TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga melakukan kunjungan ke Tribun Manado, Rabu (25/8/2021).
Dalam kunjungannya, menteri asal Sulawesi Utara ini menyempatkan berbagi cerita terkait program pemerintah dan juga tujuannya ke Sulawesi Utara.
Simak wawancara khusus Tribun Manado (TM) bersama Jerry Sambuaga berikut ini:
(TM) Bisa sharing kesan pertama Bapak saat berkunjung ke Sulawesi Utara?
Perkembangan di Sulawesi Utara bagus ya khususnya di Likupang.
Kenapa saya katakan Likupang karena tadi program-program yang kami lakukan terkait dengan BBI dilaksanakan di Likupang.
Likupang itu kan merupakan salah satu kawasan destinasi super prioritas yang ditetapkan Presiden Jokowi.
Menyikapi hal itu kami melihat harus ada follow up yang konkrit terkait pengembangan dari sisi perdagangan, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
Dan tentunya bisa meningkatkan aktivitas masyarakat yang ujungnya akan bisa menggerakkan ekonomi.
Kebetulan bulan Agustus ada acara Bangga Buatan Indonesia (BBI, -red) yang dicanangkan oleh Kemenko Marves, dan setiap bulan ada host-nya.
Bulan ini Kementerian Perdagangan menjadi host-nya menggandeng pemerintah daerah.
Kami memberikan support dengan membangun Pusat Kuliner dan Cenderamata yang dibangun di area yang cukup luas yang nanti ke depannya akan semakin mempromosikan produk-produk lokal.
Karena memang ke depannya dalam rangka mengaplikasikan Bangga Buatan Indonesia ini harus dimulai dari bagaimana kita men-support produk-produk daerah.
Produk-produk daerah ini harus mendapatkan tempat.
Saya senang tadi acaranya singkat, padat, yang jelas menerapkan protokol kesehatan dan pesannya juga sampai ke publik.
(TM) Apa misi besar Pak Jerry khususnya untuk Sulawesi Utara?
Salah satu tugas kami memastikan menggerakkan perdagangan dengan masif.
Per bulan Juli 2021 neraca perdagangan Indonesia mencapai surplus di angka 14,42 miliar US$ dan Puji Tuhan ini menjadi rekor sejak 10 tahun terakhir, 2011. Datanya bisa dicek di BPS.
Artinya nilai ekspor lebih besar dari nilai impor sesuai dengan arahan Presiden Jokowi agar mencapai neraca perdagangan yang surplus.
Sedangkan di tahun 2020 nilai akumulasi Januari-Desember adalah 20,86 miliar US$, kemungkinan masih lebih besar tahun ini karena ini baru bulan Agustus sedangkan data bulan Juli sudah 14,42 miliar US$.
Kalau kita ikuti tren kemungkinan besar akan melampaui pencapaian tahun 2020.
Artinya ini sebuah pencapaian yang kita syukuri bersama, yang kita ingin pertahankan dan ingin tingkatkan surplusnya ke depan.
Supaya neraca perdagangan semakin tinggi surplusnya dan ini untuk menunjukkan bahwa ekspor kita bisa berjaya di mancanegara.
Daerah juga berkontribusi terhadap peningkatan ini termasuk dari Sulawesi Utara.
Karena tadi banyak data yang kami terima dari Pak Kadis Provinsi menyatakan salah satu kontribusi yang besar adalah daerah termasuk Sulawesi Utara ke Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa bangsa kita untuk menjadi perubahan besar sebagai bangsa yang bisa mengekspor dan mentransformasi produk-produknya dari bahan metah menjadi barang yang sifatnya industri.
Dan ini semakin memperkuat nilai tambah terhadap produk kita agar semakin berjaya di tingkat mancanegara.
Per hari ini ada 23 perjanjian dagang yang sudah masuk ke tahap signing, ratifikasi, dan implementasi.
Banyak sekali benefitnya, contohnya Indonesia dengan Australia memiliki perjanjian dagang Indonesia-Australia CEPA.
Pertama terkait tarif masuk produk ke Australia, hampir sekitar tujuh ribu produk Indonesia masuk ke Australia tarifnya Rp 0, artinya bisa semakin mendorong eksportir kita untuk ekspor ke Australia.
