Afghanistan

Taliban Berhasil Terbangkan Helikopter Black Hawk Milik Amerika, Ada Orang Digantung

Editor: Aldi Ponge
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Helikopter Black Hawk Amerika

TRIBUNMANADO.CO.ID - Taliban berhasil menerbangkan helikopter Black Hawk milik Amerika Serikat yang ditinggal di Afghanistan.

Diketahui, semua warga dan prajurit Amerika sudah berhasil dievakuasi dari Afghanistan pada Senin 31 Agustus 2021.

Amerika keluar dari Afghanistan setelah berperang di sana selama 20 tahun yakni sejak 2021 silam.

Kini Afghanistan dikuasai oleh Taliban.

Dalam video, Taliban berhasil menerbangkan helikopter Black Hawk tapi ada seseorang digantung di bawahnya.

"Angkatan udara kita," tulis Talib Times, yang mengaku akun resmi Taliban berbahasa Inggris, pada Senin (30/8/2021), seperti yang diwartakan New York Post pada Selasa (31/8/2021).

"Pada saat ini, helikopter angkatan udara Emirat Islam terbang di atas kota Kandahar dan berpatroli di kota itu," kata tweet itu.

Dalam video itu juga terlihat ada seseorang digantung di bawah helikopter saat melayang di langit.

Namun, tidak segera jelas bagaimana dia terikat atau apakah dia masih hidup, dan Talib Times tidak menyebutkannya.

Beberapa wartawan bersikeras bahwa itu menunjukkan seseorang digantung dan kemudian diarak di langit.

"Gambar penting lainnya yang mengambil dunia dalam era teror baru," tweet pembawa acara TV India Sudhir Chaudhary, pemimpin redaksi Zee News dan WION.

“Taliban menggantung seseorang, yang diduga sebagai penerjemah Amerika, dari helikopter Black Hawk AS. Helikopter AS yang tersisa sekarang akan digunakan di #Afganistan seperti ini,” prediksi Chaudhary.

Podcaster konservatif Liz Wheeler mengatakan dia "bisa muntah" jika "seperti...Taliban menggantung seseorang dari Blackhawk Amerika."

"Joe Biden bertanggung jawab," tweet-nya.

Talib Times juga membagikan video lain yang dibanggakan sebagai "penerbangan pertama black hawk", di mana sebelumnya muncul video kelompok militan ini terlihat gagal untuk menerbangkan salah satu helikopter AS yang disita ketika mereka mengambil alih kekuasaan.

 
Gedung Putih mengatakan belum memiliki “gambaran lengkap” tentang barang-barang militer yang telah disita Taliban, tetapi mengakui itu termasuk pesawat, seperti Black Hawk yang diberikan kepada Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan.

Talib Times juga membagikan rekaman barang-barang militer lainnya yang tampaknya disita Taliban dari bandara Kabul setelah pasukan AS akhirnya pergi 1 menit sebelum batas waktu pada Selasa (31/8/2021), mengakhiri perang terpanjang Amerika.

"Taliban telah menyita lebih banyak pesawat, helikopter, senjata, dan peralatan Amerika di Bandara Kabul," kata halaman Twitter Talib Times.

Kepala Komando Pusat Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan kepada Agence France-Presse bahwa AS "demiliterisasi" setidaknya 73 pesawat untuk membuatnya tidak berguna saat mereka meninggalkannya.

“Pesawat-pesawat itu tidak akan pernah terbang lagi...Mereka tidak akan pernah bisa dioperasikan oleh siapa pun,” kata McKenzie.

Taliban Disebut Kelompok Pemberontak Terkaya di Dunia
 
Menurut laporan BBC, Taliban dianggap menjadi satu di antara kelompok militan terkaya di dunia. 

Taliban diketahui mulai memerintah Afghanistan pada 1996 hingga akhir 2001 karena tumbang setelah AS dan sekutu menginvasi.

Selama dua dekade konflik dengan AS, puluhan ribu pejuang kelompok ini tewas.

Namun kontrol teritorial dan kekuatan militernya terus meningkat dalam beberapa tahun ke belakang.

Menurut laporan AS, pada pertengahan 2021 lalu Taliban memiliki sekitar 70 ribu hingga 100 ribu pejuang, naik 30 ribu dari 10 tahun lalu.

Pendapatan tahunan Taliban mulai 2011 dan seterusnya diperkirakan sekitar $400 juta, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Tetapi pada akhir 2018 ini mungkin telah meningkat secara signifikan, hingga $1,5 miliar per tahun, menurut penyelidikan BBC.

