TRIBUNMANADO.CO.ID - Apa Itu Moksa?
Gajah Mada merupakan seorang tokoh yang dikenal luas dalam sejarah Indonesia.
Gajah Mada adalah seorang patih atau panglima Kerajaan Majapahit yang terkenal akan kehebatannya dalam mengantar Majapahit ke puncak kekuasaan juga Sumpah Palapa yang dibuatnya.
Kematian Gajah Mada menjadi misteri hingga saat ini karena tidak ada monument maupun candi yang dibangun sebagai makamnya.
Ada sumber yang mengatakan bahwa Gajah Mada meninggal karena sakit, namun ada juga yang mengatakan bahwa Gajah Mada tidak mati dan melakukan moksa.
Namun apakah sebenarnya moksa atau muksa itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), moksa dalah tingkatan hidup lepas dari ikatan keduniawian dan bebas dari penjelamaan kembali.
Istilah moksa sering dijumpai dalam agama Hindu dan Buddha.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), moksa adalah tingkatan hidup lepas dari ikatan keduniawian.
Sementara dikutip dari Britannica, moksa juga disebut pembebasan dari siklus kematian dan kelahiran kembali (samsara).
Moksa berasal dari bahasa Sansekerta 'muc' yang berarti membebaskan.
Istilah moksa secara harfiah berarti kebebasan dari samsara.
Konsep pembebasan atau pelepasan ini dianut oleh spektrum tradisi agama yang luas, termasuk Hindu, Buddha, dan Jainisme.
Dikutip dati iskcondwarka.org, umat Hindu percaya pada doktrin karma.
Menurut doktrin ini, ada empat tujuan hidup, yaitu dharma (kewajiban), Artha (kekayaan), kama (keinginan), dan moksa (keselamatan).
Masing-masing sama pentingnya.
Tetapi moksa adalah cita-cita tertinggi dari kehidupan manusia (purushartha).
Jika seseorang mencapai moksa, ia dibebaskan dari siklus kelahiran dan kelahiran kembali yang abadi.
Apa Itu Moksa?
Di dalam kitab Weda, moksa berarti keselamatan.
Konsep moksa muncul dari konsep purushartha.
Purush di sini mengacu pada manusia purba, yang merupakan sumber alam semesta.
Para ahli percaya bahwa purush ini tidak spesifik gender dan dapat mencakup pria dan wanita.
Artha berarti maksud atau tujuan hidup.
Oleh karena itu purushartha mengacu pada tujuan hidup.
Kita semua harus merancang hidup kita sedemikian rupa sehingga kita memenuhi purushartha kita.
Semakin baik kita memenuhi tujuan hidup kita, semakin tinggi peluang untuk mencapai moksa.
Mencapai moksa atau keselamatan adalah hal penting untuk membebaskan jiwa dari siklus abadi kelahiran dan kelahiran kembali.
Karena jiwa kita abadi dan tidak pernah mati, ia hanya berpindah ke tubuh lain.
Dua Tahap Moksa
Aliran filsafat Vedantik membagi moksa menjadi dua tahap yakni Jivanmukti (pembebasan dalam kehidupan ini) dan videhamukti (pembebasan setelah kematian).
Dalam filsafat Advaita Vedanta, seorang jivanmukta telah mencapai kesadaran mendalam tentang dirinya dan alam semesta.
Oleh karena itu, seorang jivanmukta juga disebut Atma Jnani (orang yang memiliki pengetahuan tentang dirinya sendiri) dan Brahma Jnani (orang yang telah mencapai kesadaran alam semesta).
Di akhir hidup mereka, jivanmuktas mencapai paramukti (pembebasan akhir).
Ketika seorang Jivanmukta mengajarkan tentang pengetahuan diri dan alam semesta kepada orang lain, maka dia disebut Avadhuta.
Beberapa Avadhuta mencapai gelar Paramhamsa (tercerahkan).
Di sisi lain, Jivanmukti ini berbeda dengan konsep Videhamukti (secara harfiah berarti pembebasan dari tubuh atau pembebasan setelah kematian).
Ini berarti bahwa jiwa telah dibebaskan dari samsara atau siklus kelahiran dan kelahiran kembali dan mencapai moksa atau pembebasan.
Perbedaan Moksa dengan Nirwana
Moksa sebagai filosofi adalah umum untuk Hinduisme.
Sementara, Nirwana adalah istilah untuk Buddhisme.
Keduanya berarti keselamatan atau pembebasan untuk mencapai keadaan pencerahan.
Namun, ada perbedaan halus antara keduanya.
Nirvana atau pencerahan juga disebut Nibbana dalam bahasa Pali, bahasa teks Buddhis.
Nirwana adalah tujuan akhir kehidupan manusia dalam agama Buddha.
Itu berasal dari filosofi inti agama Buddha, yang didasarkan pada empat kebenaran.
Ada dukkha atau kesengsaraan di dunia ini.
Kesengsaraan ini memiliki penyebab.
Tetapi bisa ada pembebasan dari dukka-dukka ini.
Mengikuti jalan kebenaran mengarah pada penghentian dukka dan membantu mencapai pembebasan atau Nirvana.
Unsur delapan jalan mulia Buddhisme meliputi pandangan benar, niat benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, konsentrasi benar, dan perhatian benar.
Oleh karena itu, dalam agama Buddha, Nirwana lebih berkaitan dengan pencapaian pencerahan atau jenis pengetahuan yang benar daripada sekadar pembebasan jiwa.
Namun, pembebasan jiwa sepenuhnya tergantung pada orang-orang yang beriman.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Apa Itu Moksa? Ini Perbedaannya dengan Nirwana