Ke negara Hongkong juga hampir lima ribu produk, ke negara EFTA hampir delapan ribu produk, serta RCEP ASEAN yang terbesar kedua setelah WTO.
Artinya semua negara melihat potensi yang luar biasa.
10 negara ASEAN bersama lima negara non-ASEAN yaitu Selandia Baru, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok ikut menandatangani RCEP pada 15 November 2020, sebagai salah satu negara yang ingin berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi dan investasi di Asia Tenggara.
Hal ini bisa menjadi salah satu negara yang leading karena Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN dari segi size, volume, lalu processing power-nya, GDP-nya juga potensial, pasarnya, dan seterusnya.
Jadi ini merupakan sebuah instrumen yang luar biasa bagi Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN untuk mengkapitalisasi dan menyetir RCEP plus lima negara non-ASEAN untuk semakin mendorong ekspor.
Sekarang juga sedang ada 12 ongoing negotiation yang sedang kita rampungkan dengan Uni Eropa, Pakistan, Turki, Tunisia, dan seterusnya.
Hal ini merupakan hal yang luar biasa karena salah satu tupoksi kami yaitu mempercepat, mengakselerasi, dan mengeksekusi perjanjian dagang yang belum diselesaikan.
Ada lagi 21 perjanjian yang masuk ke dalam tahap eksplorasi.
Semangat kita semakin menggelora ketika membicarakan soal eksplor bagaimana produk kita ini bisa dikatakan sebagai produk yang potensial untuk semakin memperkenalkan Indonesia sebagai negara yang kaya akan ekspor.
Selain itu saya juga ingin membicarakan produk-produk digital kita sebagai salah satu yang potensial.
Game online ini potensial karena bisa memberikan sumbangsih yang luar biasa untuk perkembangan ekspor ke depan.
Contohnya kita download game lalu mainkan, kita senang sama game-nya maka kita bisa semakin addicted kepada game tersebut.
Lalu kita bisa mencoba fitur-fitur baru dalam game tersebut dengan bayar, berbayar tapi tidak mahal misalnya satu kali fitur harganya Rp 10 ribu atau 1 US$.
Tapi bayangkan kalau yang main satu juta orang, 10 juta orang, atau 50 juta orang.
Itu baru satu fitur, biasanya satu game ada 20 fitur, dikali saja berapa.
Mengapa saya katakan potensial? Karena berkaca dari Korea Selatan yang memiliki game online sebagai salah satu produk ekspor unggulan yang nilainya 6,6 juta US$ per 2020 dan itu lebih besar daripada K-pop-nya.
Kita juga punya game online 100 persen buatan Indonesia. Kebetulan saya berkesempatan datang ke salah satu daerah di Jawa Barat yang memproduksi game online lokal.
Punya follower, sering membuat turnamen dan mulai memamerkan game online itu. Memang nilainya belum sebesar Korea Selatan tetapi kita bisa curi start.
Kalau kita sudah melihat ini, 10-50 tahun ke depan mungkin akan bisa menjadi produk alternatif di samping migas dan non-migas yang selama ini menjadi terobosan.
Saya yakin ini tidak hanya di Jawa tetapi juga Sulawesi, ada komunitas game online yang bisa kita ajak sama-sama untuk memastikan mereka ikut mendorong industri game online Saya kemarin juga sudah bertemu dengan Sekjen KONI, nanti kan mau ada PON di Papua.
Saya usul game online ini digerakkan dan dieksibisikan di PON kalau perlu diturnamenkan supaya masyarakat Indonesia melihat game online sebagai salah satu yang potensial.
Masih banyak lagi salah satunya krypto yang perkembangannya luar biasa karena nilainya per bulan Juli nilai transaksinya Rp 400 triliun lebih.
Average hariannya bisa Rp 2 triliun lebih. Oleh karena itu kami melihat potensi ke depannya akan masif.
Dalam rangka menjalankan amanah UUD 1945 kami berencana akan membentuk bursa untuk perdagangan krypto sebagai aset komoditas, bukan sebagai alat bayar.