Berikut sederet sumber kekayaan Taliban:

1. Donasi Luar Negeri

Pemerintah AS dan Afghanistan menduga sejumlah negara seperti Pakistan, Iran, dan Rusia memberikan bantuan keuangan kepada Taliban, meski tuduhan ini telah dibantah.

Kendati demikian, warga dari Pakistan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar dianggap sebagai kontributor individu terbesar.

Meskipun tidak mungkin diukur secara tepat, sumber-sumber pendanaan ini dianggap memberi kekuatan keuangan yang signifikan kepada Taliban.

Menurut para ahli, sumbangan ini bisa mencapai $500 juta per tahun.

Sementara itu, laporan rahasia intelijen AS memperkirakan bahwa pada 2008 Taliban menerima $106 juta dari sumber asing, khususnya dari negara-negara Teluk.

2. Narkoba

Afghanistan adalah produsen opium terbesar di dunia yang dapat disuling menjadi heroin.

Dengan perkiraan nilai ekspor tahunan sebesar $1,5-$3 miliar, opium adalah bisnis besar, mampu memasok kebutuhan heroin di seluruh dunia.

Pajak budidaya sebesar 10% dikumpulkan dari petani opium, menurut pejabat pemerintah Afghanistan.

Pajak juga dilaporkan dikumpulkan dari laboratorium yang mengubah opium menjadi heroin serta para pedagang yang menyelundupkan obat-obatan terlarang.

Perkiraan pendapatan tahunan Taliban dari obat-obatan terlarang berkisar antara $100 juta-$400 juta.

Komandan AS Jenderal John Nicholson dalam laporannya pada 2018 menyebut, perdagangan narkoba menyumbang 60% pendapatan tahunan Taliban.

Kendati demikian, Taliban kerap menyangkal keterlibatan dalam industri obat-obatan dan mengaku telah melarang penanaman opium selama periode kekuasaan pada tahun 2000.

3. Perluasan Area Kekuasaan

Dalam sebuah surat terbuka pada 2018, Taliban memperingatkan para pedagang Afghanistan untuk membayar pajak atas berbagai barang, termasuk bahan bakar dan bangunan, ketika bepergian melalui daerah-daerah yang mereka kuasai.

Setelah menggulingkan pemerintah Afghanistan, Taliban kini mengendalikan semua rute perdagangan utama di negara itu, serta penyeberangan perbatasan.

Sumber pendapatan Taliban akan meningkat dari sisi impor dan ekspor.

Selama dua dekade terakhir, sejumlah besar uang bantuan dari negara Barat juga secara tidak sengaja berakhir di kantong Taliban.

Taliban dilaporkan mengenakan pajak pada proyek pembangunan dan infrastruktur seperti jalan, sekolah, dan klinik yang sebagian besar didanai oleh Barat.

Taliban juga diperkirakan menghasilkan puluhan juta dolar setiap tahun dari pajak pengemudi truk yang memasukkan pasukan internasional.

Kepala Perusahaan Listrik Afghanistan mengatakan kepada BBC pada 2018, bahwa Taliban menghasilkan lebih dari $2 juta per tahun dengan menagih pajak listrik di berbagai bagian negara.

Selain itu, setiap kali Taliban merebut sebuah pos militer atau pusat kota, mereka akan menggasak stok dan menyita sejumlah senjata, mobil, dan kendaraan lapis baja.

4. Tambang dan Mineral

Selain kaya akan opium, Afghanistan juga memiliki kekayaan mineral dan batu mulia.

Industri pertambangan di Afghanistan bernilai sekitar $ 1 miliar per tahun, menurut pejabat pemerintah Afghanistan.

Sebagian besar ekstraksi dalam skala kecil dan sebagian besar dilakukan secara ilegal.

Taliban menguasai lokasi penambangan dan memeras uang dari operasi penambangan legal dan ilegal.

Dalam laporan tahun 2014, Analytical Support and Sanctions Monitoring Team PBB mengatakan Taliban menerima lebih dari $10 juta per tahun dari 25 hingga 30 operasi penambangan ilegal di provinsi Helmand selatan.

TAUTAN AWAL: Video Mengejutkan Seseorang Digantung di Bawah Helikopter Black Hawk yang Dioperasikan Taliban

Berita terkait Afghanistan

Berita Terkini