRIBUNMANADO.CO.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) Papua tengah punya tujuan merusak citra yang dibangun pemerintah terkait Papua.
Demikian pernyataan anggota Komisi Kepolisian Nasional ( Kompolnas ) Yusuf Warsyim
KKB Papua mau mencoba merusak upaya pemerintah membangun citra bahwa Papua aman, kondusif dan kehidupan berjalan normal.
Salah satunya lewat tindakan penyerangan tenaga kesehatan di Papua.
Seperti diketahui, seorang tenaga kesehatan perempuan di Papua bernama Suster Gabriella Meiliani meninggal akibat serangan dan pembakaran Puskesmas Kiwirok Pegunungan Bintang pada Jumat 17 September 2021.
Serangan tersebut mengakibatkan 10 Nakes lainnya mengalami luka-luka.
Nakes selamat dari serangan KKB Papua di Puskesmas Kiwirok (Istimewa)
"Pendekatan pemerintah kan sampai hari ini mengedepankan kesejahteraan, yang dibangun pemerintah adalah bahwa Papua kondusif, berjalan normal, tetap terjaga keamanannya," terang Yusuf dalam diskusi daring Polemik Trijaya bertajuk 'Peduli Lindungi Nakes di Daerah Konflik', Sabtu (25/9/2021).
"Ini yang coba dirusak oleh KKB. Apa yang dibangun pemerintah Indonesia bahwa Papua itu aman, belum," katanya.
KKB kata Yusuf juga berusaha mengganggu pelaksanaan PON XX Papua yang saat ini tengah berlangsung.
Mengingat, pemerintah terus memastikan agar pelaksanaan PON berjalan kondusif.
Sehingga hal ini juga dianggap jadi tujuan KKB untuk mengganggu citra tersebut.
"Termasuk pelaksanaan PON Papua ini, yang pastikan PON Papua harus kondusif.
Dengan posisi tetep yang dibangun citranya bahwa Papua aman. Nah ini yang terus diganggu KKB," terang Yusuf.
TNI Polri Kuasai Bandara Kiwirok Usai Serangan KKB Papua, 17 Warga Berhasil Dievakuasi
Distrik Kiwirok Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, kini berhasil dikuasai TNI Polri
Sebanyak 17 warga telah dievakuasi usai aksi penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) Papua beberapa waktu lalu.
KKB Papua (Facebook TPNPB)
Situasi keamanan di Distrik Kiwirok mulai dapat dikendalikan oleh aparat gabungan TNI-Polri yang sudah berhasil menguasai bandara setempat usai serangan KKB Papua
"Iya bandara sudah bisa kita kuasai," ujar Direskrimum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (25/9/2021).
Setelah Bandara Kiwirok dikuasai, akses penerbangan sudah mulai bisa dilakukan dengan lancar karena KKB mulai menjauh.
Sejak Jumat (24/9/2021) hingga Sabtu (25/9/2021) pagi ini, setidaknya sudah ada empat penerbangan yang berhasil masuk dan keluar DistrikKiwirok.
"Total sudah empat sorti (penerbangan), sudah 17 warga dievakuasi dan 31 personel berhasil masuk Kiwirok," katanya.
Dengan jumlah tambahan tersebut, total sudah ada 66 personel yang berada di Distrik Kiwirok.
Dari jumlah itu, 56 orang berasal dari Satgas Nemangkawi dan 10 orang dari Polres Pegunungan Bintang.
Situasi keamanan di Distrik Kiwirok diketahui mulai terganggu sejak 13 September 2021.
Saat itu, KKB Ngalum Kupel pimpinan Lamek Taplo, terlibat kontak senjata dengan aparat keamanan.
Ilustrasi TNI bertugas tumpas KKB Papua (TNI AD)
Dari kejadian tersebut, seorang anggota TNI mengalami luka tembak di bagian tangan, sedangkan Elly M Bidana, komandan operasi KKB Ngalum Kupel tewas dan dua anggota KKB lainnya terluka.
Setelah kontak senjata, KKB justru turun ke pusat kota Kiwirok dan membakar sejumlah fasilitas umum, seperti Puskesmas, sekolah, hingga kantor Bank Papua.
Dalam aksi tersebut, seorang Nakes, Gabriella Maleani tewas dan empat Nakes lainnya terluka.
Saat ini, 35 personel Satgas Nemangkawi telah berhasil masuk ke Kiwirok setelah berjalan kaki selama 30 jam dari Distrik Oksibil.
Pada Kamis (23/9/2021), Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri, menyatakan siap mengevakuasi masyarakat sipil yang ingin keluar dari Kiwirok selama situasi keamanan belum kondusif.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "TNI-Polri Kuasai Bandara Kiwirok, 17 Warga Berhasil Dievakuasi" dan tayang di Tribunnews.com dengan judul Kompolnas Sebut KKB Berupaya Rusak Citra yang Dibangun Pemerintah Soal Kondisi Papua