Mudah-mudahan pembangunan bursa bisa diselesaikan dalam tahun ini dan kalau berhasil maka akan menjadi bursa pertama di dunia yang berhasil diregulasi oleh pemerintah karena kalau negara lain kebanyakan swasta.
Tujuannya untuk memberikan proteksi kepada konsumen karena konsumen yang trading krypto harus diberikan kepastian, kejelasan, keamanan, dan kenyamanan dari sisi proteksi maupun hukum.
Kedua membuat ekosistem yang sehat untuk pedagang dan konsumen, lalu ke depannya berhubungan lagi dengan ekspor.
Kami akan mendorong bagi para pelaku untuk membentuk token sendiri yang dibuat oleh anak bangsa dan bisa di-trading-kan di luar negeri.
Per hari ini kita punya 229 token krypto yang diakui oleh Kemendag.
Di dunia internasional ada sekitar delapan ribu token, ke depannya bukan tidak mungkin untuk kita membuat sendiri.
Lalu soal digitalisasi pasar kami sempat datang ke beberapa pasar di Kota Manado untuk memastikan cashless payment jadi tidak usah bayar pakai cash tinggal scan menggunakan gadget ke barcode QRIS yang dibuat oleh Bank Indonesia.
Yang jelas transaksi menjadi cepat, efisien, mudah, dan mendisiplinkan protokol kesehatan, mengurangi kontak fisik.
Jadi kita tidak perlu pegang cash untuk bayar apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti ini.
Saya kemarin juga sempat rapat dengan e-commerce, saya berikan ide misalnya berikan promo atau diskon bagi masyarakat yang sudah vaksin menggunakan sertifikat vaksin.
Masukkan nomor sertifikat vaksinnya agar dapat diskon. Ini kan insentif bagi masyarakat yang sudah vaksin.
Kan ada juga masyarakat yang takut-takut masu vaksin, nah hal tersebut agar masyarakat lebih semangat mengikuti vaksinasi.
Jadi e-commerce juga turut membantu mendorong terciptanya herd immunity melalui vaksin yang diberi insentif melalui program diskon atau cashback. Hal yang sama juga berlaku bagi e-wallet.
Ini adalah ide-ide di tengah masa pandemi Covid-19 harus disiplin protokol kesehatan, mengurangi hal-hal yang sifatnya kerumunan, offline.
Kita replace menjadi sesuatu yang sifatnya online, virtual, mengurangi kontak fisik.
Dan mencari terobosan baru untuk menyeimbangkan protokol kesehatan dan aktivitas perdagangan yang mudah-mudahan juga bisa menggerakkan perekonomian masyarakat
(TM) Besok kan ada Gernas BBI, apa tujuan dari Kemendag?
Kta harus tunjukkan bahwa kita bangga dengan ciptaan Indonesia, jangan hanya sekadar slogan.
Setiap kali forum saya selalu berbicara ini, cintailah produk kita dengan kita tunjukkan.
Jadi kita beli, pakai, dan konsumsi produk buatan Indonesia.
Misalnya saja saya sekarang sedang memakai baju motif Pinabetengan khas Sulawesi Utara dan kita tunjukkan dengan bangga sebagai bagian dari Sulawesi Utara kepada publik yang juga berpotensi untuk diekspor.
Saya juga memakai jam tangan buatan Indonesia, kayunya 100 persen dari Pulau Siau.
Jadi Bangga Buatan Indonesia itu adalah gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah.
Dan besok bersama Pak Luhut secara virtual akan membuka acara tersebut dan tentunya akan menjadi salah satu momen untuk memasifkan Gernas BBI.
Dan diturunkan dalam bentuk program salah satunya pembangunan Pusat Jajanan Kuliner dan Cenderamata di Likupang yang diharapkan bisa mendorong produk masyarakat lokal khususnya Minut.
(TM) Coba Pak Wamen berikan tips dan trik kepada Tribunners agar bisa menjadi pelaku UMKM yang menjual produknya ke luar negeri.
Di Kemendag kami memiliki program balai pelatihan ekspor yang tugasnya memberikan asistensi, pendampingan, advokasi sampai ke planning kepada para pelaku UMKM yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia untuk memastikan produknya dibantu.
