Apa Itu

Apa Itu Badai Topan Nargis? Sangat Mematikan, Kecepatan Topan yang Mencapai 190 Km per Jam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Badai topan nargis merupakan badai tropis kencang yang menerjang Myanmar pada tanggal 2 Mei 2008.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Apa Itu Badai Topan Nargis?

Nargis memang mematikan. Kecepatan topan itu mencapai 190 Km per jam.

Saat mendarat di Myanmar pada 2 Mei 2008, junta militer memperburuk keadaan.

Badai topan nargis merupakan badai tropis kencang yang menerjang Myanmar pada tanggal 2 Mei 2008.

Dua tahun sebelumnya, tepatnya di tahun 2006, daratan Myanmar juga disapu oleh badai Mala.

Akibat badai Nargis, tercatat korban jiwa sebanyak 22.980, 42.119 orang hilang, dan diperkirakan jumlah korban seluruhnya mencapai sekitar 100.000 orang.

Dengan kecepatan angin 217 km/jam, badai topan Nargis mendarat di barat daya Myanmar, dekat Kota Wagon.

Dilansir dari Hurricane Science, kerusakan struktural akibat badai Nargis terjadi di banyak wilayah di Myanmar. Akibatnya, lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal.

Selain itu, badai Nargis juga menyebabkan kerusakan yang signifikan pada tanaman padi di Myanmar.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB memperkirakan bahwa badai Nargis berdampak pada 65 persen sawah di Myanmar.

Apa Itu KNPB? Kelompok Diduga Kuat Aktor Penyerangan Nakes di Distrik Kiwirok, Didukung Oleh KKB

Badai Nargis disebut sebagai badai topan paling mematikan yang melanda Asia sejak tahun 1991, yakni ketika 143.000 orang tewas di Bangladesh akibat topan.

Secara global, badai topan Nargis tercatat sebagai siklon paling mematikan kedua setelah topan Nina di tahun 1975 yang menewaskan lebih dari 100.000 orang di China.

Para peneliti percaya bahwa intensifikasi 24 jam badai Nargis dari badai kategori 1 yang lemah menjadi siklon kategori 4 disebabkan oleh fitur laut hangat yang sudah ada sebelumnya di Teluk Benggala.

Di sini, perairan laut bagia atas yang hangat meluas lebih dalam dari biasanya dan lapisan air hangat yang dalam dan tidak normal ini meningkatkan energi bagi siklon.

Fitur serupa di Teluk Meksiko bertanggung jawab atas intensifikasi kecepatan badai Katrina dan badai Rita pada tahun 2005.

Kisah Topan Nargis, Situasi Diperburuk Rezim Militer Myanmar

Nargis memang mematikan. Kecepatan topan itu mencapai 190 per jam. Saat mendarat di Myanmar pada 2 Mei 2008, junta militer memperburuk keadaan.

Tawaran bantuan logistik dan para relawan mengalir, namun Myanmar mengatakan para donor harus bernegosiasi dulu dengan junta untuk mendapatkan izin. Seleksi ketat diberlakukan.

Pada intinya, Myanmar lebih mengharapkan bantuan logistik. Mereka seperti alergi dengan kehadiran para relawan. Sejumlah relawan yang datang bahkan dideportasi. Negeri itu menutup diri sejak rezim militer berkuasa pada 1962. Kaum oposisi dikirim ke penjara, termasuk Aung San Suu Kyi.

Nargis menerjang dan menyebabkan kerusakan parah di kawasan Yangon, Irrawaddy, Bago, Karen, dan Mon. Ibu kota Naypyidaw, di pedalaman Myanmar, selamat dari hantaman topan tersebut.

Lampu lalu lintas, baliho, dan lampu jalan tumbang ke jalan-jalan. Pohon-pohon dan bangunan roboh. Jaringan air bersih rusak.

”Situasinya buruk. Nyaris semua rumah rusak, dihantam topan. Semua jalan tertutup. Tidak ada air. Tidak ada listrik,” kata seorang pejabat PBB kepada Reuters.

Ada sejumlah versi jumlah korban tewas. Kisarannya 100 ribu sampai 140 ribu orang menemui ajal. Total, sekitar 2,5 juta orang kehilangan rumah.

Topan Nargis juga membuat komedian dan aktivis sosial, U Maung Thura alias Zarganar, harus mendekam di bui. Semula ia divonis 59 tahun, belakangan hukuman dikurangi menjadi 35 tahun.

Ia didakwa atas kesalahan membagikan bantuan tanpa izin dan berbicara ke media asing tentang betapa menyebalkannya berhadapan dengan rezim saat membantu korban Nargis.

Saat diwawancara pada 19 Mei 2008, seperti dikutip New York Times, Zarganar menyatakan, “Mereka saudara-saudara saya sebangsa. Saya ingin menolong. Tapi, pemerintah tak menyukai kerja kami. Mereka tak tertarik membantu. Mereka hanya ingin mengumumkan kepada dunia bahwa semua baik-baik saja."

Korban sesungguhnya tetap saja para rakyat. Mereka yang selamat tinggal di tempat pengungsian dengan situasi memprihatinkan. Sebagian besar tak punya pilihan dan bertahan. Tapi, segelintir korban menempuh risiko lain dengan coba pergi dari Tanah Air mereka.

Pada Juli 2008, terbongkar aksi sindikat perdagangan manusia. Lebih dari 80 perempuan dan anak korban Nargis dibebaskan. Mereka berasal dari delta Irrawaddy, wilayah paling parah akibat terjangan Nargis.

Para korban yang menghadapi masa-masa sulit itu tergiur bujukan para para tersangka yang menyamar sebagai relawan tersebut.

Penyelundupan manusia, terutama ke Thailand, kian marak ketika rakyat di salah satu negara termiskin di dunia itu ingin mencari kehidupan lebih baik. Namun, cukup banyak di antara mereka justru terjebak dalam prostitusi atau pekerjaan tak manusiawi dengan upah menyedihkan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Apa Itu Badai Topan Nargis?

Berita Terkini