Misalnya beberapa bulan lalu saya sempat datang ke Minahasa Utara juga ke sentra produksi snack makanan kering dari Minut.
Mereka kesulitan kemasan karena bahannya belum tentu ada dan harus tersertifikasi karena jika ingin ekspor ke negara lain mereka akan melihat dari tingkat higienitasnya sampai ke bahannya. Kami bisa membantu itu.
Selain itu kami juga bisa membantu memberikan target ekspor.
Misalnya negara A belum tentu mau membeli produk A, bisa saja ingin membeli produk B. Maka identifikasi pasar itu penting.
Siapa yang melakukannya? Kami punya ITPC (Indonesia Trade Promotion Center, -red) dan Atase Perdagangan yang tersebar di 44 negara, nah mereka yang melakukan identifikasi produk yang diinginkan oleh negara-negara tempat mereka bertugas.
Saya pikir ini semua menjadi prioritas Kemendag untuk mensinergikan ITPC, Atdag dan Balai Pelatihan Ekspor memastikan produknya diidentifikasi dengan baik, dikemas dengan baik, dan ujung-ujungnya diekspor.
Dan kami juga memiliki FTA Center yang tersebar di lima kota yaitu Jakarta, Semarang, Bandung, dan Makassar dan mereka memberikan pendampingan serta memberikan manfaat hasil perjanjian dagang yang tadi sudah saya bicarakan untuk menentukan sasaran yang pas.
Karena demand itu tidak selalu sama. Kami juga bekerjasama lintas K/L seperti dengan Kemenkop & UKM dan Kemenparekraf, kami pastikan semua memberi sesuai porsinya.
Misalnya Kemenkop & UKM memastikan pemberian KUR dan kerjasama dengan perbankan dan Hibara (Himpunan Bank Negara, -red).
Hal-hal seperti itu menjadi program yang sangat memberikan kepastian untuk para pelaku UMKM untuk bisa ekspor ke luar.
Lalu kami juga ada SRG, Sistem Resi Gudang yaitu dibangun oleh Kemendag gudang-gudang di daerah.
Hal ini membantu petani karena petani merupakan bagian dari pengusaha kita yang banyak berkontribusi bagi sektor UMKM.
Jadi misalnya di daerah-daerah termasuk para petani dan nelayan itu mereka kesulitan menjual karena saat panen, harga turun.
Pada saat turun, mereka jual rugi padahal mereka butuh uang cepat.
Kenapa mereka butuh uang cepat? Karena mereka tidak memiliki tempat untuk menyimpan.
Di sinilah kami membangun sebuah gudang untuk para petani bisa menyimpan barang mereka di situ 3-6 bulan.
Nanti begitu harga naik mereka bisa jual.
Selain itu mereka juga bisa deposit menggunakan resi.
Nanti resi itu bisa diserahkan ke bank dan bank bisa mencairkannya dalam bentuk uang ketika barangnya disimpan di gudang.
Hal tersebut bisa membantu stabilitas harga komoditas dan ketersediaan sehingga rantai distribusi logistik kita semakin bagus.
Kami juga sudah ada MoU dengan APRINDO jadi kita pikirkan hulu ke hilir.
Gudangnya ada untuk menyimpan dan jualannya kami pikirkan, jadi para petani kami beri opsi untuk menjual ke ritel-ritel Indonesia sehingga mereka tidak perlu khawatir.
Dengan perbankan kami juga kerjasama.
Kami ingin memastikan negara berpihak kepada masyarakat khususnya kepada para pelaku UMKM karena UMKM merupakan pilar yang bisa memberikan signifikansi terhadap ekonomi.
Mereka lah yang menjadi pilar dan bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat, lebih dari 60-70 persen.(*)
• Duta Pariwisata Cicilia Warbung Berikan Dukungan Pengembangan KEK Likupang Minut
• Muhammad Kece Lambaikan Tangan: Semoga Bangsa Indonesia pada Nyadar
• CHORD Gitar dan Lirik Lagu Diam Tanpa Kata - DMasiv, Ku Ingin Kau Bicara